𝐜𝐡𝐨𝐫𝐮𝐬 𝐨𝐧𝐞

374 33 0
                                    

Tolerate it belongs to Taylor Swift

Harry Potter characters belongs to J.K Rowling


"I sit and watch you reading with your head low
I wake and watch you breathing with your eyes closed,
I sit and watch you, I notice everything you do or don't do,
You're so much older and wiser and I."

****


Bukankah dia sangat tampan dengan rambut hitam legam selehernya itu? Dengan seragam Gryffindor yang jauh dari kata rapih, dengan suara tawanya yang mengisi koridor Hogwarts, dengan kenakalannya yang selalu mmengerjai Professor McGonagall?

Dengan semuanya yang dia lakukan maupun tidak, dengan loyal dan royalnya dia kepada para sahabatnya? Di samping itu, aku tahu dia mempunyai sisi yang lebih bijak dariku. Harusnya dia masuk Ravenclaw saja, denganku.

Memiliki semua kesempurnaan itu, Sirius Orion Black, tidak heran memiliki banyak penggemar perempuan di sekolah sihir hebat ini.

Aku bukan salah satu dari mereka, aku bukan penggemar Sirius.

Aku orang yang mencintainya, orang yang menyayanginya, orang yang diam-diam mendoakan masa depannya, orang yang selalu memperhatikan segala tindakannya, orang yang khawatir apabila ia mendapat detensi walaupun Sirius sendiri menanggapi itu sebagai bagian dari hiburan.

Aku ... orang yang akan selalu menyukai bagaimanapun Sirius. Karena dia adalah Sirius Orion Black. Dia orang yang kucintai.

Walaupun, hingga tahun ke enam dia tidak pernah tahu bahwa di salah satu pilar Hogwarts, ada aku yang selalu berharap bisa berjalan bersamanya, tidak usah muluk-muluk menjadi sepasang kekasih, aku hanya ingin sampai lulus nanti, setidaknya bertukar sapa sekali saja.

Aku sangat mencintainya. Dia adalah konstelasiku. Cintaku seluas jahat raya dan isinya.

I love him to the constellations and back.

Namun, aku tidak pernah dirasakan kehadirannya, disadari eksistensinya, bagaimana bisa aku mengharap bintang membalas sapaan ikan di dalam air yang begitu terpesona akan cahayanya?

Aku dan Sirius sangatlah berbeda. Kami memiliki penghalang di mana pun. Namun, aku ingin sekali saja setidaknya menghancurkan penghalang itu untuk bisa berdiri di hadapannya, setelah itu aku tidak peduli apakah benteng akan terbangun antara aku dan Sirius.

Sebelum lulus, demi Rowena yang Bijaksana, biarkan aku membuat Sirius merasakan cintaku untuk sekali saja. Biarkan dia merasakan bahwa ada seseorang yang sangat menginginkannya hingga mengabaikan surga.

•••

"Sophie, bergegaslah ke Great Hall." Aku  mengangguk. Malam ini, seperti biasanya setiap tahun, Hogwarts menerima para penyihir kecil tahun pertama. Aku sangat menantikan hal-hal seperti ini, menyambut keluarga baru. Sangat menyenangkan.

Juga, aku tak sabar melihat wajah antusias dan menyenangkan dari Sirius. Dia pasti akan terlihat sangat manis apalagi saat bersorak. Walaupun banyak yang mengatakan menerima Sirius di Gryffindor adalah sebuah kesalahan karena membuat asrama Godric yang Pemberani itu terlihat seperti tempat penampungan berandalan, tetapi bagiku Sirius memberi banyak euforia masa muda kepada para penghuninya.

Berjalan melewati tangga bergerak, menyebrang ke taman Great Hall, dan memasuki aula besar tersebut, selalu membuatku berdebar. Rasanya masih sama seperti pertama kali aku menginjakkan kaki, melakukan sorting hat, lalu bergabung dengan Ravenclaw.

"Kau lama, sudah hampir waktunya."

"Aku menyapa beberapa lukisan tadi, mereka menyenangkan," balasku sembari duduk di bangku yang masih kosong, di samping Rubel.

"Selalu saja, membuang-buang waktu," gerutunya. Aku tersenyum maklum. Seseorang tidak akan mengerti tentang sesuatu yang tidak mereka lakukan. Aku tidak berwewenang untuk menghakimi dan menilai pandangan Rubel.

Sorting hat di mulai, aku selalu berdiri dan bertepuk tangan saat dari murid-murid itu masuk ke Ravenclaw.

"Rowena's sake! Tiada hari tanpa teriakan gila dari Black! Aku harap tenggorokannya bocor!"

Aku mengedarkan pandangan ke meja anal-anak singa di sana. Terlihat Sirius hampir naik ke atas kursinya karena tahun ini banyak yang masuk ke Gryffindor. Dia sangat senang, aku bisa memahami itu. Dan aku tidak bisa menyalahkan Rubel yang marah karena kenyamanannya terganggu.

Sirius selalu seperti biasanya. Menjadi dirinya. Menjadi seseorang yang paling bersinar seperti mentari hingga aku merasa akan terbakar jika mendekat padanya.

Akan tetapi, aku tahu cintaku harus dirayakan, dan aku rela terbakar menjadi abu untuk itu.

••

"I know my love should be celebrated
But you tolerate it,
I greet you with a battle hero's welcome
I take your indiscretions all in good fun
I sit and listеn, I polish plates until they gleam and glistеn,
You're so much older and wiser and I."

See u in the next chapter!

𝐓𝐎𝐋𝐄𝐑𝐀𝐓𝐄 𝐈𝐓, 𝐒𝐢𝐫𝐢𝐮𝐬 𝐁𝐥𝐚𝐜𝐤 [𝐄𝐍𝐃]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang