2>

3 1 1
                                    

Sesampainya di rumah, Cia merebahkan dirinya sejenak ke atas tumpukan selimut di sofa.

Karena kakaknya Chandra harus kembali bekerja. Berakhirlah ia di rumah sendirian.

"Hooaaammm.. Gilak gabut beudd gue coy."

Tiba-tiba. Cia mendengar suara hp yang berada di atas perutnya berdering.

"Ha?"

"Lagi ngapain tik?"

"Gausah bosa basi lo. Cptan kenapa?"

"Wkwk. Pengen ngajak lo keluar. Tapi gak sekarang sih."

"Terus ngapain nelfon sih tan.."

"Pengen denger suara Ciacan."

"Lo lagi sakit?"

"Nggak tuh. Cie khawatir..."

"Kaga dih. Yaudah gue tutup telfonnya."

"Nanti malem ya. Sekalian ngerjain pr bareng."

"Gue ngajak Kila."

"Ihh gausah lah."

"Belum muhrim berduaan. Toh biasanya gimana. Kila juga ikut."

"Ya makanya itu Ciacan. Kali-kali kita berdua aja."

"Arghhh serah deh serah."

"Oke jam 7 ya. See you."

"Ye."

Sambungan-pun terputus. Cia hanya menghela nafas panjang.

"Itu orang kaya gencar banget dapetin hati gue. Napa sih?"

"Emang aneh."

°°°

Tepat jam 7, Cia baru berganti baju. Jujur dia tiba-tiba malas keluar rumah.

Tapi ia juga merasa tidak enak kalau tiba-tiba membatalkannya secara sepihak.

Terpaksa ia mengemasi pr-nya dan membawa tas kecil.

"Ciacan!"

"Dek dicariin pacar lo."

"Wehh halo bang ipar."

"Mau ngajak kemana?"

"Ngerjain pr bang. Tapi di cafe."

"Jangan ajak adek gue ke angkringan."

"Amann bang."

Setelah memakai bando. Cia baru keluar dari kamarnya.

"Ciacan!!"

Saat Haje hendak berlari ke arah Cia. Dengan sigap Chandra menahannya.

"Gausah aneh-aneh dulu sama adek gue."

"Eh iya sorry bang ipar. Abis adek lo cantik banget."

"Gausah kebanyakan cingcong. Cepet!"

Cia mendorong badan Haje supaya ke depan.

"Pinjem adeknya dulu bang ipar!"

"Ati-ati."

"Ci."

"Hm?"

+Staring+ At You;Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang