The language of love

511 25 0
                                    

inspired by Twinkling Watermelon drama

pair : Jaywon

-0-

Di sebuah kampus yang ramai dengan beragam aktivitas Jungwon duduk di sudut perpustakaan kampus, matanya terfokus pada buku yang terbuka di hadapannya. Tatapan matanya menyiratkan pemahaman yang dalam akan dunia di sekitarnya. Tapi dirinya memiliki satu kekurangan,

Jungwon seorang tunawicara.

Ya, meski bisu, ia memiliki kepekaan luar biasa terhadap suara di sekitarnya, ia memiliki pendengaran yang tajam. Keheningannya tidak menghalangi kemampuannya mendengar getaran-suara yang menciptakan dunia di sekitarnya.

Jungwon terlalu asyik tenggelam dalam dunianya yang diciptakan oleh halaman buku yang dipegangnya. Setiap kalimat yang tertera, setiap cerita yang terurai, menjadi dunia yang begitu memikat baginya. Suara-suara di sekitarnya seperti berubah menjadi getaran yang hanya sebagian kecil saja yang masuk ke dalam kesadarannya.

Namun, tanpa disadari, Jay sudah duduk di hadapannya, menanti dengan senyum penuh kehangatan di wajahnya. Langkah Jay yang ringan dan halus tidak terdengar oleh Jungwon yang terlalu terfokus pada bacaannya.

Tiba-tiba, ketukan di meja menyadarkan Jungwon dari dunia nya. Jay, dengan tatapan manis dan senyuman hangatnya, sudah ada di depannya. Jungwon sedikit terkejut, langsung mendongak dan memandang Jay kaget.

Jungwon melihat jam di yg tangan nya dan seketika menepuk dahinya seperti mengingat sesuatu secara tiba-tiba. Lalu Jungwon mengambil buku note kecil nya,

"Maaf, apa kamu sudah menunggu lama?", tulis Jungwon dengan cepat di buku catatannya, menunjukkan kepada Jay. Sementara Jay menerima catatan itu dengan senyum di wajahnya, tiba-tiba ekspresi lucu yang begitu menggemaskan terpancar dari wajah Jungwon yang terkejut. Matanya yang bulat dan penuh rasa penasaran, seperti mata kucing yang ingin tahu, membuat Jay tak kuasa untuk tidak merasakan kegemasannya.

Jay melihat ekspresi Jungwon yang menggemaskan, dan tanpa bisa menahan diri ia dengan lembut mencubit pipi Jungwon dengan gemas.

"Tidak apa-apa, Won. Aku tidak menunggu lama. Kamu terlalu asyik dengan bukumu," ucap Jay sambil tertawa kecil.

Jungwon tertawa pelan, tangannya menyentuh pipinya yang baru saja dicubit oleh Jay. Dia menatap Jay dengan ekspresi yang penuh kehangatan. Meskipun tidak bisa bicara, ekspresi wajahnya mampu menyampaikan perasaannya dengan jelas kepada Jay.

Saat itu, Jay hanya menatap Jungwon dengan penuh cinta, terpesona oleh pesona yang begitu alami dan tulus dari Jungwon. Mereka saling bertatapan, tak perlu kata-kata, karena dalam tatapan mata mereka, satu sama lain sudah bisa merasakan getaran yang tak terucapkan, getaran dari rasa cinta yang begitu dalam di antara mereka.

Jay, seorang pria populer di University Hybe yang begitu menarik perhatian banyak orang dengan karisma nya. Jay yang selalu terlihat begitu dingin dan tidak peduli di sekitar orang lain tapi saat di hadapan Jungwon dia adalah sosok yang tulus dan begitu hangat.

Mereka telah menjalin hubungan yang penuh cinta meskipun Jungwon seorang pemuda yang bisu, seringkali merasa tidak pantas bagi Jay.

Namun, bagi Jay hatinya hanya terpaut pada Jungwon. Meskipun banyak yang mempertanyakan keputusannya, Jay tetap setia dan mencintai Jungwon dengan tulus.

Cerita cinta mereka bukanlah tanpa hambatan. Jungwon sering kali merasa tidak layak bagi Jay karena keadaannya yang tidak bisa berbicara. Meskipun Jay mengatakan jika ia memahami dan menerima Jungwon apa adanya, Jungwon terus merasa bahwa kebisuannya adalah beban besar bagi hubungan mereka.

The JungwonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang