Fidya terus berlari dan sampai di kelasnya, guru yang melihat itu sedikit kesal lalu menghukum Fidya untuk berdiri di depan kelas.
Fidya melihat murid-murid itu malah ketawa melihat Fidya di hukun padahal hati Fidya sedang sakit dan rusak. Beberapa menit kemudian Fidya pun di perbolehkan untuk duduk di bangku nya.
Selama pelajaran berlangsung Fidya terus mencoba untuk memfokuskan diri meskipun dia di ganggu mulu oleh murid di bangku belakang.
Jam istirahat.
Fidya pergi ke perpustakaan untuk membaca buku dan tidak mau mendapatkan masalah, dia ke ruangan sepi untuk berkonsentrasi sambil membaca buku.
Setelah istirahat selesai Fidya pun pergi kembali ke kelasnya, dia melihat tas nya masih ada, dia sedikit beruntung kalau tas nya masih ada tapi dia malah di tegur untuk datang keruang guru.
Di ruang guru.
Fidya sudah di ruang guru, ia melihat ada satu murid yang lebam, itu murid sekelas dengannya, dia memfitnah Fidya kalau Fidya telah membully anak itu, Fidya mencoba mengatakan yang sebenarnya tapi di potong terus oleh anak itu Fidya terus mengatakan yang sebenarnya kalau Fidya selalu di Perpustakaan selama jam istirahat tadi, tapi malah beberapa murid lainnya masuk dengan muka lebam dan menuduh Fidya.
Fidya hanya terdiam beberapa menit lalu mengatakan kalau dia tidak melakukan apapun, namun sayangnya sebagian banyak guru percaya pada murid itu sedangkan yang percaya pada Fidya hanya sedikit saja. Fidya tidak tahu harus berbuat apa dan akhirnya orang tua nya pun di panggil untuk datang ke sekolah.
Di sekolah.
Guru menjelaskan semua nya tentang kejadian itu, alhasil ibunya langsung marah dan menampar Fidya, Fidya hanya menunduk dan tidak berani menatap wajah ibunya. Ayahnya juga tidak peduli dan hanya melihati hp nya saja. Guru nya mencoba menasehati orang tua nya untuk jangab mengkasari Fidya tapi malah tidak di dengarkan sedangkan guru lainnya merencanakan untuk mengeluarkan Fidya dari sekolah.
Akhirnya Fidya pun di keluarkan dari sekolah karena ulah nya padahal itu bukan salah dia melainkan anak² itu.
Di rumah.
Fidya langsung di h*jar h*bis²san oleh orang tuanya, Fidya sudah mulai penuh luka dan berdarah darah sedangkan orang tua nya terus mengomeli nya lalu ibunya pergi ke kamar Fidya sambil membawa sebuah koper.
Beberapa menit kemudian ibunya kembali lagi dan melempar koper ke sebelah Fidya.
Ibu:Mulai sekarang kau angkat kaki dari sini. Percuma saja ngelahirin, kagak bisa apa². Ngesia sia kan aja, b9b4n!
Fidya pun tidak berkata apapun lalu ibunya mendorong Fidya keluar dari rumahnya bersama koper nya. Fidya terus mengetok ngetok rumah nya berharap untuk di buka dan diberi kesempatan, namun tidak ada jawaban.
Fidya pun terpaksa memilih untuk pergi dari rumah itu, hujan mulai turun dan Fidya tidak menemukan tempat teduh yang sesuai untuk nya, dia hanya menangis di gang kecil sambil menahan rasa sakit di luka yang ia alami tadi.
Tapi tiba²..
"Fidya?"
Ada suara seseorang memanggilnya begitu melihat, ada seorang perempuan dengan usia lebih dari usia Fidya. Dia menghampirinya dan menutupi Fidya dengan payung yang ia pegang sembari bertanya kalau orang itu adalah Fidya atau bukan.
"Ini kamu kan? Fidya? Yakan?"
Fidya:Fi-Fira? I-Ini kamu?
Perempuan yang bernama Fira itu langsung kaget setelah medengar nama Fidya karena ternyata Fidya adalah kawan lama masa kecilnya, dia pun langsung membawanya ke tempat teduh yang lumayan sedikit jauh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sahabat ku ternyata psikopat
HorrorFidya adalah anak yang selalu tersakiti oleh orang tua nya juga seluruh sekolah nya, berhari hari Fidya tidak di beri istirahat yang cukup dan di perlakukan seperti pembantu sampai dia selalu di hukum karena selalu tidur di kelas sampai di keluarkan...