𝐈𝐈. 𝐆𝐄𝐍𝐄𝐓𝐈𝐊

27 6 30
                                    

🎶Play music - hate you (Jungkook BTS)🎶

°°°

Suara desiran ombak dipesisir pantai maupun angin laut yang menerpanya, sekarang sedang bersahabat dengan pria yang duduk diatas hamparan pasir putih disana.

pantai adalah tempat pelarian yang lebih baik, selain ketempat lain. Jeon akan selalu kemari, Setiap kali ia merasa tertekan dan frustasi tentang masalah yang tengah ia hadapi.

Dulu, Rebecca-lah yang menjadi sandarannya bercerita tentang banyak hal-hal sulit yang tengah ia hadapi. Dan Sekarang...? ia, kehilangan tempat itu. Angin laut sedari tadi menggoyangkan beberapa helai rambutnya, sembari menutup matanya merasakan angin seolah memeluk dirinya. Ia menghela nafasnya berat lalu membuka kedua matanya.

Tidak lama, kemudian ia mengeluarkan ponsel dibalik saku celana hitam panjangnya lalu menghidupkannya. Layar Ponsel bermerk Samsung itu terdapat sedikit retakan, setelah kemarin Jeon banting tapi masih bisa dinyalakan.

😼No Iphone! only Samsung.

Ibu Jarinya mengklik album foto yang berisi kenangannya bersama almarhum istrinya dan Jeon Naya, Rebecca meninggal saat sesudah melahirkan Jeon Naya pada saat itu. Jari telunjuknya kini menggantikan posisi sang ibu jari, bergerak untuk menggeser layar kebawah yang secara bersamaan membuat kedua sudut bibir Joen terukir sebuah senyuman. tapi... mata tak bisa berdusta, rasa rindu itu berhasil membuat indra penglihatannya memburam karena ia tidak bisa mengendalikan air mata yang hampir keluar.

saat melihat kenangan foto bersama Jeon Naya, kembali ia teringat, bagaimana dulu Naya sangat bersih keras ingin berlatih boxing dengannya 20 tahun yang lalu. Jeon tentu sebagai seorang ayah yang baik, ia menolak karena waktu itu Naya masih berumur lima tahun.

Seperti gen yang mewarisi karakteristik dan fisik orang tua kepada anaknya, maka tidak heran Jeon akan tahu Naya keras kepala sama sepertinya. Pada Akhirnya, dirinya-lah yang menyerah, ia akan selalu membawanya ketika Jeon ingin ketempat boxing club.

Jeon menyukai boxing dan boxing adalah hobinya, tapi saat jeon Naya sudah tidak berada di sisinya lagi, ia sudah jarang ketempat boxing karena ia takut kenangan itu membuatnya semakin terpuruk.

"Daddy, nanti kalau Naya sudah besar. Naya akan menjadi petinju perempuan pertama yang hebat dan memberikan Daddy banyak piala Naya."

Kata Naya dulu, masih terdengar jelas pada ingatannya. Tangisan yang ia tahan daritadi tak bisa Jeon bendung lagi, hingga mengenai layar ponselnya.

Rasa sesal itu terus menghantui dirinya, Jeon merasa tidak berguna hanya karena tidak menjaga putrinya dengan baik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rasa sesal itu terus menghantui dirinya, Jeon merasa tidak berguna hanya karena tidak menjaga putrinya dengan baik. Padahal ia sudah berjanji pada Rebecca untuk menjaga Naya selalu, seandainya saja ia tidak meninggalkan Naya pada saat itu...

𝐅𝐥𝐚𝐬𝐡𝐝𝐢𝐬𝐤 (𝐓𝐡𝐞 𝐈𝐧𝐝𝐞𝐧𝐭𝐢𝐭𝐲 𝐨𝐟 𝐌𝐮𝐫𝐝𝐞𝐫𝐞𝐫)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang