eighteen

11.2K 524 57
                                    

London, Inggris.

"Sam, aku mau minta maaf untuk semuanya. Aku tahu, aku salah.. aku jahat, karena cuman jadiin kamu pelampiasan.. Aku—"

"Udah, Fin. Aku udah baik-baik aja sekarang. Sebenarnya, aku juga harus minta maaf, karena di saat aku ngajak kamu pacaran, di saat itu juga aku masih bingung sama perasaan aku. Sejujurnya, aku masih belom bisa ngelupain mantan aku, tapi aku gak boong kalau saat itu aku suka kamu."

Fino tidak marah ketika mendengar penjelasan itu keluar dari mulut Samuel. Dia bernafas lega dengan senyum tulus yang terbit di bibirnya. "... Aku ngerasa lebih baik ketika kamu bilang itu."

"Tapi, jujur aja ada rasa sakit meskipun gak banyak.." Samuel tertawa kecil. Dia kemudian melihat kebelakang untuk melihat Gavin yang saat ini duduk di kursi lain dengan kedua matanya yang fokus pada tablet. Ya, dia masih sedang bekerja. Omong-omong, Mereka saat ini tengah berada di sebuah cafe. Gavin memisahkan diri dengan meja Samuel dan Fino. Dia sengaja melakukannya untuk memberikan ruang pada keduanya.

Samuel melihat Fino lagi setelah melihat Gavin. "Kayaknya Gavin workaholic."

Fino memutar kedua bola matanya malas. "Aku udah nyuruh dia buat gak usah ikut, karena aku tau dia lagi sibuk sama kerjaannya di kantor, tapi dia maksa mau ikut so, yaudah aku iyain aja. Kalau pun aku bilang jangan, dia tetep maksa."

"Are you happy?" Tanya Samuel tiba-tiba.

Fino tersenyum lebar. "Happy, happy banget malah!" Jawabnya sambil melihat Gavin.

"If you are happy, as a friend I am of course happy for you."

"Kamu juga harus bahagia, Sam."

"Aku bisa, but sometimes aku kangen mantanku, Fin."

"Sam, kamu tau? Aku dan Gavin di masa lalu udah ngelakuin banyak hal dan mengalami semua rasa sakit dan luka, tapi kita memutuskan untuk kembali bersama, karena kebahagian aku ada di Gavin. Begitupun Gavin sebaliknya." Jelas Fino. Dia menatap Gavin penuh cinta.

"So? Kamu mau aku kembali sama mantan aku?"

"Why not?"

"Gak semudah itu, Fin."

"Kenapa?"

"She is married.."

"..." Fino terdiam dengan mulut terbuka.

"And.. has two twins, Do you think I will ruin his happiness?"

Fino menggelengkan kepalanya pelan. Dia menunduk, merasa bersalah pada Samuel. "Sorry, I thought too short."

Samuel terkekeh. Dia kemudian mengusak rambut Fino gemas.

"Gak ada agenda usak kepala, kan?" Suara berat Gavin membuat Samuel menghentikan gerakan tangannya pada rambut Fino.

"Possessive boyfriend." Ujar Samuel.

"Yes, i am."

Samuel terkekeh mendengar jawaban Gavin. Sedangkan Fino hanya mengehela nafas kecil.

"Ayo, pulang Fin. Udah selesai kan urusan kalian?"

"Udah kok." Fino berdiri dari duduknya. "Bentar ya, aku ke toilet dulu." Lanjutnya.

"Oke." Jawab Gavin.

Kemudian saat ini hanya tersisa mereka berdua di meja itu. Gavin duduk di kursi yang sebelumnya di tempati Fino. Kini dia duduk berhadapan dengan Samuel.

"Makasih, karena udah menjaga Fino selama gak ada gue." Ujar Gavin.

"Gue ngelakuin itu karena gue sayang sama Fino, jadi Lo gak perlu bilang makasih."

Partner Sex 🔞 [GEMINIFOURTH] √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang