1>

7 2 0
                                    

"Bang! Anterin!"

"Bentar."

"Ha??"

"Bentar Ci.."

"HAA???" Bukannya mengiyakan Cia malah memicu emosi abangnya satu itu.

"WAIT A MINUTE!!"

"Oh ok."

Ia menunggu sambil scroll tiktok. Dan sesekali tertawa saat video lucu lewat di fyp-nya.

"Anjirr njungkel.. Wakakakakakak."

"Bisa nggak kalo ketawa yang normal?"

"Oh udah bang?"

"Hm."

"Ketawa normal gimana tuch?"

"Ya maksudnya jangan kaya monyet ragunan."

"Jahat! Masa adek sendiri dikatain monyet."

"Language-nya juga dijaga. Gaboleh onjar anjir."

"Iya iya iya."

Cia sedikit takut saat kakaknya sudah memasang wajah serius.

Sambil mengerucutkan bibirnya, Cia memakai helm dan berpegangan pada bahu sang kakak.

"Udah bos."

°°°

Sampainya di sekolah, Cia menyerahkan helm-nya pada sang kakak, bukan tanpa alasan. Karena Cia anaknya pelupa jadi ia selalu menyerahkan helm-nya ke kakak kesayangannya itu.

"Bekal udah dibawa tadi?"

"Dah."

"Pr udah dibawa?"

"Dah."

"Yaudah. Nanti telfon kalau udah pulang."

"Ya."

"Yang bener sekolahnya." Sebelum pergi, rambutnya diacak tanpa permisi.

"ABANGGG!"

"Cape-cape aing teh nata ini rambut. Sia mah."

"Pagi-pagi neng. Udah mayah-mayah aja."

"Mimpi apa gue semalem. Baru di gerbang udah ketemu lo." Cia berjalan memasuki sekolah, dan berusaha menghindar dari seseorang yang sangat ia benci kehadirannya.

"Udah sarapan tik?"

"Nama gue ada tik-nya hah?!"

"Kan cantikku."

"Je lu diem atau gue lep-lep in di sumur belakang?"

"Serius.. Udah sarapan belum?"

"Udahhh Hatan.. Haje syetan."

Bukannya menyerah. Lelaki bernama Hadistira Jeyendra yang biasa dipanggil Haje itu malah tertawa dan terus menerus menyamakan langkahnya dengan Cia.

"Pr hari ini udah belum tik? Gua udah nih kali aja mau nyontek." Fyi aja mereka juga satu kelas.

"Udah."

Bahkan saat sudah sampai kelas-pun mereka berdua masih lengket sekali.

"Cie couple kesayangan kita datengnya bareng nih guyss. Ada tanda-tanda kemajuan nih."

+Staring+ At You;Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang