"Yeah!" akhirnya perkerjaanku beres juga. Setelah sepanjang hari berkutat dengan dokumen-dokumen ini akhirnya sore ini aku bisa bebas. Tepat setengah jam sebelum waktu keluar kantor aku berhasil membereskan semua pekerjaanku. Hatiku merasa lega karena hari ini aku bisa pulang lebih awal. Pikiranku langsung membayangkan istriku, Farah, di rumah. Ia pasti akan sangat gembira karena aku bisa keluar tepat waktu. Maklum saja, beberapa hari belakangan aku selalu pulang telat karena pekerjaan pada akhir bulan memang selalu menumpuk.
Namun, tiba-tiba terdengar suara dentingan dari lift yang terbuka. "Ting" di dalam lift aku melihat ada seorang wanita yang usianya kurang lebih sepantaran denganku tengah memegang telepon genggam dan berbicara di telepon. Wanita itu tidak lain adalah atasanku, Jessica. Mataku pun langsung tertuju padanya. Pandanganku terus tertuju padanya seolah-olah ada magnet yang membuatku tak dapat melepaskan pandanganku dari dirinya.
Jujur saja selama ini aku sangat terpesona oleh Jessica. Wajahnya yang cantik dan didukung dengan tubuh yang seksi menjadi daya tarik dari Jessica. Meskipun aku sudah punya istri yang sangat kucintai, tapi tetap saja naluriku sebagai laki-laki selalu tidak dapat lepas dari wanita cantik dan seksi. Bisa dibilang aku itu pengagum rahasianya.
Jessica pun kemudian melangkahkan kakinya keluar dari lift dan berjalan melewati depan mejaku menuju ruang kerjanya. Tampaknya ia sedang berbicara di telepon dengan seseorang, "Maaf pak, tadi saya di dalam lift. Iya pak, boleh. Gak masalah nanti saya siapkan. Saya pas..."
Jessica pun melewatiku dan langsung masuk ke dalam ruangannya. Kini, Jessica pun hilang dari pandangan. Pembicaraannya dengan lawan bicaranya di telepon pun tidak dapat kudengar lagi. Namun, aku yakin mereka sedang membicarakan urusan pekerjaan.
Karena semua pekerjaanku sudah selesai, maka aku memilih untuk membereskan meja kerjaku. Kutata kembali meja kerjaku agar terlihat rapih. Semua kertas-kertas yang tersebar di mejaku pun telah kutata rapih. Akhirnya mejaku sudah rapih dan siap untuk pulang. Namun, waktu masih tersisa sekitar 15 menit lagi sebelum aku dapat keluar dari kantor. Oleh karena itu, aku dan rekan kerjaku yang lain pun saling bercengkrama sambil menanti waktu untuk pulang.
Ketika aku sedang asyik mengobrol, tiba-tiba saja pintu ruangan Jessica pun terbuka. Jessica kemudian berdiri di depan ruangannya dan memanggil namaku, "Lex, sini sebentar!"
"Ah ada apa ini? Kenapa aku dipanggil? Jangan-jangan ada kerjaan lagi."
Dan, benar saja dugaanku. "Lex sori, kamu hari ini bantuin aku yah. Aku perlu berkas-berkas ini," ucap Jessica sambil menyerahkan secarik kertas berisikan catatan berkas-berkas yang perlu aku cari. "Tolong yah, nanti kalau udah bawa kesini yah. Thanks."
"Baik bu," ucapku tanpa bisa membantah.
"Sial! Kenapa harus aku sih?" ucapku dalam hati. Gagal lagi deh niatku buat menyenangkan hati istriku. Aku pun segera keluar dari ruangannya. Ketika aku keluar, semua rekan kerjaku yang lain sudah tidak ada. Tampaknya mereka sudah pulang dan hanya tersisa aku sendiri. Aku kemudian menyempatkan diri untuk memberi kabar kepada Farah, namun sayang panggilan teleponku tidak diangkat. Akhirnya kuputuskan untuk meninggalkan pesan agar ia tahu kalau aku akan lembur dan pulang telat.
Setelah itu aku langsung menuju ke ruangan penyimpanan berkas. Ruangan itu cukup luas dan isinya hanya berkas-berkas perusahaan yang penuh dengan debu. Tanpa membuang-buang waktu lagi aku langsung memulai pencarianku. Aku berharap pekerjaan ini dapat aku selesaikan dalam waktu singkat. Namun, semua itu hanya mimpi. Aku menghabiskan waktu dua setengah jam di dalam sana untuk mengumpulkan semua berkas-berkas yang ada di dalam daftar.
Huft, rasanya lelah sekali. Padahal kalau dipikir-pikir ini bukan pekerjaan yang perlu menggunakan otak untuk menyelesaikannya. Tapi ternyata pekerjaan ini tidak kalah melelahkannya dengan pekerjaanku siang tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perselingkuhan Panas Dengan Bos Cantik
RomanceJessica, seorang wanita yang cantik, elegan dan mempesona. Tapi, sangat disayangkan kisah bahtera rumah tangganya tidak secantik itu. Ia harus menerima kenyataan pahit kalau suaminya berselingkuh di belakangnya. Hatinya hancur, namun untungnya ada A...