Waktu menunjukkan pukul lima sore. Angin berhembus, menerbangkan rambut seorang gadis yang sudah dia tata rapi sebelum kesini. Gadis itu Ayudia Shakira. Dia sedang duduk di bawah salah satu pohon yang ada di taman kampusnya. Shakira sedang menunggu seseorang yang mengajaknya untuk pulang bersama.
Sebenarnya, setelah ini Shakira masih ada kelas lagi. Tetapi dosennya mendadak membatalkan kelas mereka. Membuat Shakira terduduk di sini, seorang diri.
"Kamu udah lama ya nunggunya?"
Shakira mendongak, tersenyum saat yang dilihatnya adalah orang yang sedari tadi dia tunggu, "Ngga kok."
Lelaki itu menggenggam erat tangan Shakira, "Ayo pulang, takut mama nungguin."
Mereka berjalan beriringan menuju parkiran. Hari ini, Kafka-nama lelaki itu-membawa mobil. Karena hari ini Shakira menggunakan rok. Kafka tidak ingin Shakira merasa tidak nyaman kalau mereka menaiki motor.
"Ada cerita apa hari ini?" Kafka membuka obrolan.
"Tadi aku makan di kantin, nah aku kan suka nyoba makanan-makanan baru yang ada di sana. Aku iseng nyoba ayam geprek yang baru buka itu loh, kamu tau ngga? Eh ternyata enak banget loh, Aka! Aku suka banget ayam gepreknya," Shakira bercerita dengan sangat bersemangat.
Melihat betapa excited-nya Shakira, Kafka tersenyum kecil. Kafka selalu menyukai bagaimana cara Shakira bercerita, bagaimana wajah itu tampak lucu ketika bersemangat menceritakan sesuatu. Kafka sangat menyukai itu.
"Aku kemarin diajak Jaki beli geprek yang kamu ceritain barusan, tapi kemarin masih ada kelas. Jadi belum nyobain gepreknya," Kafka memasang ekspresi sedih yang dibuat-buat.
"Yaahhh ... tapi gapapa Aka, kalau kamu mau beli ayam geprek itu aku bisa nemenin kamu! Ayo kapan-kapan kita beli?" Ajak Shakira, mencoba menghibur Kafka yang masih memasang ekspresi sedih yang dia buat-buat.
Kafka mengusak-usak rambut Shakira, gemas melihatnya, "Iya kita beli ya kapan-kapan."
Sore itu, mereka mengisi perjalanan pulang menuju rumah dengan mengobrol tentang banyak hal.
Hari berikutnya, Shakira berangkat kuliah seperti biasanya-diantar Kafka. Yang berbeda hari ini adalah, Shakira hanya ada kelas sampai jam dua siang nanti. Itu artinya, dia punya waktu luang yang lebih banyak hari ini.
"Nanti selesai kelas aku mau pergi sama Raneysha, kamu pulang sama Jaki dulu gapapa ya?" Kafka mengatakan itu sambil matanya sibuk menatap jalanan.
Shakira berhenti mengunyah roti yang sedang dia makan, lalu menggeleng, "Ngga usah, aku pulang sama Gemi aja," nadanya terdengar sedikit ketus, tidak seperti biasanya. Shakira cemburu. Shakira selalu merasa cemburu ketika Kafka berdekatan dengan Raneysha, mantan kekasihnya.
"Oh, yaudah kalo gitu."
Shakira hanya diam, tak menjawab ucapan Kafka. Setelahnya hening, hanya ada alunan lagu Lantas dari Juicy Luicy yang memecah keheningan di antara mereka berdua.
Pantaskah aku menyimpan rasa cemburu
Padahal bukan aku yang memilikimuTepat saat lirik itu terdengar, Shakira seperti ditampar oleh kenyataan. Kenyataan bahwa dia tidak pantas cemburu. Karena Shakira bukan siapa-siapa. Dia tidak berhak marah ketika Kafka pergi bersama wanita lain. Shakira tidak berhak atas apapun yang ada di hidup Kafka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cause You Were Never Mine
Teen FictionTentang dua insan yang menjalani hubungan yang tidak berarah.