Prolog

1.6K 216 3
                                    

"Kamu bukan anak kandung keluarga kami."

Suasana di ruangan itu kelam dan suram, namun tidak menahan figur yang paling berkuasa untuk mengatakan apa yang perlu dia katakan.

Tanpa menunggu respon dari lawan bicaranya, laki-laki berumur 42 tahun itu melanjutkan, "Saya dan istri saya mengadopsi kamu untuk membantu istri saya yang depresi akibat kehilangan anaknya."

Yang diajak bicara tau siapa 'anaknya' yang dimaksud oleh lelaki itu. Mamanya dulu sering mengatakan kalau dia rindu pada 'kakaknya' yang hilang akibat sebuah musibah.

Namun sang mama selalu mengatakan bahwa orang itu adalah kakaknya, kakak kandungnya. Bukan orang yang harus dia gantikan.

Lelaki itu juga pasti mengingat hal tersebut karena dia menambahkan, "Awalnya kamu diadopsi untuk menggantikannya, tapi bagaimana pun darah lebih kental dari hal lainnya. Dan anak kami sudah ditemukan walau istri saya sudah tiada."

Dia berpikir, memilah kata yang tepat sebelum melanjutkan.

"Sebenarnya bisa saja kalian tinggal bersama, tapi saya tidak tega kalau anak saya sampai tau selama ini dia sempat berusaha untuk digantikan dengan orang lain. Dan... semua fasilitas termasuk kamar kamu sekarang, bagaimana perasaannya kalau semua hal yang seharusnya jadi miliknya diberikan kepada orang lain? Anak saya kesulitan di luar sana, sedangkan saya mengurus orang lain..."

Orang lain. Bukan anaknya. Apa tujuh belas tahun yang mereka lalui bersama bukan apa-apa bagi sang papa?

Tapi apa yang papanya katakan tidak salah.

Hatinya terasa sesak mendengar bahwa dia telah memiliki hal yang tidak seharusnya menjadi miliknya.

"Jadi saya akan memindahkan kamu ke rumah lain. Tapi saya cuma bisa mengurus kamu sampai tahun depan, setelah itu saya tidak bisa membiayai kamu lagi."

Sang lelaki ingin percakapan ini lekas selesai karena dia sendiri pun merasa berat, namun harus mengatakan semua yang sudah dia sampaikan.

Setelah keheningan yang cukup lama. Anak laki-laki yang baru memasuki usia legal itu akhirnya membuka suara.

"Iya, pa. Aku bakal pindah. Terima kasih atas semuanya."

CastawayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang