Bab 1

36 5 0
                                    

🥀🥀🥀

Zalina mengusap Airmata yang kembali jatuh untuk yang kesekian kali, tidak ada Hati yang baik baik saja di tinggal oleh Calon suami di hari pernikahan,seonggok daging berbentuk hati itu sedang memeluk luka, merajut Lara yang menyisakan kepedihan. Sungguh ia tidak pernah menyangka kisah cintanya harus berakhir memilukan.dan kejadian itu pula yang membawanya kedalam sebuah ikatan pernikahan tanpa Cinta.

Ya, Sepuluh hari yang lalu, dimana ia dan seluruh keluarga harap-harap cemas mengetahui bahwa calon mempelai Pria tidak ada di tempat, bahkan tidak bisa di hubungi, suasana menjadi menegangkan,bahkan beberapa kali Zalina mencoba ditenangkan oleh keluarga, tamu semakin ramai berdatangan dan ijab kabul akan di selenggarakan sepuluh menit lagi, dan tak mungkin acara di batalkan.

Orangtua Sang Pria semakin tak karuan karena disini nama baiknya dipertaruhkan.

"Ayah, ijinkan Galih menggantikan Pandu" Ucap Laki-laki beralis hitam dengan pelan.

Seketika Arya, Sang Ayah menoleh kearah putra Sulungnya,

"Demi, Ayah dan Bunda" Ucap Galih meyakinkan.

Arya menoleh kearah Istrinya,

"Nama baik keluarga kita di pertaruhkan disini,Nda." Ucap Galih menatap mata Bundanya yang sudah mulai berembun dan ia tidak suka itu.

"Kamu yakin, Nak?" Tanya Bunda Sinta kepada Arya dengan terbata.

Galih menganggukkan kepalanya,kemudian kembali menoleh kearah Ayahnya yang juga menganggukkan kepala.

Sinta menggenggam jemari Galih, ada rasa nyeri di dalam hati.lalu Bagaimana dengan Zalina?

Gadis itu mengusap air mata yang terus menetes, tidak ada pilihan lain selain menerima.

"Sudah siap semua? " Pertanyaan Galih membuyarkan lamunannya,dengan cepat ia menghapus air mata yang kembali menetes setiap mengingat peristiwa itu, namun telat Galih melihat lagi air mata itu untuk yang kesekian kali.

"Kamu butuh menyembuhkan hati, " Ucap Galih dalam hati.

"Udah, Mas" Jawab Zalina seraya berdiri.

Galih menganggukkan kepala tangannya terulur mengambil koper dan membawanya keluar, sedangkan Zalina mengikuti dari belakang.

Sesampainya diteras sudah ada Ayah Bunda yang menunggu, mereka berdua pun pamitan.

"Bunda titip Za ya, Mas. " Ucap Sinta meski Zalina hanya anak dari sahabat yang kini menjadi menantunya, Sinta sangat menyayangi Zalina sedari kecil.

Galih mencium takzim tangan Bundanya, sebelum akhirnya sepasang pengantin Baru itu masuk Mobil.

"Hanya sama kamu ku percayaan Zalina, Ta, tolong sayangi dia ketika penjagaan ku dan Mas Panji tidak bisa lagi membersamai nya"

Sebait kata itu kembali terlintas dalam ingatan.

"Entah lah, Rin. Apa aku bisa memenuhi janjiku sedangkan saat ini justru Putrakulah yang membuat Zalina menangis"

🥀🥀🥀

Sore hari menjelang Senja mereka berdua telah sampai di kota Yogja. Ya, Galih memutuskan membawa Zalina ke sini tempat dimana ia menuntut ilmu hingga kini bekerja, walaupun mereka menikah secara terpaksa dan tidak ada ikatan apapun tapi Galih merasa Zalina adalah tanggung jawabnya karna gadis itu adalah istri sahnya.Meski keduanya pun tidak tidur dalam satu kamar, dan juga tidak banyak bertukar kata, hanya seperlunya saja.

Galih tahu persis bagaimana keadaan hati Zalina saat ini, bagaimana hancur dan terlukanya perasaan gadis itu, namun ia tidak bisa berbuat apa apa, karna hati tidak bisa sembuh dalam hitungan hari, Zalina butuh waktu untuk menyembuhkan luka batinnya.

"Kamu keberatan aku ajak kesini? " Tanya Galih,

Zalina yang sedang memberesi koper menoleh, kemudian menggelengkan kepala.

"Kalo kamu tetap di rumah itu, hati kamu tidak akan sembuh," Ucap Galih.

Galih memang benar rumah itu penuh kenangan dengan Pandu, disana mereka sering menghabiskan waktu bersama dari semenjak kecil, di tambah lagi setelah Papa Zalina meninggal dan hartanya habis terjual karna bangkrut Zalina tinggal di rumah itu.

Bagaimana Pandu yang selalu meratukannya dari kecil, menuruti segala kemauannya, menjadi Laki laki yang slalu menjaga dan melindungi nya. Bagaimana ia begitu manja dan bergantung dengan Laki laki itu.

Hingga sampai di titik Pandu menciptakan luka yang begitu menyayat hati.dalam hati ia terus bertanya kenapa Pandu melakukan semua ini? Kemanakah laki laki itu saat ini.

Mengingat itu semua nyaris Zalina kembali meneteskan airmata dan lagi-lagi Galih melihatnya.

"Terimakasih, Mas" Ucap Zalina.

"Untuk? " Tanya Galih.

"Untuk semuanya, Demi nama baik Ayah Arya,Bunda Sinta dan Aku, Mas Galih harus melakukan semua ini, terjebak dalam pernikahan ini" Jawab Zalina.

Galih menarik nafas dalam-dalam, memang rasanya menjadi rumit namun ini sudah terjadi.

"Dan kamu tenang aja, aku tidak akan menuntut apapun, kita hanya sepasang suami istri dalam status" Jelas Galih.

Setelahnya keduanya sama-sama diam.

"Kalo udah selesai beberesnya aku tunggu di meja makan, kita makan malam sama-sama"tambah Galih lalu beranjak.

Setengah jam setelahnya kini mereka sama-sama berada di satu meja makan yang sama namun tidak ada obrolan keduanya hanyut dalam pikiran masing-masing.

Hingga malam menjelang, Galih meminta Zalina untuk beristirahat dan ia masuk kedalam ruang kerjanya yang berada di sebelah kamar utama,

Galih membuka laptop lalu mulai menyelesaikan pekerjaan yang ia tinggal selama hampir 2 pekan, dua jam berkutat dengan laptop ia pun beberapa kali menguap dan akhirnya menyerah,sejenak menoleh kearah pintu yang menjadi penghubung kamar utama dan ruang kerja, dalam hati bertanya "sudah tidurlah Zalina di dalam sana"

Galih tak mungkin tidur satu kamar dengan Zalina, terlebih pasti gadis itu pun tidak nyaman. Ia pun memilih membentangkan selimut di atas sofa besar lalu merebahkan tubuhnya dan mencoba memejamkan mata.

Ditengah kemelut hati dan pikirannya, terlintas bayangan seseorang yang sudah tiga tahun hanya mampu ia rindukan dalam diam.

"Aku Rindu, Nai." Ucapnya lirih, sebelum memejamkan mata memeluk satu nama itu dalam tidur lelahnya.

🥀🥀🥀

Blora, 17 Januari 2024

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 17, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang