:: Tok! Tok!

23 3 1
                                    


≈≈


Drett.. drett..

Bunyi benda berderet hadir dari luar kamar setiap malam, walau hadirnya sudah bagaikan angin lalu bagi Hugo.

Tidak ada keanehan, sudah pasti itu kakek dan kursi goyangnya yang senantiasa terdengar. Kakek sudah pasti terjaga untuk menonton acara3³ hiburan ditelevisi.

Ngomong-ngomong, jarum jam telah berdetak di angka 12. Namun, entah alasan jelas, Hugo terus memikirkan percakapannya dengan wanita siang tadi.

Memikirkannya terus-menerus sampai ia muak sendirinya. Walau entahlah kapan otaknya akan berhenti memikirkan hal negatif selalu, ia sadar pasti situasi sekarang tidak kalah mencekam dari pikirannya.

Semakin memikirkannya, hilang sudah semangat untuk mempelajari pelajarn esok hari. Perlahan, dirinya mulai bangkit setelah beberapa jam berkutik dengan kumpulan buku-buku sekolah.

Tangannya meraih ponsel, hendak menekan aplikasi game. Namun, notifikasi pesan yang masuk diponselnya sukses mengalihkan pikirannya secara total.

"Dari ayah?" Ketika jarinya hendak untuk menekan huruf-huruf dikeyboard demi menjawab pesan sang ayah. Namun, tiba-tiba saja suara benda diketuk cukup keras dari depan kamar terdengar, Hugo spontan mengunci bibirnya rapat-rapa.

Brak!

Tubuhnya terdiam kaku, ia sudah berada dibawah kolong meja belajar sebagai tempat persembunyiannya. Terus memejam kedua kelopak mata, mungkin sampai suara ketukan bagai pukulan membabi buta tersebut perlahan melebur dikarenakan bunyi lain yang berasal dari lantai 2 rumah.

'Ayah sudah pulang?, sejak kapan ...'

Hugo bermonolog selagi menghembuskan nafas pelan. Masih dengan rasa gemetar ia rasakan disekujur tubuhnya, Hugo gelisah 'tak tertolong lagi.

'Hugo tenanglah ...'  Batinnys selagi meremat kain piyamanya cukup erat. Baru saja, ia hendak kembali membalas pesan-pesan ayah yang teranggur sejak tadi.

"Hugo, kamu masih terbangun?, nenek memintamu untuk ke kamarnya sekarang."

Tok! Tok!

Hugo terdiam kaku, matanya menatap sekali lagi pesan yang dikirimkan ayahnya beberapa menit lalu, kemudian mengalihkan pandangannya kearah pintu yang kabarnya ia rasa tidak akan aman sekarang.

'Ayah sedang di luar kota ... dan nenek sudah meninggal.'

Peluh keringat bercucuran membasahi tubuhnya. Tanpa berpikir negatif lebih jauh lagi, hugo membaringkan tubuhnya di atas kasur dan memaksa rasa kantuk untuk hadir menyerangnya sekarang.

Tbc

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 15 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

# HunterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang