3

41 4 0
                                    

Jo mengernyitkan dahi ketika merasa pusing dan denyut yang langsung terasa di bagian belakang kepala saat mencoba untuk duduk. Pandangannya yang buram berangsur menyesuaikan dengan sekitar, ada celah di beberapa bagian yang mengalirkan cahaya kekuningan. Bau khas tanah basah dan pohon langsung masuk ke paru-paru begitu dirinya sadar berada di tempat yang asing.

Matanya menatap lurus bagian atap yang beberapa genteng nya sudah hilang, menunjukkan dahan pohon yang begitu lebat hingga menutupi cahaya.

Apa terjadi sesuatu selama ia pergi mencari Harua?

Dan juga tempat ini begitu asing untuknya, apa kota Forstburgh memiliki hutan dengan tanah basah setiap waktu? Atau dirinya telah berpindah jauh dari kota Wanock?

Rasa sakit langsung menjalar hingga ke saraf di tiap tubuh begitu dirinya berhasil berdiri, telapak tangannya merasa basah begitu menyentuh lengan yang berdenyut. Ada luka di sana, cukup parah dan ada darah yang mengering di sekelilingnya.

Seseorang mencoba membunuhnya?

Tidak jauh dari tempatnya berdiri ada sebuah lemari tidak layak pakai, tapi bukan itu yang membuat Jo memaksakan tubuhnya untuk bergerak mendekat. Sepasang pakaian hijau mint dan sepasang sandal tipis. Harua. Hanya itu yang ada di kepalanya saat ini.

Apa Harua tinggal di sini? Tapi tempat ini berada di hutan,  dengan langkah terseok Jo mencoba keluar untuk melihat posisinya saat ini. Hamparan pohon cemara yang tumbuh menjulang hingga menciptakan kanopi di setiap sisinya langsung menyambut begitu pintu reyot terbuka.

Tangannya merogoh jaket dan kantung celana, berharap siapapun yang menculiknya tidak mengambil barang berharga yang menjadi satu-satunya harapan ia kembali.

***

"Enggak, waktu itu kami cuma mampir. Terus terang saja, kami nggak begitu memperhatikan sekitar." Keterangan milik Kim Caehyun yang disetujui oleh Lee Chaeryeong membuat Ej lemas, benar-benar tidak ada titik terang dimana Harua berada. Keluarganya masih menunggu hasil pencarian dari kepolisian, ayahnya tidak bisa serta merta meninggalkan perusahaan begitu saja, dan ibunya langsung mengalami syok hingga akhirnya terbaring di rumah sakit hingga saat ini.

Besok sudah masuk satu Minggu setelah perginya Harua, dan ada kemungkinan pihak kepolisian akan menghentikan pencarian dan menjadikan kasus ini sebagai orang hilang menjadi tewas karena kecelakaan ataupun serangan hewan buas. Yang pasti pencarian akan dihentikan dan tidak akan berlanjut kecuali orangtua Harua menyewa detektif untuk kembali menyelidiki.

Space kosong di antara Fuma dan Yuma ia isi, meletakkan sekaleng kopi dan seporsi menu kantin hari ini, Ej mendongakkan kepala menunggu laporan yang lain.

"Rei bilang Harua berbeda kelas saat mereka SMP, jadi nggak dekat." Ada jeda sesaat sebelum ia kembali melanjutkan "Terus juga Rei bilang Harua memang sering izin sewaktu menengah pertama, jadi dirinya kurang tahu sifat serta latar belakangnya."

Sama saja ternyata, harapan mereka satu-satunya justru tidak menunjukkan jalan yang terang, hanya ada jalan buntu.

"Rumahnya juga masih sama, ayahnya belum kembali. Satpamnya bilang kalau semenjak Harua hilang ayahnya lebih sering berada di rumah sakit karena keadaan ibunya yang semakin hari semakin buruk. Ibunya nggak mau makan, jadi tubuhnya makin sakit."

Semuanya menunduk, menerka-nerka dimana lagi harus mencari. Satbury dan Eastburne terlalu jauh jika dilalui dengan berjalan kaki. Sedangkan Harua meninggalkan semua asetnya di rumah sakit. Kecuali pakaian yang ia kenakan hari itu.

"Apa Jo memberi kabar baru?"

"Belum." Nicholas menjawab singkat, kembali menggulir halaman web Facebook sekolah, peserta perlombaan di Eastburne city baru akan kembali hari Rabu, dan Jo baru bisa bergabung bersama mereka di hari itu.

Sejauh ini juga anak itu sudah memberikan kabar melalui grup chat yang mereka buat, tidak ada tanda-tanda Harua di sana. Hanya ada si galak Sam yang terus mengawasi mereka di penginapan sepanjang hari.

"Anak itu sial banget kelihatannya. Sudah baca grup chat? Katanya Jiyoon nggak sengaja mengotori buku sketsanya." Nicholas tertawa membaca bubble chat yang baru saja terkirim. "Mereka nggak bisa makan burger, sumpah kasihan asli."

"Jiyoon?" Alis Fuma berkerut "Shin Jiyoon?"

"Iyalah, memangnya ada berapa Jiyoon di sekolah kita?"

"Bukan begitu, bukannya Jiyoon nggak jadi ikut? Jake bilang Jiyoon mendadak nggak ikut gara-gara jatuh dari tangga."

Satu meja mendadak hening, Maki yang baru saja hendak membalas pesan dari Jo langsung terhenti. Suara notifikasi pesan yang berbunyi bersamaan mengalihkan perhatian mereka.

Jo
Gila banget, aku nggak bisa berhenti ketawa lihatnya 😅

Jo
Tahu nggak katanya ketua taekwondo Yang Jungwon juga kepeleset gara-gara nggak sengaja nginjak kulit pisang yang sama.

Serempak mereka menoleh ke meja di dekat jendela, dimana Yang Jungwon duduk bersama Lee Heesung dengan kotak besar di antara mereka.

___
Halo
Ketemu lagi?

Sejauh ini ceritanya gimana?
Semoga masih suka yaaa^^

Starline [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang