Satu tahun telah berlalu.
Kini Zarina berdiri di depan cermin, mengenakan seragam Lothlorein High School, sekolah elite swasta yang sangat terkenal di Indonesia. Seragamnya tidak seperti putih abu-abu sekolah biasa - ini lebih mirip dengan seragam drama Korea yang sering ia tonton; blazer biru dongker, dasi pita, dan rok lipit warna abu gelap yang jatuh tepat di atas lutut.
"Kemarin sudah berlalu, esok belum tiba... dan sekarang aku harus melangkah, mengubah hidupku."
Itulah mantra penyemangat yang selalu Zarina ucapkan setiap pagi. Ia menarik napas panjang, lalu mengambil tasnya dan keluar dari kamar.
***
Begitu memasuki area sekolah yang luas dan mewah, deretan mobil mewah, taman rapi, dan bangunan sekolah yang menjulang menyambutnya. Namun sebelum sempat berjalan lebih jauh, seseorang menggenggam tangan Zarina dari samping.
Zarina menoleh.
Senyumnya merekah ketika melihat wajah cerah Alfarezza. Pemuda itu masih sama seperti dulu - dengan aura tenangnya yang seolah tak tergoyahkan oleh dunia.
"Seragam nya cantik kan?" Tanya Alfarezza pelan. "Tapi lebih cantikkan kamu sih."
Zarina tertawa kecil, lalu melirik ke sekeliling. Gadis-gadis di sekolah ini terlihat stylish, tinggi-tinggi, dan penuh percaya diri.
"Di antara semua gadis cantik di sekolah ini, nggak ada satu pun yang coba deketin kamu?" tanya Zarina sambil mencondongkan kepala penasaran.
Sebelum Alfarezza sempat menjawab, seseorang di sampingnya menyambar lebih dulu.
"Satu Jakarta juga tahu kebucinan Alfarezza ke lo, Ri. Yakali masih ada cewek yang nekat ngedeketin cowok bucin kek dia" ucap seorang pemuda tinggi berambut gelap yang berdiri santai di sebelah mereka.
Levino. Sahabat dekat Alfarezza - dan kini juga satu SMA dengan mereka.
Alfarezza hanya tersenyum tanpa membantah.
Zarina mengerucutkan bibir, pura-pura kesal. Tapi hatinya tenang. Ini hari pertama di SMA, dan Alfarezza masih ada di sisinya.
Namun di balik semua tawa itu, dunia SMA bukan sekadar kisah cinta manis. Ada persaingan, rahasia, dan orang-orang baru yang siap menguji hati mereka.
Dan cerita pun dimulai.
***
Seorang pemuda dengan seragam putih biru tampak sedang menikmati es krim sambil menyimak obrolan sepasang kekasih di hadapannya. Suasana toko es krim sore itu cukup tenang. Sepulang sekolah, Tristan memutuskan menunggu Dely di halte dekat Lothlorein high School, tetapi begitu bel pulang Lothlorein berbunyi, ia melihat Alfarezza dan Zarina yang keluar lebih dulu daripada Dely, jadi ia memutuskan ikut dengan Alfarezza. Mereka bertiga memutuskan mampir ke toko es krim yang terkenal mahal dan kekinian di sekitar sekolah.
"Mama dan Papa," batin Tristan, memandangi Alfarezza dan Zarina yang sedang bercanda dengan senyum lebar.
Namun, tatapan Tristan yang penuh perhatian tak dihiraukan keduanya. Zarina sedang bercerita tentang kejadian lucu di kelas, dan Alfarezza mendengarkan sambil sesekali mengusap rambut gadis itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Skylove 2 : You're My Love
Roman pour Adolescents"Langit selalu menjadi saksi tentang cerita kita, tentang kesedihan, tentang kerinduan, tentang penderitaan, tentang kenangan kita, tentang semuanya"