~End~ Sang putri adalah seekor kucing

Bab 135

Bab 135

Feng Ning mengatakan bahwa keponakannya cantik, berbudi luhur, dan memiliki temperamen yang sangat baik. Meskipun tubuhnya memang lebih anggun, dia bukanlah seorang wanita muda yang sakit-sakitan yang akan roboh tertiup angin. Sulit untuk memahami bahwa masih ada orang yang tidak menyukainya di dunia ini.

Kuang melihat kata-kata keponakannya yang tidak jelas, dan Feng Ning mengerutkan kening.

“Itu ibunya.” Nama pemuda itu adalah Feng Kuan. Saat ini, dia buru-buru bangun dan menuangkan teh untuk Feng Ning, memintanya untuk menghilangkan rasa hausnya dari jauh. Dia akan melanjutkan berbicara ketika dia melihat Feng Ning. jari-jarinya di atas meja. Dia mengetuk kepalanya dan memberi isyarat sedikit pada dirinya sendiri. Melihat bahwa dia tidak mengerti atau menjelaskan, dia membawa teh di tangannya ke kucing gemuk yang berbaring di sebelah Anshi, menatapnya dan meminumnya. teguk kecil. Dia mendorongnya dengan puas dan tidak menyukainya. Dia meminum sisanya dalam satu tegukan dan kemudian berkata pada dirinya sendiri, "Aku akan memikirkannya lebih lanjut di masa depan!"

Mengingat bocah ini belum pernah menyajikan kucing gemuk sebelumnya, kekeliruan kecil ini bisa dimaafkan.

Feng Kuan menatap kosong pada bibinya yang merawat kucing gemuk itu dengan sangat baik, dan tanpa sadar mengangguk.

“Maaf, saya akan mengingat bahwa putri saya adalah yang paling penting di masa depan." Jenderal muda itu menerima perbudakan Kucing Gemuk Zai'er tanpa tersandung atau keterikatan apa pun, dan sangat yakin bahwa ini benar.

Yang Mulia Amu, ada banyak sekali kucing besar, melambaikan cakar bulunya dan berteriak sok.

Anshi, yang memiliki ekspresi pahit di wajahnya, tidak bisa menahan tawa pelan ketika dia melihat kucing gemuk itu memutar-mutar pantatnya dengan bangga, dia tampak bahagia, dan wajahnya sebenarnya terlihat jauh lebih baik.

Ah Mu buru-buru mengayunkan ekornya dan berdiri untuk melihat wanita lembut dan lembut di depannya. Dia memikirkan sesuatu dan buru-buru mengeluarkan kancing pengaman giok putih dari saku perut kecilnya. Dia menarik seutas tali merah di atasnya dan menyerahkannya padanya. Tiba di depan Anshi.

“Meow.” Aku dengan tulus berdoa semoga panjang umur.

Menghadapi tatapan penuh harap Mao Zai, An terkejut, dan tanpa sadar menatap Feng Ning, yang memiliki ekspresi tenang. Melihat dia mengangguk sedikit, dia mengulurkan tangan dan melepas gesper pengaman yang tergantung di kaki bulunya. Melihat ini Bocah kucing gendut itu masih membungkuk ke tombol pengaman lagi dan lagi, terlihat sangat spiritual, lalu menyeka sudut matanya dengan Feng Tang, yang menatapnya dengan saksama, terbatuk, dan kemudian tersenyum lemah. Dia berkata, "Saya tidak bisa menyalahkan Permaisuri atas menyukainya, itu benar-benar menjengkelkan." Permaisuri menceritakan banyak hal menarik tentang Amu dalam suratnya, jadi meskipun kucing gemuk itu agak terlalu lincah dan terlihat seperti monster, An tidak terkesan.

Anshi lebih memilih dekat dengan orang yang berniat jahat dan monster yang berniat baik.

“Ini sangat menarik.” Feng Tangcai tidak menyukai kucing atau anjing, tetapi melihat kucing itu baik kepada An, istrinya melihat suasana hatinya sedang baik, jadi dia mengangguk setuju.

Kucing gendut itu sangat bangga, dia mengarahkan cakarnya ke arah An dan menyuruhnya untuk membawanya.

"Itu adalah gesper pengaman Yang Mulia dan kakak perempuan tertua saya. Konon, itu telah disimpan di kuil nasional selama tiga tahun, dan hanya ada tiga. Kakak perempuan tertua saya memberikan satu kepada putri saya, tetapi putri saya memberikannya kepada adik iparku. Yang beredar adalah tangan keluarga kami sendiri. Ini." Feng Ning pernah melihat gesper brankas ini sebelumnya. Ada satu di tempat Ibu Suri, dan yang lainnya diminta oleh Ratu diam-diam mengabadikannya di depan lampu panjang yang terang. Ada tablet kecil di belakang lampu, dan tanggal lahir dan kematian di atasnya tidak digunakan oleh Feng Ning. Siapa pun yang melihat Ning tahu siapa pemiliknya.