BAB 1🔞

4 1 0
                                    

  "Mau di sayang"

"Enggak om, saya buru-buru. Saya mau kerja nanti telat" Vanesha mencoba memberontak dari pelukan seorang pria tua berusia 65 tahun itu.

    "Bentar aja, Cium sama yang atas aja kok" Pria tua itu terus menarik Vanesha dan menciumi tubuh Vanesha.

  Tubuh Vanesha bergetar, air mata nya mulai mengalir. Dengan pasrah dia membiarkan diri nya dicabuli oleh pria tua itu.

   Pria tua itu melumat bibir kecil milik Vanesha, Meremas payudara milik Vanesha. Vanesha berusaha menghentikan nya, namun pria tua itu memiliki tenaga seperti anak muda, itu semua jelas sekali karna nafsu.

   Perlahan pria tua itu menggendong tubuh Vanesha, membawa nya ke kamar dan meletakkan nya di tempat tidur.

  "Ya Tuhan, tolong selamatkan hamba mu ini, hamba masih lemas karna perlakuan nya kemarin. Tolong hamba ya Tuhan"

   Vanesha berdoa dalam hati dengan air mata yang menetes dan pria tua itu yang menghisap sesuatu milik Vanesha.

   Selang beberapa saat, suara ponsel milik Vanesha berdering membuat pria tua itu menghentikan permainan nya.

   "Telpon dari siapa itu?" Tanya pria tua itu.

    "Ini dari bos, Saya udah terlambat om, lain waktu aja" Vanesha mengambil ponsel dan tas nya yang berserakan, berdiri secara tertatih dan keluar dari rumah pria tua itu.

   ***

  Suara isakan tangis dari kamar mandi terdengar begitu menyakitkan. Hari itu, Vanesha memutuskan untuk Izin pada bos nya agar tidak masuk kerja dikarenakan tidak enak badan.

   "MANUSIA KURANG AJAR, BRENGSEKK!!"

Teriakan Vanesha terdengar pilu, isakan tangis nya terdengar jelas menggema di kamar mandi itu, dengan Vanesha yang duduk memeluk erat kedua kaki nya di depan pintu kamar mandi dengan tubuh yang basah dan ujung bibir yang memerah.

    "MURAHANN!! KAMU MURAHAN VANESHAA!!" Vanesha memukuli kepala nya dan beberapa kali menampar wajah nya sendiri.

  "AAGGHHH" teriakan frustasi dari wanita itu menggema

   Vanesha menjambak rambut nya dan terus menampar diri nya Sendiri. Vanesha berdiri kemudian menatap wajah nya di cermin kamar mandi itu.

  "Kamu murahan Vanesha, kamu sudah gak perawan, laki-laki mana sama perempuan bekas orang seperti mu? Ga ada!! Gak akan ada Vanesha!!" Vanesha berteriak diakhir kalimat nya dan kembali menangis sesegukan.

   Vanesha memalingkan wajah nya ke rak yang ada di samping nya, mengambil Gunting lalu menggunting rambut nya menjadi pendek.

    Setelah puas dengan rambut nya, dia membersihkan potongan rambut nya dan membersihkan tubuh nya.

    ***

  Seminggu sudah Vanesha mengisolasi diri nya di kamar nya, semua orang berusaha membujuk nya keluar, namun Vanesha tetap tidak keluar. Bahkan Adi, kekasih Vanesha mencoba membujuk nya, namun reaksi nya adalah...

  Tok...tok..

  "Sayang, keluar dulu dong, kamu kenapa sih tiba-tiba gini? Sayang? Buka dong, aku kangen kamu tau" suara ketukan pintu berkali-kali

  Pintu terbuka...

  Adi tersenyum melihat kekasih nya yang sudah seminggu tidak terlihat akhir nya keluar dari kamar nya, dengan bibir pucat, dan pipi yang mulai tirus dan beberapa luka goresan di lengan nya, membuat Adi merasa khawatir.

   "Sayang? Kamu kenapa? Ini tangan kamu kenapa kayak gini?" Adi mengambil kedua tangan Vanesha, mengecek tangan Wanita itu.

   Vanesha menarik tangan nya dengan kepala yang menunduk, membuat Adi semakin bingung dan khawatir.

   "Sayang? Kamu kenapa sih? Kamu..."

    "Kita putus"

Adi terkejut mendengar ucapan Vanesha yang secara tiba-tiba. Dengan bibir yang bergetar, Adi masih menganggap bahwa itu hanya candaan dari kekasih nya.

   "Sayang, bercanda kamu gak lucu tau gak. Apa an sih tiba-tiba bilang putus. Kamu pasti bosen kan seminggu lebih di kamar aja? Pasti kangen aku kan? Yaudah ayok jalan yok" Adi kembali menarik Tangan Vanesha, namun lagi-lagi tangan nya di tepis.

   "Lo gak denger? Kita...PUTUS!" Vanesha menekan akhir kata nya dengan jelas, membuat Adi merasa terkejut.

   "Sayang? Aku gak salah denger kan? Putus? Tapi kenapa? Aku salah apa sama kamu? Sayang, tolong dong, kalau aku ada salah ya kamu ngomong, jangan minta putus kayak gini" terlihat jelas mata Adi yang berkaca-kaca menahan tangis dan suara nya yang sudah bergetar.

  Vanesha menggigit bibir bawah nya dengan wajah yang masih tertunduk, dia menghembuskan nafas untuk menahan nya agar tidak menangis.

   "Sebenarnya gue udah bosen sama Lo, udah dari lama gue pengen putus sama Lo, cuman gue cari waktu yang pas tapi gak pernah dapet, dan sekarang gue udah bener-bener capek. Kita putus!! Sekarang Lo pergi, jangan pernah nampakkan muka Lo depan gue lagi" ujar Vanesha lalu berbalik kembali masuk ke kamar nya dan mengunci pintu nya.

   "Sayang!! Buka pintu nya!! Sayang!! Tolong jangan kayak gini. Gapapa kamu bosen sama aku dan mau selingkuh gapapa sayang, aku ikhlas asal kamu tetap sama aku dan nemenin aku" Adi mengetuk pintu nya dan berusaha memainkan knock pintu nya.

   "Sayang, pliss jangan gini sayang. Aku gamau putus, kita gak putus sayang, kamu masih jadi milik aku, aku gamau putus!!!"

   "TERSERAH ADI...SEKARANG PERGI!!" Teriak Vanesha dari balik pintu.

   "Adi? Kamu manggil nama aku? Gak!! Ini bukan kamu, Vanesha gak pernah manggil aku dengan nama aku. Sayang...bukaaa" Adi terus menggedor pintu nya dengan air mata yang sudah mengalir sejak tadi.

   Di balik pintu, Vanesha berdiri bersandar pada pintu dengan air mata yang terus mengalir. Vanesha menggigit bibir bawah nya menahan isakan dan tangan kanan yang memukuli dada nya terus menerus menahan sakit.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 23, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Sinchan {ongoing}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang