8. Sushi

494 53 3
                                    

HappyReading








Siang ini praktik sushi telah selesai. Jelas saja Railey sangat bersemangat karena sesuai kesepakatan semalam, hasil dari masakan ini akan Ia berikan pada Miguel.

"Kata Bu Rita sushi lo paling enak, icip dong," Arif datang hendak mencomot suhsi yang sudah Railey tata rapi dalam kotak.

"Heh," Railey menepuk tangan Arif, "ga boleh."

"Tumben pelit," protes Arif.

Mega datang dengan mulut penuh makanan, "bhu-hu-wa-"

"Telen dulu, telen," celetuk Felix yang berdiri di samping Railey.

Tradisi di kelas ini, kalau praktek udah selesai, kita bebas keliling icip makanan sana-sini dan berkahir pulang dengan kenyang.

Mega nurut lantas menelan makanannya, "buat Miguel itu suhinya."

"Waduuh," Arif menarik sebelah bibir, "gara-gara jual gorengan ada yang PDKT nih."

"Heh ambeien kudanil," Mega mendorong bahu Arif pelan, "gue masih marah sama lo, ya!"

"Tapi semalem kita dapet duit banyak banget loh," Arif membela diri.

"Bodo!" Sahut Ninda, "geli banget di godain bapak-bapak."

"Mana ditawarin jadi istri kedua lagi, hih!" Mega bergidik ngeri.

Railey cuma nyimak aja pembahasan mereka. Mungkin ini malapetaka bagi Mega dan Ninda, tapi bagi Railey itu tidak sepenuhnya benar, karena Ia dan Miguel dapat menghabiskan malam bersama.

Railey menunduk merasakan ponsel dalam saku bergetar. Gadis itu mengendus saat lagi-lagi akun palsu yang entah milik siapa mengiriminya pesan pribadi di Instagram.

Railey mau nge blokir, tapi rasanya nggak adil nge blokir orang yang bahkan ga ganggu.

Iya, ga ganggu.

Karena tiap DM, akun bernama teddybear  ini hanya mengirim quotes, filosofi atau curhat, dan Railey juga tidak pernah membalas pesan-pesan itu.

Dan kali ini, akun itu mengirim quotes.


@teddybear

Cinta tidak terlihat dengan mata, tetapi dengan pikiran, dan oleh karena itu Cupid bersayap digambar buta.





Railey tersenyum tipis. Itu adalah salah satu quote milik William Shakespeare yang Ia sukai.

"Rail," panggilan Rosi membuat gadis itu mendongak, "gue mau ganti seragam, ikut nggak?"

Railey menggeleng, "gue pulang dulu," ia meraih tas, tak lupa dengan sushi nya.

"Heh! briefing!" Teriak Mega dari jauh.

Railey menbalik tubuhnya dan berjalan mundur, "chat aja nanti apa hasilnya."

Dengan riang, gadis itu melangkah ke depan cafe sekolah, ternyata Miguel tengah menunggu disana.

Railey menahan senyum, mengontrol diri agar tetap terlihat tenang, "dari tadi?"

Miguel yang merasa ada orang berdiri di sampingnya, melepas airpods lalu mendongak, "kenapa?"

"Dari tadi?" Ulang Railey.

"Lima menit yang lalu," Miguel ikut berdiri.

"Gue kurang nyaman aja kalau disini, gimana kalau ke taman samping hotel?" Tawar Miguel.

Railey mengangguk, mereka berjalan bersama.

Rasanya Ia tidak ingin mengakhiri hari ini, ia ingin terus seperti ini.

Jasa Boga✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang