Mérida, Yucatán, Mexico.
Matahari yang tergantung di langit Meksiko, pada pukul 14:00 tepat, membuat hamparan arena pertunjukan rodeo di lapangan terbuka yang tandus menjadi semakin berdebu. Ditambah terik yang amat menyengat menusuk kulit.
Seorang lelaki memakai pakaian koboi baru saja menyingkir—mengambil tempat di belakang kerumunan yang belum terlalu ramai, untuk menyulut satu batang tembakau yang terselip di bibirnya.
Ia sesap sekali, kepulan asapnya seketika mengudara berbaur dengan debu-debu tanah tandus disana. Sembari ia menggulir layar ponselnya yang berbunyi lima menit lalu, jemarinya dengan lihai mengetikkan bait kalimat untuk membalas pesan yang masuk.
Usai pesan terkirim, ia membuka satu dari dua foto yang dikirim. Wajahnya yang tadi tampak serius dengan alis menukik kini perlahan luntur. Lelaki itu malah membuat raut konyol ketika mimik wajahnya tampak seperti seorang yang sedang menahan tawa. Padahal tak ada yang salah dari foto yang dikirim. Semuanya normal, tak ada yang aneh apalagi lucu.
Tak ingin membuat dirinya terlihat semakin konyol, lelaki itu memutuskan untuk menelepon seseorang yang sedang terhubung dengannya diseberang pulau nan jauh disana.
"Serius? Kau mengutusku menjadi pengawal sebuah boneka tak bernyawa?" Lelaki berambut brunette itu terkekeh mencemooh sang lawan bicara.
Decakan sebal dan ketus ia dengar dibalik sambungan telepon genggam, "Itu orangnya, itu dia manusia bernyawa yang harus kau jaga!" Cibiran serta sentakan menggaung di telinganya.
"Hei, Sergio, kau mengirimkan ku gambar boneka." Sanggah lelaki itu lagi. Usai berucap, ia kembali menghisap batang cerutunya yang sedikit memendek.
"Elisabeth Ledezma Dulce de Todos los Santos, Puteri Raja Spanyol. Itu dia orangnya yang harus kau jaga! Kau pikir aku mengutusmu dengan bayaran dua-ratus-ribu euro hanya untuk menjaga sebuah boneka, Señor Hidalgo?!"
Agaknya kesabaran lelaki yang baru saja dipanggil Sergio itu sangat tipis, sehingga mudah sekali meluap. Telepon itu ia matikan karena dongkol, membuat sang lelaki brunette mendesah pelan seraya membuang puntung cerutunya yang baru beberapa kali ia hisap, lantas kembali membuka gambar yang dikirim Sergio tadi untuk memastikan apakah itu benar gambar manusia atau boneka.
Sergio Pascow, seorang pialang yang terhubung dengan banyaknya orang-orang penting dan berpengalaman. Termasuk lelaki brunette ini, lelaki yang baru saja ia panggil dengan sebutan Señor Hidalgo.
Mereka sudah mengenal sejak tujuh tahun lalu. Sergio cukup mengenal kerabatnya yang satu ini.
Javier Hidalgo Altissimo Scott, itu nama lengkapnya. Ia lebih dikenal dengan sebutan 'Señor Hidalgo' di dunia pekerjaannya. Javier adalah seorang mantan pembunuh bayaran profesional berdarah dingin yang memiliki nama besar dikalangan pebisnis dan politikus. Jasa Javier sering di sewa dengan bayaran yang fantastis, untuk menghabisi nyawa seorang rival.
Sergio diminta untuk mencari seorang pengawal yang pandai bela diri, tak kenal takut dan mampu menjaga rahasia. Keluarga kerajaan Spanyol ingin Sergio menemukannya dalam tempo waktu yang sesingkat-singkatnya.
Sebagai seorang pialang, ia ingat memiliki Javier Hidalgo yang kini telah berhenti dari pekerjaannya sejak dua tahun lalu. Selain kelewat pandai bela diri, Javier juga tipikal orang yang acuh. Jadi pastinya Javier mampu menjaga rahasia kerajaan yang selama ini disembunyikan, tentang Putri Raja Spanyol yang selama ini keberadaannya dirahasiakan dari mata publik.
Javier menyepakati permintaan Sergio, dua pekan lalu. Dengan bayaran sebesar dua-ratus-ribu euro. Sejujurnya, Javier sendiri seorang lelaki yang berkelimangan harta karena bayaran-bayaran tak sedikit yang ia terima dari pekerjaannya dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
TACENDA: [Cruel]
FanfictionJavier Hidalgo Altissimo Scott. Lelaki berkebangsaan Meksiko---memiliki nama besar di kalangan pebisnis dan politikus---sang mantan pembunuh bayaran profesional berdarah dingin yang telah berhenti dari pekerjaannya, diutus Sergio Pascow untuk menga...