Dengan satu hentakan terakhir aku menancapkan kontol 18 cm ku ke dalam tubuh Pria muscle yang sekarang sedang tengkurap di kasur di dalam kamar yang cukup luas ini .
Crooottt Crrooot crroott
Beberapa tembakan pejuhku keluar, muncrat langsung ke dalam kondom yang aku pakai sekarang, yang masih menancap di dalam lubang nya yang berkedut kedut, seakan memerah kontolku untuk terus mengeluarkan air mani dari ujungnya.
Brukkk
Aku ambruk menimpa punggung lebarnya yang jelas lebih lebar dari punggungku. Seperti berbaring di atas sofa lebar tapi keras, tapi juga empuk, kalian sudah pasti paham. Ototnya menegang, Masih seirama dengan detak jantungku yang masih terus berdebar lebih kencang dari normalnya.
Peluh kami bercampur, dari dadaku bertemu dengan punggungnya. Aku lihat rambut pendeknya basah, berkeringat dari permainan panas kami barusan.
"Berat..." ucapnya protes karena tubuhku menindih tubuhnya.
"Badan doang gede, masa di tindih gw aja protes haha." kataku sambil menumpu badan hendak berdiri.
Plop
"Ahhh" desahnya sambil mengernyit saat kontolku tercabut dari dalam lubang anusnya yang berkedut kedut, membentuk O lebar bekas dari lingkar kontolku yang tebal.
Aku lihat ujung kondom yang aku pakai penuh dengan cairan putih, spermaku yang menggenang di dalam sana. Hmmm, cukup banyak.
Aku lepas kondom itu dan menempatkannya di atas punggung pria itu yang masih naik turun, ngos ngosan dari olahraga ranjang yang kami lakukan berdua. Aku terbaring telentang di sebelah tubuhnya sambil melihat langit langit kamarnya dan mengatur napas.
Masih bisa aku lihat pantatnya yang menjulang tinggi, empuk dan montok dari tempatku terbaring.
Plakkk
Aku tampar gundukan padat mulus itu sampai bergetar menggemaskan.
Pria itu memalingkan wajahnya sampai menghadapku. "Kamu ngga pulang?" tanyanya.
"Ohh jadi ngusir nih? tadi aja minta buat dateng." kataku meledek.
"Bukan, udah jam berapa ini? takut Firda pulang sama Dika." katanya menyebut istri dan anaknya yang masih balita.
"Hahahha iya iya. Gw juga bakal dicari bokap nyokap kalo pergi kelamaan." kataku sambil bangkit dan duduk di ranjang. Bergegas berdiri dan mengambil pakaianku yang berserakan di lantai kamar.
"Kamu buang di mana kondomnya?" tanyanya sambil bangkit.
"Tuh, masih gw tempelin di punggung lu." kataku santai sambil memakai celana.
"Ehhh?" ucapnya sambil meraih di punggungnya dan mengambil kondom penuh pejuh yang masih menempel disana. "Untung ngga bececeran. Bisa ribet bersihinnya."
"Makanya lain kali langsung dimasukin ke dalam lubang lu aja haha, kan bisa disimpen dan di buang nanti hahaha." Kataku bercanda.
"Itu juga ribet bersihinnya!" katanya sambil membungkus kondom bekas itu dengan lilitan tissue lalu meletakkannya di meja dekat kasur. Entah akan dibuang dimana, mana mau mikirin aku haha.
"Yaudah gw balik ya." ucapku setelah berpakaian lengkap. Aku lihat tubuhnya yang masih mengkilat dari keringat yang masih mengalir. Dadanya yang montok di tambah kotak kotak otot perutnya yang cukup jelas.
Dia mengikutiku berjalan masih tanpa busana sampai ke ruang tamu. Setiap berjalan, dadanya akan bergoyang menggemaskan, ughh ingat rasanya nenen lagi. "Hati hati" ucapnya sambil membukakan pintu depan.
Aku pamit, mengangguk dan langsung keluar rumah itu.
***
FULL STORY ada di KaryaKarsa yah!
Thanks
KAMU SEDANG MEMBACA
That Hunk Guy is My Cousin
RandomSudah 10 Tahun kita tidak bertemu dan Bang Tio sudah menjelma menjadi pria sempurna Bak Model. Akankan dia menoleh kepadaku kali ini?