5. Moroe Volcano

17 7 0
                                    

Aku duduk sambil memandangi gunung api. Pemandangan itu cocok menemaniku makan Grilled Legs of Kraken. Porsi makanan ini terlalu banyak untuk bisa dihabiskan dengan cepat sehingga aku akan menggunakan pemandangan agar tidak bosan mengunyah.

Ada beberapa mata air panas yang kelihatannya menyenangkan untuk digunakan bersantai. Aku belum pernah mencoba hal itu sehingga penasaran. Mungkin setelah makan aku akan mencobanya.

Ngomong-ngomong, apa ada yang tahu manfaat air panas? Ada banyak gosip yang aku dengar soal ini. Ada yang bilang kalau mandi di mata air panas akan melancarkan peredaran darah serta memberi efek awet muda. Mata air panas gunung berapi katanya juga bisa menghilangkan permasalahan kulit seperti jerawat, bisul dan lain sebagainya.

Tunggu! Jangan berpikiran buruk dulu! Aku tidak punya masalah kulit. Ini hanya informasi saja. Sesekali akan ada jerawat yang akan muncul di wajahku tapi urusan masalah kulit lain, jarang menimpaku. Ada banyak bekas luka di tubuhku tetapi aku tidak pernah berurusan dengan bisul, oke!

Duh, otak manusia cepat sekali berpikir tentang hal-hal yang tidak terbukti kebenarannya.

Kita tidak akan membahas tentang mata air panas lagi. Aku akan bercerita tentang Moroe Volcano dan apa saja yang ada di sini. Jangan kaget kalau ceritanya melompat-lompat karena aku menulis sambil mengingat rasa Grilled Legs of Kraken yang aku makan.

Moroe Volcano sebenarnya wilayah subur karena didominasi tanah andosol yang terbentuk oleh proses vulkanis. Tanah jenis ini memiliki banyak unsur hara sehingga tanaman yang ditanam akan tumbuh dengan sangat baik dan menghasilkan dengan cepat. Well, di area ini ada gunung berapi yang aktif sehingga tidak heran kalau ada proses vulkanis kan?

Intinya, tempat ini adalah tempat yang nyaman untuk hidup dan bermukim. Pemandangannya indah, banyak tanaman, dan ada hiburan. Ah, aku baru ingat. Di sini ada area yang namanya Violet Sparkle. Di sana, bunga lavender tumbuh luas dan menghasilkan bentangan warna ungu. Aroma tenang lavender memenuhi atmosfernya dan membuatku melupakan penderitaan. Tempat itu yang membuatku bersyukur menerima undangan Kapten Quest.

Meski demikian, aku tetap tidak bisa mengurangi kecurigaanku pada orang itu. Semakin indah tempat ini, aku malah semakin curiga. Akan tetapi, itu urusan belakangan. Aku tidak mau mengotori ketenanganku dengan ketakutan lagi.

Selain suasananya, hewan yang ada di sini juga unik. Aku menemukan seekor kelinci berwarna hitam yang memakan rumput tinggi. Od mengatakan kalau kelinci itu adalah Volcano Rabbit Moroe. Hewan-hewan itu memang tinggal di sekitar sini. Makanan favorit mereka adalah rumput zacaton. Kalau menyibak rerumputan itu, kita mungkin menemukan banyak buntalan cokelat dan hitam yang memiliki telinga panjang.

Ngomong-ngomong soal kelinci, aku sebenarnya menyukai sate kelinci. Itu mungkin salah satu makanan paling mewah yang pernah aku curi. Mengingat kota Rhea lebih banyak menjual hasil laut, sate kelinci sebenarnya langka. Gara-gara ingat ini, aku jadi terpikir untuk menangkap kelinci itu untuk dimakan.

Iya, aku tahu aku sudah mendapat sarapan, tapi tidak ada salahnya kalau memikirkan daging kelinci kan?

Karena ingat pada sepiring makananku, aku jadi ingin menceritakan bagaimana rasanya Grilled Legs of Kraken. Kalau boleh jujur, June memasaknya dengan baik. Kaki gurita ini tidak dimasah terlalu lama sehingga tidak alot tetapi tidak terlalu mentah juga. Well, kematangannya pas.

Sayangnya, makanan ini rumit untuk dimakan. Aku perlu memotongnya dulu sebelum memasukkannya ke dalam mulut. Sebenarnya aku ingin memegang makanan ini dengan tangan kemudian langsung melahapnya dengan brutal. Namun, aku menahan diri agar tidak melakukan hal tidak sopan itu di depan para awak kapal, terutama gadis-gadis cantik itu. Tidak punya pilihan, akupun memotong-motong dengan sabar.

Amulet of DeathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang