perfact day

4 0 0
                                    

Hari ini adalah hari pertama untuk kegiatan pengenalan lingkungan sekolah oleh siswa baru, tampak beberapa kelompok siswa sedang sibuk berkeliling area sekolah dg di pandu oleh anggota osis yg memang sudah dibagi menjadi beberapa kelompok. Tanpa terkecuali gerda, adya dan diandra pun turut serta dan kini mereka menuju kearah barat dimana terdapat beberapa ruangan yg akan mereka orientasi yaitu perpustakaan, lab bahasa dan lab kimia, sepanjang perjalanan mereka mendengarkan dg seksama penjelasan dari anggota osis yg memandu kelompok mereka saat ini.

Namun ketika sedang menuju ruangan berikutnya diandra terlihat sedikit memperhatikan kumpulan siswa yang berada disudut kelas 12A, tampak seseorang menarik perhatiannya, dia tidak banyak berbicara bahkan hanya sesekali tersenyum membalas candaan dari teman'nya saat ini.

"Menarik" Diandra tersenyum singkat dan mengatakannya dg sangat lirih namun dapat terdengar oleh adya.

Adya pun sadar akan hal yang menjadi perhatian sahabatnya itu saat ini.

"Apakah dia akan menjadi obat dari sebuah trauma yg berlalu?" adya tiba2 bertanya namun tidak menunggu diandra untuk menjawab dan segera menyusul gerda untuk melanjutkan orientasi mereka.

Diandra yg sadar akan hal itu pun segera menyusul kedua sahabatnya.

Gerda: "Eh lu pada laper ga?"

Adya: "laper"

Gerda: "nice..kita ke kantin aja, lagian ngapain juga kita ikut beginian ntar juga bisa mutar' sendiri, ya kn?"

Adya: "yaudah ayo"

Gerda: "ayo di buruan" gerda menarik Diandra untuk ikut ke kantin, karena kebetulan diandra pun sebetulnya sedikit malas mengikuti kegiatan itu jadi dia ikut saja pergi ke kantin.

Di kantin mereka memesan beberapa menu, sambil sedikit bercanda mereka menikmati menu yg tadi dipesan, ketika sedang asik menyantap pesanannya tiba2 salah satu anggota osis menghampiri mereka.

Kakel osis: "enak ya teman' yg lain pada sibuk orientasi kalian malah disini, ikut saya sekarang!"

Gerda: "uhukkk uhukkk, astaga kaget gua"

Kakel osis: "ngapain masih pada duduk cepat ikut saya ke lapangan"

Tanpa basa basi mereka pun ikut kelapangan.

Adya: "agak menyesal sih ger gue ikutin ajakan lu tadi"

Gerda: "aelah lu mah gitu udah lah anggap aja kita lagi dapat keberuntungan kapan lagi di hukum osis"

Adya: "ada gila'nya lu ya ger, gini' gue masih punya malu ya di kumpulin ditengah lapangan, lu bayangin aja bakalan banyak orang yg perhatiin kita wei"

Gerda: "yaudah sih siapa tau habis ini ada yg kecantol sama lu, lumayan kn menghilangkan kutukan jomblo yg mendarah daging itu"

Adya: "mulut lu bener' ya ger"

Gerda: "udah sih lu ngomel mulu, tu lihat Diandra diam aja kagak kayak lu, lu nyesel ga di ikut kekantin?"

Diandra: "nyesal"

Adya: "ahahaha mampos lu ger tu bocah ngomongnya dikit tapi kena tulang"

Gerda: "di gua kira lu diam2 aja tapi ga nyesel ternyata sama aja" gerda memasang wajah kesal kepada dua sahabatnya itu.

Kakel osis: "sekarang saya minta kalian untuk membagikan minuman kepada seluruh siswa baru disini, kalau sampai saya tau ada satu saja siswa yg tidak kebagian minuman maka saya akan tambah hukuman kalian"

"Iya kak"

Mereka pun membagikan satu persatu minuman kepada siswa baru disana, saat akan beranjak diandra hampir saja menabrak salah satu siswa laki2 yg tidak asing menurutnya.

"Sorry kak" Diandra segera meminta maaf namun tidak ada tanggapan apapun dari laki' itu dan hanya berlalu.

Diandra masih terdiam tidak percaya bahwa kali ini jarak mereka sangat dekat dan cukup membuatnya dapat mendengarkan detak jantungnya sendiri, sosok dg wajah teduh namun tanpa ekspresi itu lagi' dapat mengalihkan Diandra.

Tak berselang lama Diandra di kagetkan oleh adya yg tiba2 mengomel.

"Ih kok jadi kesal gini sih mana minumannya masih banyak lagi, tau gini mah ogah gue ke kantin" gerutu adya

"Udah lah ayo lanjutin lagi" ajak diandra

Tidak terasa bel sekolah telah berbunyi menandakan semua siswa di perbolehkan pulang.

Diparkiran tampak ketiga sahabat itu sedang menunggu.

Gerda: "Lu berdua dijemput hari ini?"

Diandra: "iya"

Adya: "ger gue lihat2 abang lu ganteng juga boleh untuk gue aja ga?"

Diandra: "ga boleh!"

Adya dan gerda seketika kaget dg apa yg baru saja mereka dengar bagaimana tidak seorang diandra yg selama 2th ini tidak pernah lagi berpacaran atau bahkan sekedar pdkt tiba' mengatakan hal itu.

Gerda: "di lu barusan bilang apa?"

Diandra: "gapapa udah ah" Diandra berusaha mengelak dg apa yg barusan dia katakan.

Gabeni: "ayo pulang" sambil terus berjalan menuju mobil.

Gerda: "ckk kulkas kalau ngomong ga bisa apa lebih ekspresif, yaudah ya gue duluan tu manusia kulkas 3 pintu udah ngajak balik"

Adya: "yaudah hati2 ger"

Gerda: "yoi bay.."

Adya: "di udah dong natapnya udah tinggal kelihatan punggungnya juga" ejek adya

Diandra: "berisik"

Adya: "ahaha kenapa di? Tu kakak manis ya di kalau lagi senyum coba deh ntar diperhatiin lagi kalau pas senyum, kan kalau lagi dekat gini dia ga senyum nah ntar kalau lagi jauh2an coba curi2 pandang di"

Diandra tampak tidak merespon dan berjalan menuju mobil yg mereka tunggu dari tadi.

Sesampainya dirumah lagi' Diandra mengingat bahwa benar saja kalau senyum singkat itu selalu menjadi hal menarik baginya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 29, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Tersimpan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang