Hari ini adalah hari yang penuh antusiasme di kantor. CEO baru yang datang dari Amerika Serikat akan segera tiba. Aku, Lia, telah menjabat sebagai sekretaris selama 3 tahun, dan aku harus memastikan bahwa aku tidak terlambat. Kabarnya, CEO yang baru ini sangat dingin dan pemarah, jadi aku tidak ingin membuat kesan yang buruk pada hari pertamanya.
Aku bergegas mencari kunci motorku yang biasanya kusimpan di laci meja kerjaku. Aku ingin segera pergi ke kantor.
"Lia, makan dulu sebelum berangkat. Nanti sakit perut gimana?" tanya ayahku khawatir padaku sambil menyodorkan bekal di tanganku.
"Gapapa, Ayah. Aku manusia terkuat di bumi ini, buahahaha," sahutku sambil tertawa lepas.
Aku memberikan salam pada Ayahku dan segera berangkat sebelum terlambat.
Aku berlari ke depan rumah, naik motor, dan mengebut menuju kantor. Untungnya, aku tidak terlambat. Sesampainya di sana, aku melihat semua karyawan sudah berbaris untuk menyambut kedatangan CEO baru. Aku pun ikut berbaris dengan penuh semangat.
"Halo, selamat pagi CEO!" sapaku serentak dengan karyawan lainnya sambil membungkukkan sedikit badan.
"Ya, pagi," sahut CEO dengan nada yang dingin.
Aku merasa ada yang aneh. CEO ini terlihat begitu akrab bagiku. Tatapannya yang tajam membuatku merinding. "Egh... Tirizz hahaha," gumamku dalam hati ketika beranjak dari posisi membungkuk. Aku ternyata mengenalnya. CEO baru ini adalah Niel, kekasihku yang meninggalkanku tiba-tiba tanpa kabar apapun selama bertahun-tahun. Pertemuan yang kutunggu-tunggu ini harus terjadi di tempat seperti ini.
Kisahku dengannya dimulai dari dean adiku...
Suatu hari, ketika aku pulang dari tempat les, ruang tamu di rumah kami dipenuhi dengan suara riang teman-teman Dean yang sedang bermain game.
"monyed, yang bener mainya bisa main gasiii arggg!" geram dika emosi sambil mencengkram rambutnya sendiri dengan kuat.
"kalem kalem masbroo cuma game doang bjierr, emosi tros ntar cepet tua lohhh..." sahut jean becanda dengan nada khasnya yang medok.
Plak!..
"hahahaha cukup jean cape gue hahaha." ucap dadang tertawa lepas dengan diiringi pukulan keras ke meja.
Semuanya tertawa melihat kekonyolan dua sejoli ini yang tak terpisahkan bahkan mautpun enggan memisahkan.
Melihat Dean duduk di sofa sambil tertawa bersama teman-temannya. Aku tersenyum melihat kebahagiaan mereka, tetapi hatiku merasa kosong.
"Eh? Kakak udah pulang ya?" tanya dean.
"Menurut lo gue apa?" sindirku dengan nada kesal.
Tiba-tiba, mataku tertuju pada seorang pemuda tampan yang duduk di sebelah Dean. Namanya adalah Niel, teman baru Dean yang baru saja pindah ke kota kami. Mataku terpaku pada wajahnya yang tampan dan senyumnya yang memikat. Aku merasa ada sesuatu yang berbeda saat melihatnya.
"Ah, halo kak nama gue niel," sapa niel pada kakak teman barunya dengan sopan sambil melambaikan tangan.
"Halo juga niel, gue lia kakak dean si bodoh." balasku dengan datar sambil menunjuk dean lalu pergi ke kamar.
Selama beberapa minggu berikutnya, aku terus memikirkan Niel. Aku tidak bisa menghilangkan perasaan aneh yang tumbuh di dalam hatiku setiap kali aku melihatnya. Aku merasa seperti jatuh cinta pada teman adikku sendiri. Namun, aku juga merasa bersalah karena merasa bahwa ini adalah perasaan yang salah.
Hari-hari berlalu, dan aku semakin dekat dengan Niel. Kami sering berbicara dan berbagi cerita. Aku merasa nyaman berada di dekatnya, dan aku merasa bahwa dia juga merasakan hal yang sama. Namun, aku masih ragu untuk mengungkapkan perasaanku padanya.
Suatu malam, ketika kami sedang berjalan-jalan di taman, aku akhirnya mengumpulkan keberanian untuk mengungkapkan perasaanku pada Niel. Hatiku berdebar kencang saat aku mengatakan padanya betapa aku mencintainya. Aku takut dia akan menolakku atau menganggapku aneh.
Kami mulai menjalin hubungan dan semakin dekat satu sama lain. Setiap momen bersamanya membuatku merasa bahagia dan lengkap. Kami saling mendukung dan saling melengkapi. Aku merasa beruntung memiliki Niel di hidupku.
"Lia berjanjilah padaku jangan pernah meninggalkanku sampai kapanpun." lirih niel dengan dipenuhi air mata yang tak lama lagi akan menetes.
"Aku berjanji sampai kapanpun."jawabku dengan cepat.
Namun, terjadi peristiwa yang membuat seluruh duniaku hancur, Niel tiba-tiba menghilang tanpa kabar.
KAMU SEDANG MEMBACA
my younger boss
RomanceHari ini adalah hari yang penuh antusiasme di kantor. CEO baru yang datang dari Amerika Serikat akan segera tiba. Aku, Lia, telah menjabat sebagai sekretaris selama 3 tahun, dan aku harus memastikan bahwa aku tidak terlambat. Kabarnya, CEO yang baru...