"Apa? Bangkrut?"
Suara Emilia terdengar sangat panik ketika dia baru saja pulang dari klub malam namun mendapati rumah sudah kosong dan hanya melihat ibu serta ayahnya sedang menangis.
"Sekarang kita tidak punya apa-apa lagi, perusahaan ayahmu sudah bangkrut dan banyak hutang, sekarang rumah ini disita oleh bank, Ibu tidak tahu harus pulang ke mana lagi," ucap perempuan tua itu sambil terus meneteskan air mata.
Seketika pandanganku menjadi gelap, aku takut miskin? tentu saja.
Setiap hari aku bisa belanja hingga jutaan dolar, makan makanan enak dan sarapan di hotel bintang 5 bahkan aku tidak memperdulikan jika ayah dan ibuku melupakan hari ulang tahunku, karena yang terpenting bagiku adalah uang.
Aku berlari lalu berjongkok di hadapan ayahku
"Ini cuma bercanda kan? Ayah hanya mengelabuiku saja bukan?" Tanyaku
Pria tua itu menggelengkan kepalanya dan membuatku kembali menangis histeris.
Bagaimana ini, aku sangat yakin jika tidak ada yang mau menerimaku dengan keadaanku bangkrut seperti ini.
Aku hampir pingsan, namun ibuku ternyata sudah pingsan duluan. Menyebalkan! Minimal tungguin kek.
Beberapa bodyguard mendorong kami dan memaksa kami untuk keluar di malam yang cukup deras tersebut, aku menangis melihat ketiga mobil kesayanganku yang terparkir di halaman dan sekarang aku tidak memiliki apa-apa selain tas berisikan pakaian-pakaianku.
Aku menoleh ke arah ayahku sambil menggerutu
"Ini semua pasti gara-gara ayah yang tidak becus ngurusin perusahaan, padahal kakek sudah memberikan perusahaan sangat banyak untuk kita tapi ayah justru menghancurkannya," geramku
Pria tua itu hanya bisa meneteskan air mata, bukan hanya aku tapi dia juga menangis.
Kami bertiga seperti orang bodoh yang menangis di pinggir jalan sambil mencari tempat berlindung, namun tidak menemukannya karena kami memang tidak memiliki uang.
Persis cerita di sinetron, kalau di sinetron saat-saat seperti ini pasti tertabrak mobil pria kaya lalu perkenalan dan menikah, kalau aku?
Boro-boro ditabrak mobil, dari tadi nggak ada satupun mobil yang melintas.
Ck.. ngeselin banget.
Aku menoleh ke ayahku yang terjatuh duduk sambil menangis histeris, jujur saja Ini pertama kalinya aku melihat ayah menangis seperti itu setelah kematian kakekku, namun satu hal yang membuatku kaget ialah....
Dia berlari dengan kencang ke arah jembatan dan berniat melompat.
Aku dan ibu berusaha untuk melarang ayah melakukan tindakan tersebut.
"Ayah, tolong jangan lakukan," pintaku
Ibuku terus menangis memohon pada ayah untuk tidak melakukan perbuatan tersebut tapi ayah sepertinya sudah hilang akal, dia juga sama sepertiku...depresi karena hartanya hilang dalam semalam.
Ayah menangis dan menatap ke arah kami berdua
"Tolong maafkan ayah, ayah tidak bisa menjaga kalian selama ini, ayah telah gagal menjadi kepala keluarga yang bisa membahagiakan kalian, ayah malu karena membawa kalian tinggal di jalanan seperti ini," ujarnya
Aku langsung menggelengkan kepalaku dan meminta ayahku untuk tidak melakukan hal tersebut.
"Ayah tolong... Jangan lakukan hal itu, kita bisa melewati ini," ucapku lirih
Ayah terus menggelengkan kepalanya, dia pun merasakan kesedihan yang luar biasa, sejak kecil dia tidak pernah merasakan kemiskinan, lalu sekarang dia harus tinggal di jalanan tanpa memiliki uang sepeserpun.
Ibu berusaha untuk mencegah ayah dan memegang tangannya namun ayah terlanjur melompat ke dalam sungai dan parahnya lagi ibuku terbawa karena ayah terlalu keras memegang tangannya.
"AYAHH..IBUUU," teriakku histeris
Aku langsung mendekat dan melihat ke arah sungai yang cukup deras karena kondisi air sungai yang banjir.
"Ayahh, " teriakku sambil menangis
Tidak ada satupun mobil ataupun motor yang melintas dan aku duduk di pinggir jembatan sambil menangis tidak ada yang akan menolong ku kali ini.
Ya Tuhan Kenapa hidupku seperti ini...
Saat aku sedang menangis, beberapa tukang dagangan lewat dan Mereka bertanya apa yang terjadi.
"Tolong pak, ayah sama ibuku tercebur ke sungai," ucapku
Pria setengah baya itu langsung berlarian mencari pertolongan, sementara aku masih menangis dengan dengkul lemas yang tidak bisa atasi
Bagaimana rasanya ketika kau melihat kedua orang tuamu tercebur ke sungai pada saat yang bersamaan? Rasanya sakit sekali.
Beberapa orang langsung berlarian menolongku dan mengecek air sungai yang cukup deras tersebut bahkan ada beberapa yang menghubungi pihak kepolisian.
Aku terjatuh duduk, dan pingsan.
"Ayah...ibu," gumamku
Pandangan mataku benar-benar gelap dan aku tidak sadar lagi apa yang terjadi pada diriku saat itu.
Yang jelas aku terluka... Batinku tersiksa ketika melihat kedua orang tuaku seperti itu.
Kehidupanku hancur dalam satu malam dan sekarang aku hanyalah seorang perempuan miskin yang tidak memiliki apa-apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
PEMBANTU DI ATAS RANJANG
Romancehai ini adalah story terbaru ku. untuk request cerita, boleh DM ya, nanti 10 bab kirim via email, jangan lupa tip ♥️ Ini kisah gadis berusia 22 tahun yang semula hidup kaya raya, namun, keadaan berbanding terbalik ketika perusahaan ayahnya bangkrut...