Kepekaan Suami

19 6 1
                                    

Perempuan muda itu duduk di teras di depan rumahnya. Berjam-jam lamanya. Tetangga tetangga di sekitar seakan sudah biasa. Tapi, mereka juga tidak lagi peduli.

"Aku menunggu suamiku" begitulah jawabnya setiap kali orang bertanya. Perempuan hamil itu selalu mengawasi jalan. Telinganya pun selalu menunggu suara motor.

"Itu...itu dia suamiku" serunya tiba-tiba. Tubuhnya dengan ringan berlari menuju pagar. Ia pun membuka pagar dan memeluk suaminya. Seorang tukang bakso dengan senyum tipisnya melihat peristiwa itu.

Keesokan harinya seperti biasa, perempuan hamil itu sedang menunggu suaminya pulang di teras rumahnya. Namun hari ini berbeda, sudah lebih dari jam biasanya dia menunggu suaminya pulang bekerja, tetapi masih belum muncul juga tampangnya.

Hingga malam pun tiba. Ketika perempuan muda itu sedang makan, tiba-tiba suaminya datang mengetuk pintu.

Ia pun menghampiri suaminya. "Aku tidak mau mau membukakan pintu karena kamu terlambat" ucapnya dengan melihat ke depan melalui jendela.

"Maafkan aku, tadi ada pekerjaan tambahan, kan besok libur" sahut suaminya.

"Kamu selalu saja seperti itu" jawab perempuan muda itu dengan cemberut.

Ketika akan pergi tidur suaminya berkata "Besok aku mau ke Singapura. Apa kau mau ikut?".

Sontak saja perempuan muda yang sedang hamil itu terkejut. Tentu saja ia ingin ikut suaminya pergi ke Singapura.

Akhirnya malam itu juga mereka packing barang-barang yang akan dibawa selama liburan dan akan pergi keesokan harinya.

Mereka pun tiba di bandara untuk berangkat menuju Singapura. Selama dalam perjalanan, perempuan hamil itu selalu menatap ke luar jendela sambil memandangi suasana diluar pesawat.

Setibanya di Singapura mereka berdua langsung menuju ke apartemen untuk menginap selama liburan mereka.

"kamu beristirahatlah sebentar" ucap suaminya itu.
"Baiklah" jawab perempuan hamil itu sambil menaruh barang² yang mereka bawa lalu pergi ke kamar yang berada di apartemen itu.

"Aku ingin pergi sebentar untuk mengurus pekerjaanku yang ada disini" ucap suaminya itu sambil bersiap² untuk pergi.

"Bekerja?? bukannya kita disini untuk liburan? bisa tidak kamu mengesampingkan masalah pekerjaan kamu dulu karna aku disini ingin kita menghabiskan waktu bersama" ucap perempuan hamil itu sambil sedikit kesal akan suaminya yang selalu mengutamakan pekerjaan daripada dirinya yang sedang hamil.

"Maaf sayang tapi pekerjaan ini sangat penting yang tidak bisa ditinggalkan" jawab suami yang mencoba menjelaskan pada istrinya.

"Kamu selalu begitu, apakah kamu sadar kamu jarang ada waktu untuk aku selama ini! Tapi aku selalu mencoba untuk mengerti kamu, tapi kamu yang nggk pernah ngertiin aku" ucap perempuan hamil itu dengan marah dan mengeluarkan semua unek² Selama ini yang dia pendam.

Suaminya yang mendengarnya pun terdiam tak berkutik dia sadar bahwa dia memang terlalu sibuk mengurus pekerjaan dikantor tanpa memikirkan istrinya yang sangat menginginkan perhatian dan kasih sayang dia, ditambah lagi istrinya sedang hamil.

"Sayang aku min-" ucap suaminya itu terpotong oleh ucapan perempuan hamil itu.

"Baiklah kalau kamu tetap mau pergi silahkan, aku tidak akan mencegah kamu, aku capek mau istirahat" ucap perempuan hamil itu dengan nada kecewa.

Perempuan hamil itu pergi meninggalkan suaminya.

Setelah berdiam diri untuk merenungkan kesalahannya, akhirnya suaminya menelpon patner kerjanya bahwa dia tidak bisa pergi karna dia ingin meluangkan waktu untuk istrinya.
Setelah itu dia membeli bunga dan coklat untuk meminta maaf kepada istrinya.

"Tuk..tuk..tuk.. sayang aku minta maaf, tolong buka pintunya" seru suaminya sambil membawa bunga dan coklat yang sudah dibelinya.

"Cekrekk..." Terdengar suara pintu yang terbuka. Sang suami langsung memberikan bunga dan coklat tersebut untuk meminta maaf.

"Lhoo..,, bukannya kamu tadi ada urusan pekerjaan?" Tanya perempuan muda itu.

"Aku sudah merenungkan tadi, memang selama ini aku terlalu sibuk mengurus pekerjaan dikantor. Setelah ini aku janji akan lebih meluangkan waktu lagi untuk kita berdua. "Baiklah" jawab sang istri.

"Selama di Singapura ini kita akan benar-benar liburan dan aku tidak akan mengurusi pekerjaanku" Ucap suaminya dengan tegas. "Memang itu yang aku mau" sahut sang istri.

Akhirnya mereka pun menikmati liburan di Singapura itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 07, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Antara Pekerjaan dan AkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang