"Maaf, nona Sunmi. Ini urusan pribadi Tuan Choi. Bukan tempatku untuk membicarakan hal itu. Jika kau tertarik tentang hal itu, kau bisa bertanya sendiri pada Tuan Choi."
"Jadi begitu. Baiklah" ujar Sunmi dengan nada datar. "Aku akan mencatatnya." Sambil tersenyum pahit, ia menoleh ke jendela mobil, jelas-jelas kesal melihat respons dan sikap Johnny.
Sekalipun dia punya keberanian untuk bertanya, rasanya konyol menanyakan tentang istri seorang pria. Belum lagi, itu bukan sembarang pria, melainkan Tuan Choi.
✓✓✓
Keesokan harinya, Johnny tiba di kantor Seungcheol dengan membawa beberapa lembar kertas di tangannya yang berisi semua informasi yang bisa dia kumpulkan mengenai Lisa yaitu: formulir pendaftaran dari universitasnya dan profil sederhana.
Profil tersebut hanya berisi informasi dasar seperti umur, universitas, dan hobi.
Menempatkan informasi itu di meja Seungcheol, Johnny kemudian mundur beberapa langkah dan menunggu jawaban atasannya.
Mengambil kertas-kertas itu dari meja, Seungcheol membacanya sekilas dan yang mengejutkan Johnny adalah Seungcheol tiba-tiba melemparkannya ke udara. Pria itu memandang Johnny dengan frustrasi, suaranya menggelegar di seluruh ruangannya.
"Apa hanya ini yang mampu kau lakukan? Apa aku bersikap terlalu baik padamu akhir-akhir ini?"
Nada tajam seperti itu membuat jantung Johnny berdebar kencang. Sambil tetap tenang, Johnny membungkuk untuk mengambil kertas-kertas itu dan mengambil kesempatan untuk menarik napas dalam-dalam.
"Tuan Choi, gadis ini adalah sebuah teka-teki. Hanya ini informasi yang dapat aku kumpulkan sejauh ini." Sebuah kebohongan keluar dari bibir Johnny. Kenyataannya, dia sudah merobek-robek sisa kertas itu dan membuangnya.
"Enyahlah!" perintah Seungcheol. "Sekarang!"
"Ya, Tuan Choi." Sambil melirik kertas-kertas yang telah dilempar Seungcheol dari mejanya untuk terakhir kalinya, Johnny meninggalkan ruangan bosnya secepat mungkin.
Ketika pintu ruangannya sudah tertutup rapat, mata Seungcheol tertuju pada gambar di formulir informasi. Dalam gambar itu dia melihat, wajah polos Lisa yang bebas dari bekas riasan apa pun.
Yang menarik perhatiannya sekali lagi adalah sepasang mata Lisa yang bulat dan berkilau. Anehnya, Seungcheol merasa seolah mata Lisa sedang berbicara kepadanya.
Sedetik kemudian, kenangan tidak menyenangkan itu terlintas lagi di benaknya. Ingatan tentang bagaimana Lisa menciumnya. Seketika, Seungcheol merasa tersinggung lagi. Sambil menggosok alisnya, dia mengambil file dari mejanya dan membantingnya ke formulir Lisa.
Profil Lisa langsung ditutupi dan tidak terlihat oleh Seungcheol, di mana dia merasa sudah memukul wajah Lisa. Kini, pria itu merasa lebih baik.
Sementara Seungcheol kembali duduk di kursinya untuk bersantai, sebuah informasi tertentu muncul lagi di benaknya. 'Nama belakangnya... Manoban... Hanya beberapa orang di kota Y memiliki nama belakang itu. Apa hubungannya dengan keluarga Manoban?'
Dering telepon di mejanya membuat pria itu mengalihkan perhatiannya. Sambil menghela nafas, Seungcheol mengangkat telpon itu.
✓✓✓
Saat ini musim gugur dan daun maple pun ikut berguguran di jalan universitas berwarna merah tua.
Berjalan di sepanjang jalan setapak yang kini berdaun merah, Lisa dengan semangat yang rendah, tidak berminat untuk menghargai keindahan musim sementara dua orang di sisinya, Mingyu dan Rose, dengan gembira bermain-main di dedaunan yang berguguran.

KAMU SEDANG MEMBACA
Take My Breath Away
Romance"Usir gadis ini keluar!" "Lemparkan gadis ini ke laut!" Saat Choi Seungcheol tidak mengetahui identitas asli Lisa Manoban, ia bersikap dingin terhadapnya. "Tuan Choi, dia adalah istrimu" sekretaris Seungcheol mengingatkannya. Mendengar itu, Seung...