Proloque
Hari ini suasana terasa tenang sekali. Murid-murid di kelas semuanya serius mengerjakan kuis kecil yang diadakan oleh guru sejarah. Kuis ini merupakan taktik yang digunakan guru sejarah untuk membuat muridnya belajar. Jika nilai dalam kuis ini diatas batas ketentuan yan ditetapkan guru maka selama seminggu murid yang mendapat nilai tersebut akan terbebas dari pekerjaan rumah, namun jika dibawah nilai yang ditentukan maka murid tersebut akan menerima setumpuk pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Tentu saja semua murid berusaha mendapat nilai bagus, sebab mereka tahu dengan demikian sepanjang minggu mereka akan mendapat waktu tambahan untuk bersenang-senang.
Sementara semua murid menjawab soal-soal dengan tenang namun aku sama sekali tidak bisa berkonsentrasi. Ada berberapa alasan yang membuatku sulit berpikir dan menjawab pertanyaan kuis. Pertama, aku duduk di dekat dengan jendela, angin sepoi-sepoi yang bertiup masuk membuatku sedikit mengantuk. Kedua, semalam aku lupa sama sekali kalau hari ini akan diadakan kuis. Namun alasan yang paling utama adalah … ada kepala manusia berada diatas mejaku.
Kepala seorang gadis dengan rambut yang panjang berada di tengah-tengah meja. Matanya yang hitam memandang tepat kearahku. Walau demikian tidak ada murid yang menjerit ketakutan, tidak ada guru yang dengan tenang berusaha menenangkan murid-muridnya walau sebenarnya didalam hati ketakutan dan panik, tidak ada pula polisi-polisi yang menyerbu masuk dan menangkapku dengan dugaan membunuh kemudian memenggal kepala seseorang. Semua orang seakan tidak peduli. Mungkin lebih tepatnya bukan mereka tidak peduli melainkan mereka tidak dapat melihat kepala tersebut.
“Jawabannya pertempuran Ishibashiyama,14 September 1180.” Aku dapat melihat mulut dari kepala gadis itu bergerak dan memberitahukan jawaban pertanyaan dihadapanku. Aku berusaha tidak menghiraukan apa yang dikatakannya dan sengaja melewatkan pertanyaan yang jawabannya baru saja diberikan. Tetapi seperti melihat kepura-puraanku gadis itu berkata “Aku akan terus menggangumu kalau kamu tetap tidak menghiraukanku.”
Tiba-tiba saja kepala itu mendekat dengan cepat hingga hanya berada berberapa centimeter dari wajahku. Aku dengan cepat menutup mulut dan menahan diri tidak berteriak karena kaget. Sementara itu guru sejarah memandang kearahku seterlah melihat perilakuku yang tidak wajar. Aku kembali menundukan kepala agar terlihat sedang menjawab soal, yang tidak kuduga adalah kini kepalaku seolah berada di dadanya, aku dapat dengan jelas melihat belahan dada gadis itu, bagi orang yang dapat melihat situasi ini mungkin akan tersirat pikiran kotor di kepalanya. Kini giliran gadis itu yang melompat ke udara dan terlihat kaget, memegangi kemejanya yang kancingnya terbuka berberapa buah.
“Tolong!” Seru gadis itu dengan suara yang keras berkali-kali. Walau tidak ada yang dapat mendengarnya namun tetap saja teriakannya membuatku pusing. Aku tahu kalau ia sengaja berbuat demikian sebab walaupun terlihat aku melakukan sesuatu yang kurang ajar namun sesungguhnya aku tidak merasakan apapun, begitu pula gadis itu, karena aku menembus tubuhnya.
“Berhenti berteriak.” Aku bergumam pelan sambil melihat kearah sang gadis yang kini melayang-layang di udara.
“Akhirnya.” Kata gadis itu melayang turun lalu duduk diatas meja. “Aku tahu kalau kamu dapt melihatku. Berarti sekarang ada seseorang yang dapat kuajak bicara. Aku sudah bosan berbicara dengan diriku sendiri. aku…”
“Apa kamu bisa diam.” Kataku berbisik. Kelihatannya guru sejarah curiga dengan tingkah lakuku. “Nanti saja sepulang sekolah kalau ingin bicara. Aku temani sepuasnya asalkan kamu membiarkanku mengerjakan kuis ini.”
“Baik. Janji ya. Kalau kamu ingkar maka aku akan menggangumu seumur hidup.” Jawabnya kemudian melayang pergi menembus tembok tepat ketika guru berada disampingku.
Aku hanya berusaha bersikap normal dan melanjutkan mengerjakan soal yang diberikan. Berusaha tidak melakukan hal yang dapat diduga kalau aku sedang melakukan kecurangan. Aku menuliskan jawaban yang diucapkan gadis tadi pada lembar jawaban karena jawaban itu memang benar. setelah berberapa saat akhirnya guru sejarah kembali ke mejanya. Akhirnya aku dapat mulai berkonsentrasi pikirku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wasurenagusa
RomanceApa sebenarnya cinta sejati itu? Setiap orang tentu memiliki penafsirannya masing-masing. Bahkan, ada yang kembali dari dunia lain atas nama cinta. Apa yang akan terjadi ketika seorang pemuda bertemu dengan hantu seorang gadis yang rela melakukan ap...