Part 1 & Selesai

136 7 2
                                    

Senja mulai tiba. Lampu-lampu taman dan jalan satu per satu mulai menyala. Matahari sudah terbenam kini berganti malam. Pria berambut hijau, berotot, tinggi kini duduk di rerumputan bersama dengan wanita yang dicintainya rambut oranye, berkulit putih dan bodygoals. Ia sedang melamunkan sesuatu merupakan impian yang diinginkannya untuk masa depan nanti.

Aku menyukai senja. aku juga menyukai melihat senja ditemani olehmu kamu adalah seorang wanita yang aku cintai sekaligus ingin tinggal bersamamu, menghabiskan sisa hidupku denganmu, bahagia bersamamu, melihat senyummu setiap saat, meskipun kamu memiliki sikap yang sangat galak aku tetap mencintaimu. Hal yang tidak aku sukai adalah ketika raut wajahmu menjadi sedih, aku ingin menjadi pria yang selalu bisa membuat raut wajahmu menjadi bahagia. Bukankah ini suatu impian yang aku ingin wujudkan? Batin Zoro.

Nami memperhatikan Zoro yang sedang melamun, ia mengira pacarnya seperti memikirkan sesuatu maka ia ingin bertanya padanya, sembari ia menggerakkan tangan kanannya ke arah wajah Zoro untuk menghilangkan lamunannya.

"Zoro, kamu mikirin apa?" Tanya Nami sembari menatap Zoro ia penasaran apa yang Zoro pikirkan sekarang.

Zoro menggelengkan kepalanya ia berusaha untuk menutupi apa yang ia pikirkan dari Nami.

"Kepo" Ujar Zoro sambil bercanda untuk mengejek Nami ingin melihat reaksi terhadapnya.

"Eh?!, sekarang kamu main rahasia ya sama aku?! Ujar Nami kaget dengan perkataan nya lalu ia menggembungkan pipinya sambil menyilangkan tangannya di dadanya.

Zoro terkekeh melihat reaksi Nami yang menggemaskan, melihatnya merajuk padanya ia semakin ingin mencubit pipinya. Kemudian ia mengulurkan tangan kanannya untuk mencubit pipi kanan Nami dengan lembut.

"Lucu" Ujar Zoro sembari menatap Nami dengan tatapan mata yang penuh kasih sayang padanya.

Nami semakin merajuk padanya karena mencubit pipinya dan tidak ingin memberitahu apa yang Zoro pikirkan barusan.

"Tau ah, kamu nyebelin" Ujar Nami memalingkan wajahnya tidak ingin menatap Zoro.

Zoro menghela nafas pelan, melihat Nami memalingkan wajah darinya. Ia meraih wajah Nami untuk memutarkan ke arahnya agar bisa menatap kembali wajah Zoro.

"Denger ya, sekarang gua tanya ke lo apa impian lo di masa depan?" Ujar Zoro masih memegang wajah Nami dengan tangan kanannya sembari menatap Nami.

"Impian seperti apa?" Tanya Nami sembari menatap kembali ke wajah Zoro.

"Impian lo sama gua nanti di masa depan kayak apa, apa yang lo harapin sama gua nanti. Gua penasaran" Ujar Zoro mengulangi kata-katanya ia masih penasaran dengan jawaban Nami.

"Hm.... Apa ya?" Ujar Nami yang mengejek Zoro ingin membuat Zoro semakin penasaran dengannya.

Zoro mengeritkan keningnya mata yang menyipit sembari menatap Nami, ia sedikit terlihat seperti merajuk kepada Nami.

"Haha, kok mukanya kayak gitu" Ujar Nami terkekeh pelan sembari menutup mulutnya dengan satu tangan saat ia melihat ekspresi wajah Zoro terlihat berbeda dari biasanya.

"Habisnya lo ngeledek, gua lagi serius tau!" Seru Zoro memalingkan wajahnya karena Nami menertawakannya.

"Okay-okay, impian aku bisa hidup bersamamu selamanya, menimang buah hati, aku pengen jadi ibu dan kamu jadi ayah" Ujar Nami ia melebarkan senyumnya sembari menatap Zoro.

Kini detak jantung Zoro sangat berdebar kencang, matanya berkaca-kaca, kedua tangannya gemetar, ia merasa sangat bahagia apa yang dikatakan Nami tentang impiannya sama dengannya.

"Nam, lo serius?!" Tanya Zoro ia ingin memastikan jawaban Nami benar-benar nyata.

"Aku serius sama jawaban yang aku kasih tau ke kamu, aku ga mungkin bohong" Ujar Nami.

Setelah mendengar perkataan Nami, Zoro melingkarkan lengannya ke tubuh Nami agar mendekat ke arahnya seolah-olah membawa Nami ke pelukannya. Ia mengeratkan pelukannya ke tubuh Nami. Kemudian mencium kepala Nami setelahnya ia menarik bibirnya dari kepala Nami, pelukannya masih dilakukan oleh Zoro.

Nami yang merasakan kehangatan pelukan Zoro, sentuhan bibirnya di kepala ia tersenyum lebar membalas kembali pelukan Zoro kemudian ia membenamkan kepalanya di dada pacarnya seolah-olah menyandarkannya disana.

"Terima kasih Nami" Ujar Zoro dengan suara hangatnya.

Pelukan hangat yang mereka lakukan saat ini sangat berarti pasangan seperti mereka.

Selesai.



Pembicaraan kita saat senjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang