9. Welcome to the hell

395 45 2
                                    

HappyReading














"Miguel," Clara keluar dari mobil, menghampiri lelaki yang baru saja  parkir. Gadis itu mencium pipi kiri Miguel, "pagi sayang."

Miguel menghembuskan nafas lelah sembari merotasi mata, "apa lagi, Clar?"

"Kemarin aku nyari kamu ga ada, udah pulang duluan?" Ujar Clara lembut.

Miguel mengangguk membenarkan. Ia rasa Clara tidak perlu tau jika kemarin dia di taman dengan Railey.

"Bibir kamu—"Clara menyentuh ujung bibir Miguel, spontan Ia menjauhkan wajahnya.

"Semalem—"

"Ga usah di bahas."

"Kenapa nggak telfon aku?"

"Gue bukan anak kecil yang selalu butuh bantuan lo."

Clara tersenyum miris, "tapi cuma aku yang tau semua ini kan? Cuma aku yang bisa nerima kamu apa adanya, Mig."

Ya, itu benar. Miguel tidak bisa mengelak. "gue ada kelas."

Clara berdecak saat Miguel meninggalkannya begitu saja.

Cowok itu berjalan menyusuri koridor lantai tiga. Karena hari ini tidak ada praktek, jadi mereka bergabung dengan anak boga untuk pelajaran non produktif.

Miguel menaikkan alis saat kelasnya penuh dengan siswa, rupanya semua tengah berkumpul disini. Dengan santai Ia menaruh tas di kursi paling belakang dan mulai memasang airpods tapi tidak memutar lagu. Karena sepertinya ada pembahasan yang penting kali ini.

Miguel mencoba untuk menghindari semua orang karena suasana hatinya sedang tidak baik.

"Udah dua minggu tapi baru terkumpul 30 juta 200 ribu," kata Railey.

"Njir, setengah aja belum," sahut Radit.

"Gimana nih?" Mega nyeletuk biar keliatan frustasi padahal lagi ngemil makaroni.

"Kita udah usaha loh," Ninda duduk di atas meja, "pagi sekolah, sore belanja, malem jualan, gitu terus sampe kena tipes."

Haikal terkekeh singkat, "gue punya cara cepat sih?"

"Apa?" Sahut mereka antusias.

"Tapi cukup beresiko," sambung Haikal.

"Gapapa yang penting dapet duit banyak."

"Perasaan gue ga enak," gumam Rosi.

"Lo ada tempat buat ngutang?" Tanya Railey.

"Lah malah cari utangan," Sahut Arif, "gadai in temen aja bisa nggak?"

"Nggak ada yang mau kalau modelannya kayak lo," kata Felix.

Arif berdecak, "gue gadai in Mega harga 70 juta, gratis Railey sama Ninda."

"Kenapa gue gratisannya?" Ninda tak terima.

"Apa coba cara cepat lo?" Railey kembali ke topik.

Haikal berdehem, "miara tuyul."

"Kan," Rosi tersenyum miris.

"Orang lagi serius juga," cibir Ninda.

Mega yang kesal berusaha melepas sepatunya untuk dilemparkan ke muka Haikal tapi susah banget nggak bisa lepas.

"Lu ngapain sih, Meg?" Arif mendorong pelan kepala Mega.

"Gue mau lempar sepatu ke muka Haikal," Mega masih berusaha namun di cegat Felix membuat gadis itu mengurungkan niatnya, "yaudah lah."

Jasa Boga✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang