HappyReading☕
"Ninda!"
Gadis yang baru saja turun dari scoopy putih itu membuka jok dan mengambil makaroni dagangannya, "ga usah lari, gue denger."
Haikal menggaruk tengkuknya, "lo kalau dateng pagi banget."
Ninda menaikkan kedua alis, sok keren, "biasa, anak rajin."
"Rajin dagang," mereka berjalan bersama.
Ninda terkekeh singkat, "ngapain nyari gue?"
"Eemm.." Haikal menatap sekeliling, "lo udah sarapan belum?"
"Kalau lo ngajak sarapan lagi, gue ga nolak," Ninda emang blak-blakan.
Haikal mengulum senyum, "kafe yuk?"
Cewek itu menatap Haikal, "lo yang bayar kan?"
"Aman."
* * *
Railey turun dari bus. Gadis itu berjalan mencapai gerbang.
Sebenarnya papa menyuruh Railey bawa kendaraan sendiri, tapi Railey mager. Kalau nunggu di anter sama papa keburu siang.
Lagian Railey nyaman naik bus, walaupun masih harus jalan lagi sampai ke gerbang.
"Railey," gadis itu menoleh menatap mobil di sampingnya yang berjalan lambat mengikuti langkahnya.
"Hm?"
"Bareng?" titah Miguel.
Gadis itu menatap gerbang sekolah yang sudah tak jauh lagi, "lo duluan."
"Naik aja kenapa sih?"
"Lo nggak liat gerbang udah deket?"
Miguel menghembuskan nafas, "coba naik dulu. We need to talk."
Railey menaikkan kedua alis, seakan bertanya, really?
"Please."
Gadis itu percaya dan masuk ke dalam mobil.
Miguel tersenyum tipis lalu memutar kemudinya menjauh dari sekolah.
"Gue udah firasat dari awal," Railey merotasi matanya, "berhenti. Gue mau turun."
"Emang ga bosen sekolah terus?"
"Enggak. Kelas gue kompak."
Miguel melirik Railey, "secara nggak langsung lo bilang kelas gue nggak kompak? Gitu?"
Railey mengendikkan bahu acuh, "gue nggak mau bolos, Miguel."
"Nggak sepenuhnya bolos sih," Miguel menarik persneling, "gue mau sedikit manfaatin skill lo."
"Maksud lo?"
"Nanti lo tau."
* * *
KAMU SEDANG MEMBACA
Jasa Boga✔️
Teen Fiction"SMK itu terdiri dari tiga hal; ujian, praktek dan cinta."