Cerita pertama untuk oneshoot, harap maklum kalau jelek. Terima kasih...
Di dalam ruangan yang tenang seorang wanita duduk di kursi kerjanya. Manik matanya yang cokelat menatap setiap huruf dan angka yang tertulis di atas kertas. Saat sedang sibuk menyimak isi kertas tersebut ketukan samar dari arah pintu membuyarkan fokusnya.
Ketukan di pintu akhirnya berhenti dan detik berikutnya pintu terbuka.
"Sore bos Chika..."
Ashel, adalah nama wanita yang baru saja masuk. Senyumnya mengembang saat menyapa bosnya sendiri, Chika.
"Apaan?" Tanya Chika, dia memijat ruang diantara alisnya agar pusing di kepalanya sedikit berkurang.
"Hari ini ada perayaan buat menyambut karyawan baru, ikut gak?"
Chika menatap Ashel sang asisten dan pekerjaannya yang tercecer di meja secara bergantian. Dia tidak menjawab pertanyaan Ashel, akan tetapi seluruh wajahnya menggambarkan satu kata. Yaitu sibuk!
"Duhhh besok aja, jarang-jarang nih kita bisa keluar bareng yang lain. Anggap aja ini permintaan gue sebelum out dari perusahaan" Mohon Ashel.
Yah, dia memang akan berhenti bekerja di perusahan Chika atas permintaan pacarnya. Mulai hari ini dia hanya akan tinggal di rumahnya dan melayani sang pacar.
Chika tampak berpikir, kedua alisnya terjalin erat.
"Ini juga biar lo akrab sama sekretaris yang baru"
Chika baru ingat, jika hari ini sekretaris barunya yang di rekrut Ashel sudah mulai bekerja. Pagi tadi dia belum sempat menyapa karena terlalu sibuk, mungkin ini adalah waktu yang tepat.
"Oke..." Chika berangkat dari duduknya.
Senyum Ashel semakin melebar sekarang, dengan perasaan gembira dia meraih lengan Chika dan menyeretnya keluar ruangan.
Di luar, sudah ada beberapa karyawan yang menunggu mereka. Ketika melihat Ashel yang ceria menarik Chika si muka dingin keluar dari ruangan wajah semua orang berubah tegang. Jelas sekali terlihat jika mereka gugup dan takut ketika berada di dekat Chika.
"Ohh iya, Ara ke sini" Ashel melambaikan tangannya ke arah seorang gadis muda.
Ara yang dipanggil bergerak maju ke depan, matanya yang hitam menatap Ashel. Tidak ada tanda-tanda takut di wajahnya meskipun berhadapan dengan Chika.
"Ara, kenalkan bos Chika. Kamu akan menjadi sekretarisnya mulai sekarang" Ashel memberitahu dengan sopan, Chika yang berdiri di sampingnya hanya diam bersedekap dada sambil memandangi Ara.
"Selamat sore bos, mohon bantuannya" Ara tersenyum kecil kearah Chika.
Chika berdehem mendengar ucapan Ara.
Setelah perkenalan singkat, mereka semua yang beranggotakan sepuluh orang berjalan keluar dari perusahaan dan menuju ke mobil masing-masing. Karena Ara tidak membawa mobil jadi dia berada di mobil yang sama dengan Chika dan Ara.
Untuk pertama kalinya dia melihat sang bos yang menyetir sendiri dengan di temani Ashel di sampingnya yang sejak tadi mengoceh tentang apapun. Tapi melihat dari reaksi datar Chika, tampaknya dia tidak terganggu sama sekali. Ara diam-diam menatap punggu tegap Chika ketika menyetir
15 menit kemudian.
Chika memarkirkan mobilnya ke sebuah restoran.
Para karyawannya sudah menunggu di depan pintu masuk.
"Kok pada diem aja? Ayo masuk dan beli makanan yang enak"
Ara berjalan masuk, tetapi di tengah jalan seseorang secara tiba-tiba meraih lengannya dan mengajaknya.
