Not so mysterious WGALand

19 5 0
                                    

Kepalaku terasa sangat pusing seolah habis dihantam oleh ribuan palu. Tanganku terangkat untuk memijat-mijat pelipisku pelan. Berharap itu bisa meredakannya. Mendada gelombang mual hebat datang menerjang membuat perutku seolah diaduk-aduk.

INI YANG AKU BENCI DARI ALKOHOL.

Aku bangkit, setengah sempoyongan berlari ke salah satu rerumputan rimbun paling dekat dan memuntahkan seluruh isi perutku di sana. Daging barbeque ku T-T

Saat menegakkan tubuh dan mengelap bibirku degan lengan baju, aku seketika terdiam. Mataku lantas mendelik, menyadari pemandangan asing di depanku. LOH, AKU DI MANA?

Mataku memandang hamparan padang rumput laut di depanku dengan wajah bingung. Terlihat ada beberapa pohon besar yang tersebar rapi. Suara ombak dan aroma laut masih bisa kurasakan.

Aku memeluk tubuh saat merasakan udara dingin menyapu kulit. Tempat itu bukan Kota Rhea jadi untuk apa aku di sana? Jam berapa saat itu? Bukankah aku seharusnya berkerja?

Tidak, tidak, aku salah. Harusnya aku saat itu berada di Kapal The Holy Serpent. Aku ingat menaikinya dan makan daging barbeque. Lantas kenapa aku di daratan asing? Apakah semua itu hanya mimpi?

Jantungku berdetak cepat, panik. Buru-buru aku berbalik. Aku menghela napas lega begitu menyadari para kru dan para peserta lain juga berada di sini.

Kupikir aku sudah didepak dari kapal dan dibuang ke sebuah pulau kosong untuk dimakan hidup-hidup oleh hewan buas.

Maaf, jika terdengar kejam. Otakku sudah terprogram untuk selalu berpikiran hal paling buruk pertama kali. Dengan begitu aku selalu bisa mempersiapkan diri lebih cepat dibanding yang lain.

Hal yang kulakukan saat mencuri dulu. Aku selalu berpikir akan tertangkap jika beraksi. Lalu otakku akan bekerja lebih keras lagi mencari jalan keluar bahkan sebelum itu terjadi. Layaknya ... seorang visioner?

Aku tidak sejenius itu tentu saja, tapi SANGAT JENIUS. Hanya bercanda, hehehe.

Teriakan Avril yang memanggilku dari jauh lantas membuatku tersadar. Aku segera berlari kembali ke tempat tas ranselku tergeletak. Pandangaku menjelajah ke sekitar dan cepat tanggap menyadari bahwa kami diperintahkan untuk membangun tenda.

Aku meraih ranselku dan mencari-cari sarung tangan berwarna merah di dalamnya. Sarung tangan itu sangat kuat dan biasanya kugunakan untuk memancing. Seingatku, kemarin aku meletakkannya di yang paling atas, kenapa sekarang jadi di bawah?

Aku mengedikkan bahu, tidak terlalu ambil pusing karena kepalaku sudah pusing dan aku tidak ingin membuatnya bertambah pusing. Lantas kuambil lipatan tenda yang berada di bawah tas ranselku dan mulai memisahkan bagian-bagiannya.

Lima buah buah tiang peyangga dan empat buah pasak. Kain tendanya berwarna agak kekuningan dan memiliki dua bagian. Satunya sangat lebar, sedangkan satunya cenderung lebih kecil. Terakhir ada tali untuk menggabungkan semuanya.

Aku mulai dengan menata dua buah tiang di tanah membentuk segitiga lalu saling mengikatnya. Tanganku masih bergetar hebat. Efek dari alkohol sialan itu masih mempengaruhi tubuhku. Aku berkali-kali menggeleng untuk menghilangkan pusing sambil terus memasang bagian-bagian tenda.

Aku sungguh tidak ingat sejak kapan kami sudah sampai di daratan. Namun, aku tidak ingin terlalu memikirkannya. Aku bisa menebak pasti itu adalah tempat yang kita tuju untuk mencari jimat, WGALand. Lagipula otakku bergerak agak lambat gara-gara alkohol.

Ngomong-ngomong di mana Rebecca?

Aku mengedarkan pandangan untuk mencari gadis kecil itu dengan mata menyipit. Akan kupastikan menghukumnya karena sudah menipuku!

TALES OF CROOKED STARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang