Satu

0 0 0
                                    

Uang.. Ya, Uang. Ibaratkan paling berharga untuk semua manusia di dunia, keuntungannya untuk kertas ini memang ya beberapa lah. Terkadang jumlah besar sangat memuaskan dan juga membingungkan untuk di habiskan, terkadang jumlah yang kecil sangat juga membingungkan untuk di habiskan dikarenakan waktu yang semakin berganti satu persatu... Jumlah dari uang ini perlahan punah.. Barang-barang semakin mahal ya.

Itu yang sedang di pikirkan oleh lelaki paruh baya ini, seorang penganguran yang lelah mencari kerja.. Mencuri pun jadi baginya karena dirinya benar-benar kelaparan. Yang bermodal 10 ribu bisa dapat apa coba??? Itu memang sangat sengsara, itu hanya bisa membeli modal pulsa dengan beberapa paket data yang bisa membuatnya menonton film porno. Memang orang tua yang gak ada sedikit kemauan kerja, pria ini mengamuk dan membanting  barang yang ada di di kamar kos nya saat ini.

Pria paruh baya itu, benar ini melancarkan sesuatu tetapi bukan di waktu siang ini. Melainkan malam ini, bagaimana pun... Dirinya akan mendapatkan uang untuk bisa mencukupi nya selamat seminggu gak.. Kalau bisa bisa selama sebulan.

Siangnya..

Beberapa remaja yang sekitar berumuran 19 tahunan dan 20 tahunan mengadakan pertemuan di sebuah cafe, beberapa mereka benar-benar berbincang satu sama lain dikarenakan melepaskan rasa rindu yang sudah lama mereka hadapi. Beberapa berkuliah, beberapa bekerja dan satu hanya belum memiliki kemauan antara keduanya... Zane.. Lelaki berumur 20 ini, melirik ke seluruh orang-orang di cafe. Dirinya menikmati kopi pait yang di pesan olehnya, entah mengapa... Dirinya memang ingin cepat pulang saja jika dirinya serasa tidak ada keinginan atau kemauan juga. Tetapi, dirinya menghadiri tempat ini dikarenakan satu paksaan... Gadis teman kecil dan sahabat satu²nya yang dia miliki.

"Zane... Kamu masih sama aja ya, jangan diam- diam sendiri. Yok, join yang lain".

Lina, Gadis ini hanya beda satu tahun dengannya benar-benar selalu memperhatikan seseorang yang seperti diriku ini. Aku memiliki bentuk yang aneh saat ini jika di bayangkan oleh diriku tetapi, aku tidak tau apa yang mereka lihat dariku... Aku, hanya bisa memikirkan apakah aku pantas di sekitar orang-orang ini... Lina mendekatiku dan meraih tanganku ini. Senyumnya sangat hangat yang hanya bisa membuatku patuh dengannya, aku merasa nyaman.

Ruang cafe yang mereka pesan saat ini penuh dengan canda tawa dan juga beberapa cerita yang cukup melepas rindu mereka masing-masing, Zane hanya duduk diam dan mendengar. Dirinya melirik kearah Jendela dan melihat seorang pria yang sedang berjalan mondar mandir. Janggal tapi, ya sudahlah. Lina benar-benar menjadi primadona dengan gadis² lainnya, aku kenal Lina dari waktu Sekolah Dasar... Ntah mengapa, aku selalu ingin dekat dengannya. Mungkin karena, dirinya yang mengerti diriku dan baik dengan ku... Sesaat aku melirik kearahnya, dia memandang kembali membuatku tersipu sedikit. Tawa kecil itu, membuat hati ku benar-benar berdetak kencang sesaat. Aku bukan lelaki yang cukup, aku tidak pantas untukmu..

**Mereka semua benar-benar menghabiskan waktu hingga waktu malam**

*di malamnya, jam 22:00*

Semuanya berpamitan, Zane yang hendak pulang dengan membawa sepeda motornya. Dirinya mengetahui Lina akan tinggal sendiri menunggu jemputan, Zane tau itu akan baik-baik saja tapi.. Ntah mengapa ada sedikit kejanggalan aja jadi, Zane meminta Lina untuk ikut dengannya. Lina tentu saja mau karena dia tidak ingin lama disini, Zane mengantarkan Lina pulang... Dan... Melirik kearah spion Motornya mendapati seorang pria yang berdiri diam pinggir jalan dengan wajah yang terlihat penuh amarah.. Mungkin, Zane mengetahui recana pria itu... Pria itu ingin melakukan hal yang tidak pantas untuk gadis ini.

Lina yang duduk dan menggenggam erat jaket Zane merasa bahwa Zane ada sedikit perubahan tidak sama seperti dulu. Lelaki yang mengantarkan pulangnya ini.. Benar-benar membuatnya sedikit naik turun akan penasaran. Keduanya tidak berbincang tetapi, Lina merasa nyaman berasa dekat Zane. Tiba sudah di rumah Zane di berikan lambaian tangan dari Lina dan pamitan yang manis.

"Makasih Zane, Hati-hati ya. Eh, jika mau apa kita mau berganti kontak nomor HP? "

.... Zane tidak menjawab. Tetapi, dirinya menganggukkan kepalanya dan melakukan berbagi kontak nomor bersama. Zane memang tidak banyak bicara, Hanya saja dirinya masih kebingungan saja. Lina yang senang dengan deal keduanya masuk ke dalam rumah dan mengunci pagar rumah kembali. Zane merasa bahagia di dalam hatinya Tapi, sesaat dirinya terus diam sejenak. Tanpa banyak potong atau lainnya, dia akhirnya pergi kembali ke rumah. Namun, di tengah perjalanan pulang dirinya berhenti karena ada seseorang di jalanan terbaring. Dirinya beranjak dari motornya dan menghampiri pria tersebut, bukannya dapat yang di ketahui mengapa dan kenapa. Zane malah di cekik di leher yang mengakibatkan dirinya tergantung di tanah dengan pria itu di atasnya.

"Akhirnya.... Jangan khawatir.. Om hanya mau minjam hartamu aja.... Bantu om ya".

Zane mengetahui lelaki ini di jalanan kosong ini, tidak ada yang akan bisa menolongnya. Cengkraman ini sangat kuat... Zane benar-benar perlahan akan kehabisan napas.

"Motor mu bagus juga anak muda, jadi iri... Kalau di jual mayan tuh... Kalah mau, ini badan mu bagus juga... Jadi pengen.. "

Zane semakin kebingungan, Pria ini memang gila... Pria paruh baya itu berpikir bahwa dirinya akan menang tetapi, Zane perlahan duduk. Pria ini kebingungan dan ntah dari mana pukulan itu tiba-tiba muncul dan mendarat di pipi pria tersebut.

Pria ini sangat kebingungan, bingungnya bukan main karena, dirinya benar-benar mencekik Pemuda itu. Namun mengapa, dia bisa-bisa bangkit duduk begitu saja.. Pria itu hanya terduduk di tortoar jalan dan melirik kearah pemuda itu dengan wajahnya memucat secara tiba-tiba.

**beberapa seoang waktu**

Zane menghabiskan hampir 1 jam dirinya menghela nafas dan mengecek rumah terlebih dahulu sebelum kembali ke kamar tidurnya, dirinya melirik kearah kaca menkihat kearah dirinya sendiri.... Wajah pompom. Itu yg dia pikirkan dari pandangan dirinya sendiri. "Aku pengen tidur... ".

Di sisi lain, Pria yang paruh baya itu... Terduduk di jalanan kosong yang sepi. Pria itu tidak berkata-kata, tidak ada bekas luka yang serius juga.. Aneh... Tapi, wajah pria itu memang terlihat sangat ketakutan... Ketakukan yang belum pernah dia alami....

" Aku... aku coba cari kerja aja... Besok.... Mungkin... Beberapa kerja aj... "

Pengangguran itu seperti terkena hijrah, apa yang di lakukan pemuda itu yang sampai membuat pria paruh baya yang punya akal sehat minim itu berubah... Tidak tau... Hanya Zane yang tau...
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

TBC~!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 28 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Insecurity Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang