1.

111 4 3
                                    

Friska POV

           Aku berjalan mengitari taman yang banyak akan kenangan, aku tau aku salah karena harus kembali ketempat ini. Tempat yang menyimpan banyak cinta dan duka.

Setitik hujan mulai membasahi tubuh ku, aku berlari menuju tempat yang lebih nyaman.

Akhirnya aku menuduh di sebuah gubuk yang terlihat tua, yang entah lah mungkin sudah tidak ada penghuni nya lagi.

Aku berdiri menunggu hujan reda, tapi bukan nya mereda hujan ini malah semakin lebat, aku bingung harus bagaimana. Kaki kaki Ku mulai terasa pegal karena terlalu lama berdiri.

"Apa baik nya gue terobos aja ya?" Tanya ku pada diri sendiri.

Udara semakin dingin, langit juga semakin gelap, aku juga semakin gelisah dengan keadaan mama ku, aku melirik jam tangan ku "jam 19.30, balik aja lah gue, biarin deh ujan ujan-an" tanpa ragu aku langsung berlari, menahan sakitnya rintikan hujan yang mengenai kepala ku. Aku tak peduli lagi dengan kondisi ku yang sekarang ini. Hanya rumah lah yang menjadi tujuan ku.

"Assalamualikum, mama took...took...took" aku terus mengetuk pintu rumah ku, namun tak ada jawaban, lampu depan juga mati. Tuhan aku mulai khawatir dengan mama ku didalam.

"Mama buka pintunya mah" aku mencoba memutar knop pintu, tunggu pintu ini ternyata tidak dikunci. Aku mulai mengitari setiap ruangan dirumah ku, nihil mama tidak ada. Dan aku pun mencoba untuk meneleponnya

"Halo, mama dimana?"

"........."

"Oh ya ampun, sekarang keadaannya gimana pak?"

"........."

"Oh oke, mama saya sekarang dimana pak?"

"..........."

"Baik saya kesana, terimakasih banyak pak sebelumnya"

Akupun memgakhiri panggilan ditelepon ku itu. Aku mulai panik, aku pun langsung keluar untuk mencari taksi. Persetan dengan baju yang ku kenakan kini, sungguh aku tidak peduli. Pikiran ku kalut aku takut terjadi apa-apa dengan orang yang sangat aku cintai-mama.

"Pak rumah sakit harapan kita pak, cepet ya pak"

Sang supir taksi hanya menganggukan kepala nya mengerti.

Disepanjang perjalan mulut ku tiada henti-hentinya melafalkan doa untuk mama, sungguh aku tak sanggup untuk kehialangannya.

...........

"Suster pasien atas nama Rena Rahardian"

"Masih dalam pengawasan dokter, jadi tunggu saja dulu"

Aku terduduk diruang tunggu, mata Ku terus menatap kamar ICU yang ada dihadapan ku, berharap dokter ataupun suster cepat keluar dari kamar tersebut.

"Keluarga ibu Rena?"

Aku mendongakan kepala ku "saya dok"

Deg.

Jantungku terasa berhenti berdetak, aku seperti kehilangan pasokan oksigen disekitar ku, aku butuh bernapas. laki laki ini-

"Friska?"

Tuhan mengapa aku harus bertemu dengan nya sekarang? Sungguh aku ingin menangis ingin menumpahkan segala kekesalan ku terhadapnya.

"Mama kamu didalam fris"

Tanpa menoleh lagi aku pun masuk meninggalkannya yang masih terdiam.

"Kita kayanya harus bicara fris"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 04, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MaybeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang