"Bacot."
Gojo mengumpat keras di hadapan seluruh keluarganya. Menatap mereka dengan tatapan malas. Coba tebak topik hari ini?
Ya. Benar.
~Gojo Satoru menikahlah~
Bacooot.
Itu umpatan paling kasar yang pernah gojo lontarkan ke keluarganya. Tapi keluarganya seperti tak pernah menyerah dengan hal itu dan terus saja menyuruhnya menikah.
"Satoru.." Ayahnya menghela nafas. "Keluarga kita sangat besar. Tapi cuma kau penerus satu-satunya. Jika kau tak menikah, siapa kelak yang akan jadi penerusmu?"
"Kau kira aku peduli?" Gojo mendelik.
"Satoru-!" Kini ibunya yang memperingati. Menatap tajam anaknya yang sudah berlaku tak sopan. "Setidaknya peduli lah sedikit pada keluarga mu. Kalau pun kau tak mau mengurus anakmu, biarkan kami yang-"
"Aku tak mau." Gojo berdiri dari tempat duduknya. "Sampai kapanpun aku tak mau punya anak. Mereka menggelikan." Ia lanjut beranjak keluar dari tempat itu. Meninggalkan keluarga besarnya yang sebagian menatap tak suka padanya.
.
.
.Gojo Satoru. Anak tunggal pewaris dari klan Gojo. Memiliki banyak aset harta dan perusahaan. Terlihat seperti kehidupan yang sempurna bagi Satoru. Ia tak perlu merasakan lelahnya ber panas-panasan sambil membawa surat lamaran kerja di usia mudanya.
Namun entah apa yang merasuki nya hingga dia begitu menentang perintah ayahnya untuk menikah. Jangankan menikah, membawa perempuan barang satu kali saja ke rumah itu dia tidak pernah. Beragam perjodohan sudah orang tua nya lakukan. Namun semuanya gagal dan para calon menantu nya mengalami trauma. Entah apa yang Gojo lakukan. Padahal kini usianya sudah mencapai kepala tiga. Sudah seharusnya ia berhenti bermain-main. Yang jelas Gojo benar-benar membuat ayah ibunya putus asa.
Sebenarnya bukanlah menantu yang mereka cari, melainkan penerus. Mereka tak peduli orang macam apa yang akan menjadi pendamping Satoru nantinya. Selama dia bukan kriminal dan bisa menghasilkan keturunan, orang tua Satoru tak akan terlalu mempedulikan statusnya. Siapapun bisa menjadi pendamping Gojo selama Gojo tak mempermasalahkannya.
Namun saat orang tua memberikan lampu hijau, kenapa malah Satoru yang terus menyalakan lampu merah? Kenapa dia sangat tak ingin punya anak padahal Satoru tak akan di bebankan tanggung jawab apapun jika anaknya lahir nanti.
"Anak itu membuatku pusing." Kepala keluarga Gojo yang sudah usia lanjut itu memijit kepalanya yang sedikit berdenyut. "Coba hubungi Nanami. Barangkali dia bisa membujuknya."
"Nanami-san sedang ada urusan mendadak di rumah sakit. Mungkin nanti malam dia baru bisa kesini." Salah satu keluarga mereka menyahut.
"Baiklah. Bilang padanya aku menunggunya malam ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Pulchritude |GoYuu| END |
RandomDi jodohkan cuma demi menghasilkan keturunan, Gojo melampiaskan semuanya pada pasangannya, Yuuji. Entah itu hasrat, kemarahan, cinta dan kasih sayang. this is GoYuu. bl. yaoi. ok? Pict from pinterest