Aku disini

7 1 0
                                    

"Kakak tampan, kita bakal ketemu lagi ga, ya?"

"Hooamm.."

Mata bulat itu sudah mulai mengantuk

Tuk tuk tuk..
Suara langkah kaki yang berjalan sempoyongan mencari arah kasur

Bertemu dengan kasur kesayangan,  pandangannya mulai memudar ditutup dengan gelap gulita. Suasana malam itu mulai kembali tenang.

Kaliya sudah hampir tertidur, di tengah alam bawah sadarnya dia bergumam

"Kakak tampan, kamu dimana?"

Saat dia hampir terlelap, bayangan seseorang memasuki kamarnya dan mendekatinya.

"Siapa..kamu?"

Tak bisa melanjutkan ucapannya, Kaliya tertidur pulas di kasur yang empuk itu.

Seseorang mengelus pipi bulat Kaliya dengan senyuman.

"Aku disini, bocah."

"Putra mahkota kekaisaran yang terhormat ini sedang mengelus mu, seharusnya kamu tidak bisa tertidur."

Osean terkekeh mengingat setiap bocah yang dia temui selalu menjaga sopan santunnya, tentunya karena dia adalah keluarga kaisar dan pewaris tahta, tapi bocah ini berbeda, dan sesuatu yang berbeda itu membuat osean tak bisa berhenti untuk tertarik padanya.

"Aku akan menghabisi siapapun yang berani menyentuhmu, bocah. Meski itu akan menghabiskan energi rohku."

"Karena hidupku sangat membosankan, mahkota sialan itu sangat berat untuk ku tanggung. Untuk pertama kalinya aku memiliki semangat hidup walaupun aku sudah mati."

"Sekarang mimpilah yang indah, aku akan senantiasa berjaga di sampingmu."

Cahaya bulan mulai digantikan oleh matahari, suara ayam berkokok terdengar dimana - mana.

Anak kecil itu mulai terbangun dari tidurnya yang sangat pulas itu.

"Sang putri mahkota sudah bangun!"

Dia terkejut melihat pria asing di kamarnya, melemparkan bantalnya dengan cepat dan-

"SIAPA!?"

"Bocah, kau melupakanku? Aku sedih, padahal kau menyebutku dalam tidurmu"

Osean membuat ekspresi sedih yang membuat Kaliya heran, Kaliya baru ingat bahwa dia bertemu orang ini malam tadi.

"Kakak..tampan?

"Iya, yang mulia?"

"Ih, apa sih yang mulia yang mulia, merinding ah!."

"Mau dipanggil apa, Lady?"

Osean mencium tangan Kaliya sebagaimana etiket bangsawan. Kaliya benar benar seperti kehilangan kesadarannya sambil menganga

"Hei.."

"Bocah?"

Rambut putih saljunya terhembus angin, mata birunya bersinar terpapar pelita, serta tarikan pipi membentuk senyuman tipis di wajahnya

Cukup 1 kata untuk mendeskripsikan seorang Osean.

"Indah." Kaliya bergumam pelan

"Siapa? Aku?"

"Engga, kepedean." Cetus Kaliya

"Masa sih?" Goda Osean

Osean menyangga dagunya dengan tangan, menatap lekat kearah mata Kaliya

"A-apaan sih!"

Kaliya Menghiraukan Sean Dan lari ke lantai bawah menuju kamar mandi (Kamar Kaliya berada di lantai atas).

Membasuh wajahnya dan menatap kaca

"Aku kenapa sih."

"KALIYA! BANGUN, SEKOLAH!" Suara teriakan nenek terdengar sangat jelas sampai ke kamar mandi

"IYA NEK BENTAR, LAGI MANDI!"

Selesai mandi, memakan roti dan berangkat pergi.

Setibanya Kaliya di sekolah

"Hei, lihat tuh! Orang gila Dateng."

"Orang gila - orang gila!"

Mereka menertawakan Kaliya meski tak dihiraukan.

"Sabar.. aku ga boleh buat masalah bagi ayah."

"Bocah.."

Kaliya menoleh mencari arah suara dan mendapati Osean yang berdiri di sebelah bangkunya

"Boleh aku beri mereka pelajaran?"

Osean menggertak kan giginya, mata birunya berubah menjadi merah darah. Seketika suasana di dalam kelas berubah menjadi suram, semua murid merasa merinding di seluruh tubuh mereka.

"Kakak, jangan.."

Tatapan Kaliya memohon

"Mereka menghinamu, mengapa kamu diam saja? Jika kamu tidak berani, maka biarkan aku mengurus mereka." Nada tinggi osean membuat raut wajah Kaliya semakin sedih

"Jika aku berkelahi dengan mereka, maka aku dan ayah akan dipanggil ke ruang BK, Aku tidak ingin merepotkan ayah."

"Maka biarkan aku mengurus mereka!"

"Mereka tidak bisa melihatmu, yang ada malah sekolah ini ditutup karena kejadian mistis."

Senyuman tipis tampak pada wajah Kaliya, dia sedang membayangkan jika sekolah ini ditutup karena kejadian mistis, itu sangat konyol

Krekk...

Pintu kelas terbuka, sosok pria dan wanita dewasa memasuki ruangan.

"Anak-anak, hari ini akan ada guru baru bidang bahasa inggris, beliau asli dari Inggris."

Semua murid tampak kagum melihat bule berambut pirang dengan mata hijau yang langka.

"Salam kenal semuanya, saya guru baru kalian, nama saya James William." (Berbicara dengan bahasa inggris).

"William? Itu adalah keluarga faksi musuh di kehidupanku yang dulu, dia adalah salah satu orang yang membuatku terbunuh." Lontar Osean dengan tatapan benci

"Apa? Beliau terlihat baik." Kaliya dengan tatapan tak percaya

"Huh.. mereka adalah serigala berbulu domba, terlihat ramah diluar dan kejam didalam."

"Intinya, jangan dekat-dekat dengannya." Sambung Osean

"Ah..aku ada urusan, tunggu aku."

Osean tiba tiba menghilang entah kemana

Detik demi detik berlalu, bel pulang berbunyi, ketika Kaliya hendak pulang, dia mencari cari Osean, Osean tak terlihat sejak mereka membicarakan James William.

"Entah urusan apa yang begitu lama."

Kaliya geleng geleng kepala dengan kehadiran Osean yang tiba-tiba dan menghilang juga secara tiba-tiba.

Sampai di halaman sekolah, Kaliya menyeru nama Osean

Grep..

Seseorang menarik tangan Kaliya

"Nak, mengapa kamu mengetahui nama itu?"

<Bersambung>








Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 06, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

OseanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang