Malam ini keluarga Uzumaki mengantarkan pasangan pengantin baru itu kerumah mereka.
"Sekarang kalian tidur di rumah dulu, karena ini pernikahan mendadak, kami belum sempat menyiapkan tempat tinggal untuk kalian" sahut Naruto
"Kalian berdua tidur di kamar Boruto ya" lanjut Hinata menyuruh putra dan menantunya untuk segera menuju kamar.
Sesampainya di dalam kamar, Boruto langsung merebahkan tubuhnya diatas ranjang, meninggalkan koper koper yang tertata di ambang pintu masuk. Sarada lah yang memasukkan koper koper tersebut.
"Gue mau mandi dulu!" Bergegas Boruto bangkit dan menuju kamar mandi lalu mengunci pintunya.
Sedang Sarada mengeluarkan handphone nya dan melihat pesan pesan yang belum sempat dibaca.
Fokusnya tertuju pada pesan dari orang tuanya, Sakura memberitahu kepada Sarada untuk tidak membuat masalah di keluarga Uzumaki, "emangnya gue keliatan kaya orang yang suka buat masalah?" Dengus Sarada.
Lalu ia membuka membuka pesan dari Sasuke, berbeda dengan Sakura, Sasuke mengirim pesan untuk memperingatinya Jika Boruto melakukan sesuatu kepadamu, bilang sama papa dan mintalah gugatan cerai! Kali ini Sarada terkekeh karena pesan dari papanya.
Kreekk...
Pintu kamar mandi terbuka, memunculkan seorang pria berambut kuning hanya dengan menggunakan celana selutut tanpa atasan.
"Bajunya mana?!" Sentak Sarada kemudian menutup matanya dengan kedua tangannya.
"Elah, kaga usah di tutup begitu kali, kaya gapernah liat aja" ejek Boruto lalu berjalan mendekati Sarada.
"Gausah sok imut gitu, ga keliatan lucu" gumam Boruto kemudian menarik tangan Sarada yang menutupi wajahnya.
"Ya masa gue harus liat badan lu?!" Sentak Sarada memandangi wajah Boruto dengan tatapan kesal.
"Suka kan lu sebenarnya?"
"GILA!" Sarada mendorong pria di hadapannya kemudian bergegas menuju kamar mandi. Boruto terkekeh, ia merasa sukses telah mengerjai gadis Uchiha tersebut.
Setelah cukup lama berada di dalam kamar mandi, Sarada memutuskan keluar. Ia tidak berani keluar sebelumnya karena ia lupa membawa baju ganti, hanya ada handuk yang menutupi bagian dada hingga paha.
Setelah merasa yakin bahwa Boruto sudah tidur, ia berani keluar. Agar pemuda tersebut tidak melihatnya.
Kondisi kamar terlihat gelap dengan lampu yang mati, ia semakin yakin bahwa Boruto telah tertidur. Sarada berjalan mendekati koper berisi baju baju salinnya. Namun betapa terkejutnya ia, melihat seseorang yang tengah duduk di Sofa Jendela yang sedang memainkan game melihat kearahnya.
Itu Boruto!
"AAAAAAAAAA!!" kini Sarada berteriak sangat kencang dari pada sebelumnya. Boruto memergik kemudian segera menutup mulut Sarada dengan tangannya.
Tok.. Tok.. Tok..
"Sarada? Kalian gapapa?" Terdengar suara Hinata dari balik pintu kamar Boruto.
"Gapapa mah, ini Sarada kaget karena kecoak" jawab Boruto. Yang di khawatirkan nya pun terjadi, kini Hinata datang terpancing oleh suara teriakan itu.
"Kecoak? Di kamar kamu ada kecoak?"
"T-tadi masuk lewat jendela!"
"Tutup jendelanya, udah malam"
"Iya ma!"
Setelah memastikan suara langkah kaki Hinata sudah menjauh, Boruto melepas tangannya yang menutup mulut Sarada. Ia merasa lega, namun tidak dengan Sarada. Jantungnya berdebar sangat cepat, apa yang dilakukan Boruto barusan berhasil membuatnya menjadi terlihat sangat bodoh, dia hanya diam membatu.
"Sa-sar!" menyadari gadis di hadapannya tidak merespon sedikit pun, ia memegang pundak Sarada yang tidak tertutupi apapun.
"Lu gapapa?" Sentak Boruto membuat Sarada tersadar kembali.
Untuk sesaat mereka kembali beradu pandang. Menyusuri telaga biru seperti air terjun yang menenangkan, ia pandang lekat manik biru milik Boruto.
Melihat air yang menetes dari rambut hingga rahang Sarada, membuat Boruto meneguk salivanya. Perlahan, ia mendekatkan wajahnya ke wajah Sarada. Ini naluri, tak ia paksa sama sekali.
Semakin dekat Boruto mengikis jarak dengan Sarada, menggapai wanita yang ada dihadapannya saat ini. Ketika bibir mereka hampir bersentuhan, Boruto tersadar kemudian mendorong jauh tubuhnya dari tubuh Sarada.
"Ma-maaf.. gu-gue ga maksud-"
CUP!
-
-
Next..
KAMU SEDANG MEMBACA
SARADDHA
Teen FictionSarada menepuk-nepuk pelan pipi Boruto, memastikan apakah pemuda ini baik baik saja. "Gue takut ni orang kenapa kenapa, apa gue periksa detak Jantungnya?" Sarada menempelkan telinganya pada dada Boruto, ia merasa lega karena masih terdengar detakan...