9. Debut Siaran Langsung Dokter Ajaib

47 10 27
                                    

Sejak mengakhiri sarapan bersama Angga, segalanya di rumah sakit telah berjalan buruk. Dia merasa seperti semua yang bisa salah, telah salah.

Ditegur karena hal-hal kecil yang biasanya tidak menjadi masalah, ia harus menanggung kemarahan kekasihnya, Siska. Bahkan, ia dibuat berkeliling mencari bingkisan untuk Angga dari simposium kemarin, namun hasilnya nihil.

Joshua benar-benar tidak mengerti. Ia merasa rumah sakit ini tidak adil. Dokter-dokter di sini seperti lebih dihargai dibandingkan Angga, yang sebenarnya mengambil alih operasi penting tanpa hambatan. Bahkan dokter tak dikenal yang hanya muncul sebentar saja, memperoleh stetoskop dan laptop sebagai merchandise, sedangkan Angga tidak mendapatkan apapun. Ini tidak adil.

"Kenapa selalu begitu?" gumam Joshua dalam hati, sambil mencoba mencari pemahaman atas ketidakadilan ini. "Angga pantas mendapat penghargaan dan pengakuan yang lebih besar. Rumah sakit ini... benar-benar menyakitkan."

Angga adalah salah satu yang paling berdedikasi di antara mereka, dengan etos kerja yang luar biasa dan cinta mendalam pada profesi medis. Namun, rumah sakit tampaknya hanya mengambilnya sebagai seorang 'pekerja', tanpa menghargai kontribusinya yang besar dan perjuangannya untuk kebaikan pasien.

Joshua merasa frustasi dan marah melihat sahabat yang berarti baginya, begitu diabaikan oleh tempat kerja yang seharusnya mengapresiasinya sepenuh hati.

Namun, di tengah amarah dan kekecewaannya, Joshua tahu bahwa Angga adalah sosok yang tegar. Dia telah bertahan dan memberikan yang terbaik meskipun segala kesulitan yang dihadapinya. Ia harus bersabar, mendukung Angga, dan bersama-sama mencari jalan untuk mengatasi ketidakadilan ini. Jadi ketika Angga ingin mengundurkan diri, Joshua tidak banyak membujuknya.

Tiba-tiba, telepon di saku Joshua berdering. Sementara mengambil ponselnya, dia melihat Angga. Wajah lelah dan kecewa Angga, di sisi lain, memikat hatinya untuk bersuara.

"Joshua," suara Angga terdengar lemah. "Aku ingin bercerita. Mari kita makan malam di tempat biasa. Saat ini, semuanya... rasanya seperti sebuah beban yang tak kunjung reda."

Joshua bisa merasakan kepayahan yang diucapkan Angga. Dia merenung sejenak, merenungkan betapa sulitnya perjuangan yang dihadapi Angga. Kesadarannya akan keberadaan Angga dalam lingkup medis yang penuh tekanan menjadi semakin dalam.

Dia pantas mendapatkan lebih dari ini.

Pikir Joshua, merasa bahwa mereka harus berdiri bersama untuk menghadapi ketidakadilan ini. Namun, satu hal yang pasti, dia akan selalu berada di samping Angga, mendukungnya dalam perjalanan sulit ini.

"Baiklah, aku akan datang tepat waktu. Gunakan waktumu untuk menenangkan diri, Angga. Jika kau sampai jatuh sakit, itu benar-benar tidak layak."

Di sisi lain, Angga, yang kalah telak saat berurusan dengan dua orang wanita yang tidak lain adalah neneknya dan Agatha kini termenung.

Angga merasa seakan-akan dirinya adalah makhluk terendah dalam rantai makanan keluarganya. Segala sesuatunya selalu berada dalam kendali neneknya yang berkuasa dan keputusan-keputusan besar yang kini diambil oleh Agatha.

Ia merasa tak berdaya, seperti sebatang kayu yang dihanyutkan oleh arus yang tak bisa dia kendalikan. Meski terasa sangat mendadak, kini dia harus menerima kenyataan bahwa dia telah menikah dan memiliki istri.

Namun, di tengah perasaan putus asa itu, hatinya terasa hangat. Kepedulian dan kasih sayang nenek dan Agatha terhadapnya tetap hadir. Mereka mungkin memiliki ekspektasi tinggi terhadapnya, tapi itu semua berasal dari rasa cinta dan harapan yang tulus.

Setelah menutup telepon, Angga duduk termenung, mencoba memproses perasaan campuran ini. Ia kini berada di apartemen Agatha. Urusan kepindahannya sangat sederhana, Angga hanya membawa barang-barang pribadinya seperti buku dan pakaian, dia ternyata tidak menjadi tunawisma.

Memikirkan bahwa bukan saja gagal menjadi gelandangan dan pengangguran, ia bahkan mendapat kejutan berupa sistem, peningkatan kemampuan dan bagikan kejatuhan meteor, istri pun kini bisa jatuh dari langit. Angga merasa hidupnya dua hari ini seperti menaiki roller coaster.

Dia memandangi ponselnya yang terus berkedip, tak kunjung selesai. Suasana aneh mengelilingi ruangan, membuatnya yakin bahwa fenomena ini terkait dengan sistem, meski tak ada pemberitahuan resmi dari sana.

Seketika, layar ponselnya berhenti berkedip dan membuka aplikasi misterius. Angga memicingkan mata terkejut saat melihat siaran langsung yang dipampang di layar. Operasi reseksi tumor usus.

Operasi itu begitu akrab, begitu intim—itu adalah tangannya yang sedang melakukan operasi itu! Tapi bagaimana mungkin? Apakah sistem merekam saat ia menjalani pelatihan?

Dalam laju waktu yang berbeda, Angga telah melakukan ribuan operasi bedah, mencakup berbagai spesialisasi. Sistem biasanya senyap, memberi notifikasi hanya ketika kesalahan terjadi, dan jika kesalahan diulang, sistem akan memberikan hukuman.

Ketegangan di dalam dirinya semakin meningkat ketika ia mengingat momen paling menakutkan yang pernah ia alami dalam Sistem. Saat ia melakukan kesalahan besar, Sistem memberinya sengatan listrik tingkat tinggi yang menjalar ke seluruh tubuhnya, lalu melemparkannya bersama tumpukan berkas dan jurnal untuk dipelajari, sebelum diizinkan kembali memasuki area operasi. Itu adalah pengalaman yang tak terlupakan.

Saat Angga menonton rekaman yang dipilih oleh sistem, ia menyadari bahwa yang sedang disiarkan langsung adalah proses operasi reseksi tumor usus, dengan penilaian terbaik dari beberapa percobaan yang telah ia jalani. Ada keanehan yang mengganjal, sepertinya sistem hanya bersedia melakukan siaran langsung untuk standar tertentu.

Angga mulai menjelajahi platform siaran langsung di ponselnya dan terkejut saat menemukan bahwa sistem telah memanipulasi seluruh rekaman, menciptakan ilusi bahwa Angga telah memiliki akun ini selama dua tahun dan memiliki ratusan rekaman operasi besar dan kecil. Mengingat betapa intensifnya pelatihan di ruang sistem, Angga sadar bahwa masih ada ribuan rekaman video yang belum diunggah. Rasa lelah bercampur dengan kebahagiaan karena akhirnya kerja kerasnya bisa dilihat oleh orang lain.

Namun, senyum Angga memudar saat melihat nama pengguna yang dipilih sistem untuknya, yaitu "Dokter Ajaib." Angga dapat membayangkan komentar-komentar menghina dan ejekan yang mungkin muncul ketika orang-orang melihat namanya.

Nama yang begitu narsis dan tak tahu malu, bahkan Angga sendiri tidak dapat menatapnya dengan pandangan lurus. Rasa bangga tercampur dengan kebingungan, ia bertanya-tanya apa maksud sistem dengan memilih nama pengguna yang begitu mencolok ini.

Baginya, itu adalah sebuah ironi, karena sejauh yang ia tahu, ia adalah seseorang yang tidak pernah menyombongkan diri.

................


Tebakan Angga ternyata tepat. Seorang mahasiswa kedokteran yang sedang mencari rekaman tutorial teknik jahitan tanpa disengaja menemukan siaran langsung yang diunggah oleh sistem. Merasa telah menemukan yang dicari, ia mulai memusatkan perhatiannya pada teknik yang dipraktekkan, memperhatikan perbedaan saat mencoba menerapkannya sendiri.

Tangan orang dalam siaran langsung itu terlihat begitu stabil dan mantap. Jarak, sudut, dan gerakannya begitu elegan dan mengalir, menginspirasi mahasiswa tersebut untuk berlangganan konten dari siaran tersebut. Namun, senyum dan kekagumannya langsung tergantikan oleh kekecewaan saat ia melihat nama pengguna yang dipilih, "Dokter Ajaib."

Kata-kata yang disusun dengan terburu-buru tercampur dengan makian, karena nama itu terasa berlebihan dan norak.

Apakah orang ini berpikir hidup di dunia kultivasi?

Dengan tindakan kasar, ia membagikan link profil "Dokter Ajaib" kepada teman-temannya, bermaksud untuk memiliki rekan untuk bergosip bersama.

Langkah serupa diikuti oleh orang lain. Beberapa tertarik pada isi siaran langsung, tetapi mayoritas terfokus pada mencemooh nama akun Dokter Ajaib. Link siaran langsung 'Dokter Ajaib' tersebar luas, disertai dengan tawa dan olok-olok tentang nama akun yang terlalu sombong.

----------------

Miracle Doctor's (System) LivestreamingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang