Prolog

9 2 0
                                    

Namaku Florentia Adelaide, Keluargaku sering memanggilku Floren sementara teman-temanku sering memanggilku Tia. Kata teman-temanku, nama Floren terlalu bule untukku yang memiliki wajah pribumi.

Aku sih tidak masalah, karena yang mereka katakan adalah kenyataan. Wajahku seperti orang Indonesia umumnya namun lebih merujuk ke wajah orang-orang bersuku Sunda karena ibuku adalah orang Sunda asli- kecuali mataku yang berwarna biru laut, satu-satunya bukti jikalau dalam darahku tercampur darah orang eropa. Singkatnya sih aku blasteran Jerman, keturunan dari ayahku.

Selain aku yang blasteran Jerman, tidak ada yang spesial dari diriku. Aku hanya gadis remaja berusia tujuh belas tahun yang berada ditahun terakhir masa SMA ku.

Aku memiliki teman seperti anak-anak lainnya, keluargaku pun harmonis, aku pun memiliki cita-cita dan tujuan hidup. Kehidupan yang terasa sangat damai dan aku selalu bersyukur akan itu.

Sampai suatu hari, ia datang, datang membawa sebuah pertanyaan, kenapa harus aku?

Kami bahkan tidak pernah bertegur sapa, kami hanya sekedar tau nama masing-masing, kehidupan kami yang sangat jauh berbeda.

Mengapa setelah kematiannya, ia malah mendatangiku yang tak tau apa-apa tentang dirinya?

Michael Kaiser

"Florentia Adelaide, senang bisa mengenalmu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Florentia Adelaide, senang bisa mengenalmu."

Florentia Adelaide

"Mengapa kamu datang setelah kematian

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Mengapa kamu datang setelah kematian."

•••

Images by pinterest

see you in the next chapter, hope y'all like it.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Oct 21, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

The UnspokenWhere stories live. Discover now