Rotasi

Prologue

•••

"Eh, lo yang kemaren, kan! Jangan kabur lo!"

Siapa juga yang mau kabur? Batinku malas. Seruan itu berasal dari Haidar—lelaki yang kemarin. Ia tergopoh-gopoh menghampiriku dengan kaos oblong serta sendal jepit. Sama sekali tak mencerminkan identitasnya sebagai pegawai perusahaan besar yang identik dengan kemewahan.

Aku bersandar di kap mobil sembari berlagak biasa saja walaupun rasanya seperti mau pingsan. "Kenapa?"

"Ganti rugi! Itu mobil baru gue beli belom ada sebulan udah lo bikin lecet aja. Ntar kalau Kakak gue tau pasti abis gue dicincang."

"Berapa?"

"Gak tau, sih. Belom ke bengkel."

Aku mendengkus kesal. "Ya udah. Nanti kalau udah ada totalnya kasih tau aja. Saya mau pulang."

"Heh, tunggu dulu!"

Sungguh, aku ingin memukul manusia satu ini. "Apa lagi?"

Haidar mengatakan sesuatu setelah itu, tetapi aku tak bisa mendengarnya dengan jelas. Aku mendadak tercekat. Sekelilingku mulai kabur dalam pandangan. Tanganku sibuk memukul-mukul dada dan aku berusaha meraup oksigen sebanyak mungkin. Dadaku sesak sekali. Tiap debarannya begitu menyakitkan sampai aku tak bisa menyadari apa yang sedang terjadi di sekitar. Aku terlalu fokus pada rasa sakitku. Lalu tak berapa lama kemudian semuanya berubah hitam.

Mungkin benar, aku terlalu peduli pada orang lain sampai tidak peduli bahwa tubuhku adalah tubuh rentan yang tidak bisa dipaksa bekerja terlalu keras. Memikul beban yang terlalu banyak pun tak bisa. Namun, aku dengan arogannya nekat melakukan semua sendiri seperti sosok yang sakti mandraguna. Lantas aku pun harus roboh kembali sebagai konsekuensi. 

[]

Ini sebenernya impulsif banget, tapi ya udah lah. Di KaryaKarsa udah sampe chapter 3 yaaa. Enjoy!

17.11.23