Minggu pagi merupakan hari dimana Jaemin bisa sedikit lebih bersantai, cahaya mentari pagi menghantarkan rasa hangat menembus hingga kedalam hatinya terlebih saat mencium aroma masakan.
Bubunya pasti dibawah sana sudah memasak banyak menu sarapan yang lezat, tanpa menunggu lama Jaemin segera berlari keluar dari kamarnya menuruni tangga karena dia memiliki petarungan melawan 3 saudara Enigma lainnya.
Jaemin yang omega sendirian harus bertarung memperebutkan makanan dengan 3 saudara Alphanya. Ada Jeno, Sungchan, dan Sion yang sudah bersiap di meja makan menunggu hidangan yang akan di sajikan oleh sang Bubu.
"Dad, berhenti memonopoli bubu kami lapar!" Seruan protes Sungchan layangkan melihat Kepala Keluarga mereka yang asik memeluk dan mencumbui omeganya yang sibuk menyiapkan sarapan.
Taeyong paling tidak suka kegiatan dapurnya di ganggu oleh siapapun. Lemparan sayur, pukulan, tendangan, sendok panas, wajan, maupun pisau yang mengacung disertai seruan penuh amarah merupakan hal favorite yang tidak pernah Jaehyun lewatkan.
Dan anak - anak mereka akan jadi penontonnya, meskipun mereka juga ikut kesal dengan kelakuan sang Daddy. Namun mereka juga bahagia karena keluarga mereka tetap harmonis walaupun banyak pihak yang ingin sekali menghancurkan hubungan orangtua mereka.
Melihat Jaehyun yang tidak perduli dengan seruan Sungchan, Jeno yang sudah seperti kembaran Jaemin ikut bersuara.
"Dad lihat, Nana belum cuci muka tapi sudah makan mau sarapan!"
Aduan Jeno berhasil mengalihkan perhatian Jaehyun saat mendengar bahwa anak kesayangannya sudah bangun.
Nana adalah panggilan kesayangan mereka untuk Jaemin.
"Jorok sekali, lihat itu di sudut bibirnya berkerak hahahaha"
Terimakasih dengan Sungchan dan mulut besarnya, sudah dipastikan sebentar lagi Daddy mereka akan membawa Jaemin untuk cuci muka dan membantu anak itu menyikat gigi seperti balita.
Selamanya Jaemin Bayi mereka, itu menurut Taeyong dan Jaehyun.
"Oh anak manis sudah bangun, ayo cuci muka terlebih dahulu" Jaehyun berjalan mendekat.
Ketiga saudara laknatnya sudah tertawa melihat wajah panik Jaemin yang ingin kabur, karena setelah ini mereka pasti menggodanya mati - matian.
Bel rumah berbunyi, dengan cepat Jaemin berlari kearah pintu utama.
"BIAR NANA YANG BUKA!"
Pintu terbuka, seperti adegan slowmotion entah kenapa Jaemin terpaku melihat pemuda di hadapannya, dia teringat dengan tokoh utama lelaki yang sering sekali Daddy dan Bubunya bacakan sebelum dia tertidur. Angin pagi berhembus pelan begitu juga dengan sinar mentari yang terasa lebih menyilaukan dibalik tubuh pemuda tersebut.
Pandangan Jaemin menyipit berusaha melihat lebih jelas lagi seakan tidak percaya apa yang dia lihat saat ini, bibir tipis merah muda, rahang yang tegas, dengan bulu mata lentik dibalik kacamata itu berkedip perlahan lalu menatapnya kembali dengan penuh tanda tanya.
Tampan, sangat tampan seperti tokoh utama yang sering sekali Daddy dan Bubunya bacakan sebelum dia tertidur.
Jantung Jaemin berdegup dengan sangat kencang.
"Apa mungkin tokoh fiksi keluar dari buku?" cicitnya pelan, jantungnya berdegup terlalu kencang dan entah kenapa kini suaranya juga sangat pelan.
"Hah? Apa?"
Oh Jaemin ingin meleleh, bahkan suaranya saja kini menambah cepat degupan Jantungnya, kedua pipi itu bahkan merona hingga ke telinga.
Jaemin berlari kembali kedalam rumah, membuat pemuda dihadapannya kebingungan dan kini Jaemin justru kembali namun dia tidak sendiri.
Anak itu mendorong Daddynya kedepan lalu bersembunyi dibalik tubuh besar itu.
"Loh, Mark!?"
KAMU SEDANG MEMBACA
AFTER LOVE ┊MARKMIN
FanfictionJaemin satu - satunya anak berjenis Omega di Keluarga Jung akhirnya merasakan jatuh cinta pertama kali kepada seorang Pemuda Enigma tampan memiliki paras persis seperti tokoh utama dalam cerita dongeng yang selalu dibacakan oleh Daddy dan Bubunya se...