一 Karnaval Musim Panas Terbaik

2 2 1
                                    

Hiruk piruk perayaan karnaval musim panas di Dunddle Town yang menjadi pusat kota dari sebuah negara bernama Osvella, membuat banyak penduduk dari kota lain tergerak untuk memeriahkan acara tersebut. Tak terkecuali, seorang gadis manis dari Buzza Town yang sedang mengendarai wings bike dengan binar mata kagum memandangi dari atas langit.

"Menakjubkan! Inilah karnaval yang sesungguhnya, penuh dengan hal-hal menyenangkan." Serunya penuh semangat. Gadis itu pun memutuskan untuk berkeliling sebentar, menikmati suasana riuh yang terlihat mengasyikkan.

Karnaval diadakan di sebuah Ring Tower super megah dengan halaman hijau yang sangat luas, ada berbagai rangkaian karnaval yang sudah selesai dilakukan dan saat ini sedang berlangsung sebuah penampilan musik dari musisi muda populer tahun ini, G.B. Aster. Konon katanya, hampir semua kalangan gadis di Osvella menyukainya karena selain wajahnya yang tampan, makna dari lagu-lagu yang ia buat pun selalu dapat tersampaikan dengan baik.

Banyak pula anak-anak yang ikut memeriahkan dengan menghiasi wings bike milik mereka dan juga melakukan formasi tarian di udara menggunakan airboard. Lalu sebentar lagi akan ada pesta lemparan water bubbles dengan berbagai macam warna saat hujan buatan diturunkan nanti, ini merupakan salah satu kegiatan karnaval yang paling ditunggu-tunggu oleh kebanyakan kalangan karena dianggap sebagai puncak acara karnaval.

Setelah berkeliling selama 30 menit, gadis itu pun perlahan mulai mendaratkan wings bike-nya tepat di depan halaman aula, senyumnya terpatri lebar menatap takjub pada satu arah.

"Apakah itu benar-benar Aster?! Wah sungguh! Ini adalah karnaval musim panas terbaik selama 19 tahun aku hidup. Dunddle Town memang luar biasa!" Serunya tak henti memuji.

Kepalanya menengadah, menelisik balon-balon besar yang mengambang tak terlalu tinggi dari puncak tower. Ketahuilah bahwa itu bukan sekedar balon biasa, itu adalah toko-toko yang menjual berbagai macam barang aksesoris serta kudapan lezat dengan visualisasi yang menggiurkan.

"Bagaimana bisa aroma roti madu ini mengambil alih atensiku dari seorang Aster? Harumnya membuatku merasa lapar, haruskah aku mencobanya?" Gumamnya dengan langsung menaiki wings bike-nya kembali, berniat untuk ikut bergabung dalam antrian vertikal yang menjulang tinggi,  pastinya tak sampai melewati batas jalur udara.

Namun aksinya itu harus terhenti karena sebuah layar biru tembus pandang yang biasa disebut dengan Ziu Screen tiba-tiba muncul di hadapannya, menampakan seorang laki-laki setengah baya dengan wajah jengkelnya.

"Aku tahu kau akan singgah ke tempat itu, Shui. Ya baiklah, mari kita lupakan semua tentang clone, nut healer, dan perihal lainnya. Apakah kau sedang bergembira sekarang?" Gadis itu menelan ludahnya yang tertahan, ia tahu bahwa pertanyaan itu adalah kalimat sarkas untuknya.

Ia benar-benar merasa amat ceroboh sekarang, bisa-bisanya ia lupa dengan tujuan utama perjalanan jauhnya ini.

"Maafkan aku, Paman. Aku hanya mampir sebentar saja untuk makan siang, sungguh. Tidak perlu khawatir, aku akan segera sampai." Sahutnya mencoba mengakhiri pembicaraan secepat mungkin.

"Tidakkah kau terlalu beromong kosong? Kau harus tahu bahwa kacamata yang sedang ku pakai ini dapat menganalisis karangan bodohmu itu."

Gadis bernama Shui itu menghela nafasnya sejenak, otaknya seketika tak dapat bekerja dengan baik. Di saat seperti ini, yang bisa ia andalkan hanyalah sikap pengalihannya.

"Wah! Benarkah? Keren sekali kacamatamu, Paman Rigor! Bisakah aku mendapatkannya juga?"

Paman Rigor hanya menatap jengah, tak lama kemudian suaranya kembali mengudara. "Apa kau tahu bahwa sikapmu sekarang terlihat sangat menyebalkan?"

"Ah, aku baru mengetahuinya sekarang. Terima kasih telah mengatakannya, Paman. Aku akan mulai memperbaiki diriku."

"Haruskah aku menghubungi ibumu setelah ini?" Tanya Paman Rigor menanggapi sikap sok polos dari gadis itu.

"Tidak perlu seperti itu, Paman. Aku akan bersiap-siap sekarang."

"10 menit. Ku tunggu di Paviliun Barat."

Shui melebarkan matanya, keningnya berkerut heran.
"Tidakkah itu waktu yang mustahil untuk ku tempuh? Wings bike ini keluaran satu windu yang lalu, pegasnya sudah tidak se---"

"Baiklah, 5 menit." Layar pada Ziu Screen pun kembali menjadi biru polos seperti awal, itu karena Paman Rigor telah menutup pembicaraan tersebut dengan kalimat akhir yang mengesankan.

Lebih tepatnya, Shui benar-benar terkesan dengan sikap tegas sang paman yang terlihat menyebalkan di matanya. Tanpa aba-aba, gadis itu pun segera bergegas pergi meninggalkan area karnaval yang semakin padat.

Ia mengaktifkan mode boost pada wings bike-nya untuk menambah laju kecepatan yang ia tempuh, "Huh... Ini akan menjadi perjalanan panjang yang melelahkan, 5 menit itu benar-benar hal gila! Bagaimana bisa ibu mengirimku untuk menjadi asisten paman berisik itu? Lebih tidak masuk akal lagi karena paman itu adalah ilmuan terpandang di negara ini!" Gerutunya sebelum menginjak pedal dengan kecepatan penuh.



꙳⸌𖤐⸍꙳ -アワです

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 12 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Life is A LieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang