Gerry memberitahu ke Jorgie soal Indah

88 53 12
                                    

Setelah pertengkaran antar keduanya selesai, Gerry memberitahukan kepada Jorgie soal kematian Indah.

Kini mereka berada di tempat ramai, mereka ketemuan di bintang Paris untuk berbicara secara empat mata.

Sebelum jorgie pergi ke bintang Paris sempat jalan berdua bersama Shelsea di sebuah taman, mereka jalan - jalan, makan berdua dan berbelanja juga.

Jorgie hari - harinya di penuhi dengan Dejavu, setiap jalan sama cewek baru maupun mantan pacarnya dirinya ingat pernah jalan sama indah.

Sehabis jalan - jalan sama Shelsea, dirinya ke bintang Paris untuk ketemuan sama Gerry.

"Bro! Gimana kabarnya?" Tanya Gerry.

"Aku baik - baik saja ger, ada perlu apa ger membuat aku datang kemari?" Tanya Jorgie.

"Ouh iya bro, sebelum indah pergi adek aku indah menitipkan surat ini untuk kamu jorgie." Sahut Gerry.

"Ha? Indah pergi kemana memangnya?" Jorgie bertanya - tanya soal keberadaan indah.

Gerry menyerahkan surat ini untuk Jorgie, sambil menghela nafas panjangnya itu dengan menahan air mata yang dari kemarin sempat kering.

Dear Jorgie Kasenda,

lelaki yang saat ini mencintaiku, yang saat ini ku cintai begitu besarnya namun tidak melebihi besar cintaku pada penciptaKu, kau tak perlu khawatir akan apapun tentang bagaimana rasaku padamu, cinta dan setiaku telah seutuhnya ku berikan untukmu, dariNya kebesaran cinta oleh manusia diberikan untukmu melalui diriku, jadi sudahkah kau bersyukur denganku saat ini?

Meski hari esok tak juga pasti, namun aku percaya seutuhnya cinta dan setiamu juga telah kau berikan untukku, aku tahu kau telah melakukan banyak hal untuk bisa segera memintaku dengan baik pada kedua orang tuaku untuk bisa kau bawa aku pergi dan tak lagi akan kau lepaskan.

Aku tahu pula, keadaan yang tak mendukung kita untuk selalu bertatap muka saat ini adalah keadaan yang baik karna kau sedang sibuk memperjuangkan kita untuk bisa segera bersama, kau menyibukkan diri dengan bekerja keras untuk masa depan bersama, aku tahu meski kau tak banyak bicara.

Aku juga tahu meski kau dan aku tak banyak berucap saat obrolan berlangsung namun sejatinya kau dan aku menyimpan banyak cerita untuk dibagi bersama, namun kita memilih menunggu waktu yang tepat untuk berbagi segalanya, waktu dimana kau dan aku menjadi satu dalam partner hidup masa depan.

Kau selalu berkata untuk tak perlu khawartir akan hari esok karna jika memang Tuhan berkehendak kita menjadi satu maka sungguh caranya sederhana karna sejatinya jodoh itu sederhana datangnya, meski sekuat apapun kita menginginkan jika bukan dia yang berkehendak maka tak akan terwujud, namun selemah apapun kita jika memang Tuhan ingin maka pasti terwujud. Akupun yakin!

Tak banyak yang ku takutkan dalam hubungan kita karna bagiku jika memang kau dan aku pantas! maka tak ada dari kita yang akan berpaling kecuali takdir membuat kita tak bersatu, aku hanya takut tak bisa menjadi wanitamu dalam wujud nyata, menjadi utuh di sampingmu mendampingi dirimu setiap hari, karna hari esok aku tak bisa menjamin hari-harimu akan selalu ada aku, hidup itu sekali dan kematian tak pernah ada yang tahu, semua adalah rahasia Allah sama hal dengan jodoh dan rezeki, menjadi misteri Tuhan yang entah kapan, dimana, dan bagaimana datangnya kepada kita, namun itu pasti terjadi.

Maaf jika sempat aku tak menjadi wanita terbaik untukmu dan terima kasih untuk kasih juga cinta yang kau beri untukku.

Dengan sengaja ku tuliskan surat ini untukmu, bukan ingin membuatmu khawatir hanya saja agar kau ingat bahwa jika suatu hari aku pergi dengan tiba-tiba, tanpa suara dan tanpa pamitan padamu aku berharap kau sempat membaca segala isi dalam surat terakhirku ini, ingatlah bahwa “ Aku mencintaimu kemarin, sekarang dan nanti “ meski nantinya aku akan lebih dulu menghadapnya, percayalah cinta kita sejati.

Dusk That's Over (Sudah Terbit) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang