1. Siaran Langsung Bedah

338 49 504
                                    

Melihat sopir yang tampak tenang mengemudi, Angga yakin hanya dia saja yang mendengar suara berdenging di telinganya barusan.

Apakah aku mengidap penyakit serius?

Kesehatannya rutin diperiksa setiap 6 bulan, itu adalah bagian dari asuransi pekerjaannya. Selama ini hasilnya baik-baik saja. Jadi, tidak mungkin jika dirinya mengidap penyakit tersembunyi.

Suara-suara aneh itu tidak kembali lagi dan dia sampai di rumah sakit.

Sang sopir benar-benar menolak tips dan bayaran waktu menunggu, namun ia meminta nomor telepon Angga sebagai imbalannya. Angga cukup terkesiap, tapi dia dengan cepat memberikannya dan bergegas turun dari taksi.

Masih ada waktu 7 menit...

Angga dengan segenap kemampuannya, berpacu dengan waktu berlari menuju ruang konferensi. Saat matanya mendapati spanduk besar bertuliskan "Selamat Datang di Konferensi Akademik Hepatobilier dan Bedah Pankreas Singapore," dia akhirnya bisa bernapas lega. Ini ada konferensi berbiaya tinggi yang merupakan puncak industri medis dalam spesialisasi Hati dan Kantung Empedu.

Setibanya di depan ruang konferensi, ternyata ada sosok Joshua yang sedang menunggunya. Dengan senyum lebar yang tampak sangat menyebalkan bagi Angga, Joshua melambai-lambaikan tangannya.

Dengan gestur yang sedemikian ramai, tidak mungkin bagi Angga untuk tetap berpura-pura tidak melihatnya.

"Sudah kukatakan, pasti masih sempat, Angga."

Dengan penuh perhatian Joshua membawakan jas dokter, pengenal identitas dan buku catatan beserta bolpoinnya.

"Cepat kau pakai, aduh... Kenapa kau jadi membatu?!"

Joshua kini bahkan tergesa memakaikan jas dokter untuk Angga. Dengan merasakan tekanan napas Angga yang stagnan, Joshua tahu jika tindakannya telah melampaui batas bawah kesabaran temannya. Oleh karenanya, meski begitu sibuk dan perhatian, Joshua masih belum berani menatap wajah temannya tersebut.

"Ayo, ayo, cepat masuk. Konferensinya akan segera dimulai," dengan suara bergetar, Joshua berharap Angga akan meredakan kemarahannya dan fokus pada acara penting yang telah dinantikan temannya itu selama beberapa bulan terakhir.

Tersadar oleh kata-kata Joshua, Angga berjalan bergegas memasuki ruangan. Menoleh ke belakang, lagi-lagi Joshua melambaikan tangannya disertai senyuman lebar nan bodoh.

"Josh, pernahkah aku berkata padamu. Dengan teman sepertimu, aku benar-benar tidak memerlukan musuh."

Melihat Angga yang akhirnya bereaksi, suara tawa terbahak Joshua akhirnya menggema, namun Angga tak punya waktu untuk mempedulikannya.

Angga yang telah memasuki pintu kini berbalik memandang temannya itu, mengerutkan kening, lalu membalasnya dengan mengacungkan jari tengahnya ke arah Joshua.

................

Lampu tanpa bayangan di ruang operasi sangat terang, dan pisau di tangan dokter sangat tipis.

Operasi yang akan segera dimulai sangatlah penting.

Ahli bedah jarang melakukan siaran langsung operasi, dan mereka yang berani melakukannya adalah yang terbaik di industrinya.

Alih-alih meja konferensi yang panjang, sebuah layar besar dipasang di mimbar. Delapan proyektor definisi tinggi pada sudut berbeda menyiarkan siaran real-time dari gabungan pankreatikoduodenektomi* yang dilakukan di ruang operasi termegah rumah sakit ini.

(*Pankreatikoduodenektomi, yaitu tindakan bedah yang dilakukan untuk mengangkat bagian kepala pankreas dan sebagian organ lain, seperti usus dua belas jari, kandung empedu, saluran empedu, kelenjar getah bening, lambung, atau usus besar.)

Miracle Doctor's (System) LivestreamingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang