Ku tatap matanya yang indah itu, lalu memandang lama wajahnya yang rupawan dengan cambang tipis bekas cukur kemarin sepertinya. Dia juga sama, melihat ke arahku tanpa mencoba mengelak. Malah jadi kontes menatap ini jadinya.
"Mas, mau gw sepong ngga sekarang?" ucapnya pelan tapi mampu membuatku tersedak dan batuk tak karuan dengan kopi yang belum sepenuhnya ku telan.
Sialan!
***
((Flashback))
Langkahku berat harus berjalan menuju ruang Pak Ali. Ya, aku tau kalau kejadian di project lalu adalah keteledoranku, aku akui itu, tapi masa Mba Dania sampai hati mengadukan ku ke Pak Ali. Padahal kan sebelum di finalkan semuanya juga sudah beres. Harusnya ngga harus sampai ke Pak Ali kan.
Aku menghembuskan nafas panjang dan pelan saat ada di depan pintu dengan tulisan nama dan jabatan Pak Ali sebagai kepala department tempat aku bekerja sekarang. Mataku melirik ke Anya, sekretaris Pak Ali, yang sekarang juga melihatku dan tersenyum. Seakan mengatakan: "Semangat Gas!" dengan lantang ke arahku.
Aku membalasnya dengan senyuman yang lemah. Ahh akankan ini adalah hari terakhirku bekerja di perusahaan ini.
Tok Tok Tok
Ku ketuk pintu itu dan mengucapkan permisi ke pada si empunya departemen. Ku buka pintu sedikit sampai aku melihat Pak Ali yang duduk di mejanya. Ia melihat wajahku di balik pintu lalu berkata, "Ya Agas, silahkan masuk."
Aku membuka pintu lebih lebar lalu baru menyadari bahwa ada seorang lagi yang duduk di kursi di depan meja Pak Ali. Ia membelakangiku sehingga aku tak tau dia siapa. Dari perawakannya pun aku asing, tidak pernah aku lihat sebelumnya.
Terutama punggungnya yang lebar itu.
Aku berjalan masuk lalu duduk di kursi di sebelah pria itu. Mata kami bertemu, dan aku lihat wajahnya tampak sedikit, hmmm, terkejut? lalu menunduk cepat. Kenapa nih cowo?
"Pagi Pak.." ucapku ke Pak Ali. Sambil bersiap siap mendapatkan semburan dari bosku ini.
"Pagi Agas, gimana kabarnya?' tanya Pak Ali, hmm tumben? atau cuma basa basih nih sebelum di bentak?
"Baik pak baik, bapak bagaimana?" tanyaku balik. Tidak sopan dong kalau tidak tanya kabar balik? tapi memang, aku tidak sering berhubungan dengan kepala departemen langsung, makanya agak canggung jadinya.
"Saya baik, terima kasih." ucapnya, aku pun mengangguk, menunggu sumpah serapah yang akan di lontarkan selanjutnya dari Pak Ali.
Hening... dan suasanya jadi canggung.
"Saya panggil kamu ke sini untuk mengenalkan kamu ke Syam." ucap Pak Ali sambil menunjuk ke pria di sebelahku.
Mau tak mau aku juga ikut menoleh dan mata kami bertemu kembali. "Syam, ini Agas, yang akan menjadi mentor kamu selama 3 bulan kedepan." ucap Pak Ali.
Aku langsung menoleh ke Pak Ali cepat dengan ekspresi bingung luar biasa. Mentor? apa ini?!!
***
FULL STORY ada di KaryaKarsa ya!
Thanks
KAMU SEDANG MEMBACA
My Hot Intern
RandomKu tatap matanya yang indah itu, lalu memandang lama wajahnya yang rupawan dengan cambang tipis bekas cukur kemarin sepertinya. Dia juga sama, melihat ke arahku tanpa mencoba mengelak. Malah jadi kontes menatap ini jadinya. "Mas, mau gw sepong ngga...