Tahun tahun keemasan untuk ku, bukan karena aku sudah sukses, menjadi milyarder atau pencapaian ku yang tinggi.
Tapi karena ini adalah salah satu masa masa yang paling ingin ku ulang dalam hidupku.
Gadis berusia 22 tahun yang bahagia, hidup di perantauan dan punya banyak teman,
Dulu aku tidak mengenal apa itu teman toxic, karena pertemanan kami terbilang sehat dan positif.Saat itu aku bekerja di sebuah butik batik yang lumayan punya nama di kota kecil T.
Aku bukannya bekerja tanpa tekanan, mana ada kerja tanpa tekanan kan?Tapi karena lingkungan dan teman teman seperjuangan yang menyenangkan, tekanan kerja tidak terlalu berasa.
Aku bekerja disana lumayan lama, sekitar empat tahun.
Mulai dari tahun 2015 sampai pertengahan 2019.Awal bekerja aku setiap hari mengeluh ingin resign saja, tapi entahlah, tidak terasa kok betah juga haha.
Aku berasal dari kota tetangga, ngerantau untuk pertama kalinya, meskipun masih tetangga, tapi kebiasaan disini berbeda, ada beberapa bahasa yang berbeda juga, selera masakan yang berbeda, sampai empat tahun aku bekerja, lidah ku tetap tidak bersahabat dengan rasa masakan di kota ini,
Cenderung manis, ugh sayur lodeh terasa seperti kolak :)Tapi tidak apa apa, masih banyak bertaburan penjual ayam krispi, bakso dan makanan enak lainnya, meskipun resiko dompet boncos haha.
Kenapa aku bilang tahun 2018 adalah taun ter seru untuk ku, padahal aku bekerja selama empat tahun, apakah tahun 2015 sampai 2017 tidak seru?
Jawabannya adalah IYA.Saat awal aku bekerja, teman kerja ku jujur saja tidak menyenangkan, saat itu entah kenapa aku merasa tersisihkan. Bisa di bilang aku kurang bisa bersosialisasi, aku merasa tidak sefrekuensi dan alhasil tidak nyambung dan tidak berbaur.
Hari berganti, bulan berlalu, satu persatu dari mereka resign, ada yang menikah, pindah tempat kerja dan lainnya.
Silih berganti orang keluar masuk di butik ini, dan aku masih bekerja di tempat ini.
Aku lupa kapan tepatnya, tiba tiba tanpa aku sadari, teman kerja ku sudah berganti semua, ada satu dua orang yang masih sama, tapi mayoritas sudah ganti orang baru.
Awal perkenalan pun masih canggung, fyi tempat kerja dan mess nya satu lokasi, kebanyakan dari kita itu anak rantau, jadi kita tinggal di mess bersama.
Konflik kecil tentu tidak terelakkan, yaaa namanya anak muda, ego lagi tinggi tingginya,
Gesekan kecil pasti ada, tapi untungnya, kita ini orangnya banyak yang nggak enakan, jadi mau tidak mau yaa hidup rukun saja haha.Singkatnya, tanpa ku sadari kok kita jadi akrab sekali, ngobrol ngalor ngidul ya nyambung saja, selera makanan kita sama.
Selera humor juga nyerempet lah tidak jauh jauh amat.Kita dulu suka nonton tv sore sore sepulang kerja, tv nya sih burem, tapi kenangannya jelas sampai sekarang.
Kita juga masih berhubungan baik meskipun susah sibuk dengan keluarga masing masing.
Seperti narasi awal, aku bekerja sampai pertengahan 2019, karena menikah.
Di tahun 2023 yang hampir selesai ini, terkadang kenangan lima tahun lalu masih membayangi.Ada saat dimana aku, anak dan suami berjalan jalan di kota ini, menyusuri jalan yang sering kulewati dulu, melihat tempat kerja ku dulu, melihat rumah penjual sayur yang dulu sering ku beli untuk sarapan, mereka semua masih sama.
Masih bergumul dengan kesibukan lama.Rindu sekali :)