09

6.6K 428 3
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

.

.

.

.

Sudah 2 hari Ayyara di rumah sakit dan sudah 2 hari juga Al berada di tempat gelap yang bernama gudang itu. Penampilannya nampak memprihatinkan dimana wajah yang pucat dan mata yang bengkak akibat terlalu banyak menangis.

Al harap ada yang membuka pintu dan membawanya keluar sungguh ia takut berada di tempat gelap ini.

Brakk

"Adekk!" Suara pintu terbuka dengan keras melihatkan Edwin yang berdiri disana dengan nafas memburu.

Melihat keberadaan Edwin dengan cepat Al berhambur ke pelukan sang abang, "Hiks abang Al takut gamau disini abang"

Edwin dapat merasakan tubuh adiknya yang bergetar saat memeluknya, "maafin abang yang baru datang sekarang, maaf" ia membalas pelukan Al dengan erat, Edwin baru bisa datang karena ia juga dikurung oleh Arsen. Sekarang juga ia bisa keluar karena melarikan diri.

"Abang ayo keluar.." Dengan sigap Edwin menggendong Al dan membawa Al menuju kamarnya.

Setibanya dikamar Edwin hendak menurunkan dan mendudukkan Al di kasur namun Al mengeratkan pelukannya tanda ia tak mau diturunkan, Alhasil Edwin duduk di kasurnya dan mendudukkan Al dipangkuannya.

"Udah dong nangis nya nanti manisnya hilang loh" ucap Edwin sambil mengusap air mata Al.

"Abang jangan tinggalin Al"

"Engga bakal, abang ga akan ninggalin adik abang yang manis ini" Al mengangguk dan menyenderkan kepalanya di dada Edwin.

"Abang.. keadaan Ayyara gimana?"

"Dia sudah sadar tidak ada luka serius besok juga udah pulang" jawab Edwin seadanya, Al hanya ber oh ria menanggapinya.

Rasa kantuk mulai menyerang Al, matanya sudah berat Al pun menyamankan posisinya.

Edwin yang melihat itu terkekeh, "Tidurlah abang akan menemani mu" ucap Edwin sambil mengusap punggung Al agar ia merasa nyaman.

Tak lama kemudian Al sudah tertidur dipangkuan Edwin dengan mulut yang sedikit terbuka, Terlihat sangat nyenyak. Edwin merasa gemas dengan adiknya itu, "Abang ada disisi mu" lalu memindahkan Al agar tidur di kasur.

⚘️⚘️⚘️

Hari sudah menjelang siang, Edwin membangunkan Al untuk makan siang "Baby wake up" ucapnya sambil menciumi pipi Al.

"Sebentar lagi abang"

"No kau belum makan baby" Mau tak mau Al pun bangun dari tidurnya.

"Gendong abang" ucap Al sambil merentangkan tangannya

Edwin pun segera membawa Al turun untuk makan, mansion sekarang sangat sepi hanya ada maid dan beberapa bodyguard saja karena yang lain pergi menjaga Ayyara yang berada di rumah sakit.

Terlihat sudah ada makanan yang tersaji di meja, Edwin mendudukkan Al di kursi dan menyuruh Al untuk segera makan.

Hanya butuh 15 menit untuk mereka menghabiskan makanannya, sekarang mereka sedang duduk di ruang keluarga. Dengan Al yang duduk dipangkuan Edwin. Sepertinya Edwin sangat suka memangku adiknya itu.

"Abang.. kalo nanti abang Chris marah saat tau Al udah keluar sekarang gimana?" Tanya Al takut.

"Udah gapapa abang yakin Chris tidak akan marah"

"Abang yakin?" Tanya Al lagi dan dibalas deheman dari sang abang.

Disisi lain dirumah sakit terlihat Ayyara yang sedang makan dengan disuapi Abimanyu.

"Daddy adek benci banget ya sama Ayya? Sampe dorong Ayya gitu?" Tanya Ayyara disela makannya.

"Tidak perlu membahas anak itu, lebih baik habiskan makanan mu hm" Ayyara mengangguk membalas ucapan Abimanyu.

Tak berselang lama Chris dan Arsen datang, mereka menghampiri Ayyara yang baru selesai makan.

"Apakah sudah lebih baik?" Tanya Arsen

"Eumm Ayya udah gapapa kok abang" balas Ayyara tersenyum.

Chris terlihat diam saja hanya memandangi adiknya itu, sesaat Chris terpikir akan keadaan Al yang berada di gudang.

"Dad, aku izin pulang dulu" ucap Chris yang dibalas deheman oleh Abimanyu. Melihat respon dari sang daddy Chris pun segera pergi menuju mansion.

________
______

Setibanya di mansion Chris langsung berjalan ke gudang tempat ia mengurung Al. Ketika sampai di gudang Chris dibuat bingung melihat pintu gudang yang terbuka dan tidak ada Al disana.

Chris memilih masuk ke dalam mansion, saat akan melewati ruang keluarga Chris melihat orang yang ia cari sedang duduk dipangkuan adik pertamanya.

Melihat itu Chris pun mendekat, "Siapa yang mengizinkan mu keluar?" Tanya Chris dingin dan menatap adiknya itu datar, Al yang mendapat pertanyaan itu meremas baju Edwin dengan kuat.

Edwin merotasikan matanya merasa terganggu dengan kehadiran Chris, "aku yang mengizinkan nya" Chris akan protes namun lebih dulu dipotong Edwin.

"Apa? Kau ingin marah? Kau tidak lihat wajah adikku yang masih pucat ini, apa kau tega mengurung nya lebih lama?" Ucap Edwin beruntun membuat Chris diam. Benar perkataan Edwin wajah Al masih terlihat pucat walau tak sepucat tadi.

Chris yang tak bisa menjawab lagi segera pergi menuju kamarnya. Al pun menghela nafas lega melihat kepergian Chris.

"Sudah abang bilangkan dia tidak akan marah" ucap Edwin sambil menduselkan kepalanya di leher Al.

"Abang yang terbaik!!" Seru Al yang membuat Edwin terkekeh gemas.


































TBC

Note:

Maaf baru up soalnya aku lagi sakit huhu🤒 ini aja masih belum sembuh tapi aku usahain update jadi segini dulu ya, sekali lagi maaf..

A Real DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang