FALLEN SNOW : PART 01

25 1 0
                                    

✼  ҉  ✼  ҉  ✼ ✼  ҉  ✼  ҉  

Winter, 2013

"Zhan, besok aku ingin menyatakan cinta padamu. Aku serius!" suara lantang seorang anak lelaki yang berada di sampingnya, membuat Xiao Zhan yang masih asik menikmati pemandangan langit musim dingin itu langsung menoleh ke arahnya dengan cepat. Dan menatap anak lelaki yang duduk tepat di sebelahnya itu lekat-lekat nyaris tanpa berkedip.

"Jadi, jika kau ingin menjadi kekasihku, datanglah ke sini jam 5 sore besok. OK?" Wajah Xiao Zhan seketika merona merah. Ekspresi kaget bercampur malu pun mendominasi wajah manisnya itu. Namun, dengan susah payah ia berusaha menyembunyikannya agar tidak terlihat memalukan.

"A-apa maksudmu? Aku tidak mengerti." Hanya ingin memastikan saja. Apa maksud dan tujuan anak lelaki itu sebenarnya? Sekaligus juga memastikan bahwa dirinya memang tak salah mendengar.

"Datang saja besok. Kau pasti akan mengerti." Anak lelaki itu pun tersenyum simpul lalu berdiri dari tempatnya. Kemudian, menepuk-nepuk celananya sebentar untuk membersihkan debu yang mungkin menempel dari bekas lantai kuil yang telah ia duduki baru saja.

Anak lelaki itu kemudian mengambil sesuatu dari dalam saku celananya.
"Ini untukmu." Ternyata ia memberikan sebuah kartu ucapan bergambar boneka salju yang telah ia gambar sendiri sebelumnya untuk Xiao Zhan.

Dengan ragu-ragu Xiao Zhan mengambil kartu ucapan itu dan tanpa bersuara sedikitpun. Hanya menatap serius pada anak lelaki itu. Sembari meyakinkan dirinya sendiri untuk akhirnya mau menerima kartu ucapan itu.

"Ingat, ya! Jam 5 sore tepat. Jangan lupa!" Anak lelaki itu kemudian berlari meninggalkan Xiao Zhan yang masih terdiam di tempatnya.

"Aku akan menyiapkan sesuatu yang indah dan spesial untukmu! Tunggu saja!" teriaknya lagi dari kejauhan sembari melambaikan tangannya. Sebagai isyarat bahwa ia akan pergi. Sebelum akhirnya ia benar-benar tak terlihat dan menghilang di belokan jalan.

Dan di sana, Xiao Zhan masih tak bereaksi. Ia masih menatap si anak lelaki itu dan kartu ucapan yang kini berada di genggaman tangannya secara bergantian. Jadi, apakah ia harus membaca isi kartu ucapan itu sekarang?

"Menyatakan cinta? Sesuatu yang spesial?" gumam Xiao Zhan lirih di tengah kebingungan yang melandanya.

•÷•÷•÷•÷•÷•÷•÷•÷•÷

"Ibu! Aku pergi dulu, ya!" pamit anak lelaki itu tergesa-gesa sembari membawa sebuah benda kecil yang berbentuk seperti lonceng kuil dengan sebuah tali yang menjuntai ke bawah di tangannya. Dengan cepat, ia segera bergegas memakai sepatunya. Kemudian, berlari dengan cepat keluar rumah dan melesat pergi. Melupakan ibunya yang bahkan belum sempat menjawab dan memberikannya izin untuk pergi.

Tepat jam setengah 5 sore, anak lelaki itu pun sampai di depan kuil yang akan dijadikannya tempat untuk menyatakan cintanya pada Xiao Zhan. Dan hari ini ia akan mengungkapkan seluruh perasaannya itu pada orang yang begitu ia kagumi selama ini.

Dengan perlahan dan hati-hati, ia kemudian menaiki sebuah pohon yang cukup tinggi yang berada tepat di depan kuil itu. Ia benar-benar sudah menyiapkan segalanya dengan detail dan sesempurna mungkin. Ia bahkan juga sudah menyiapkan skenario yang akan ia gunakan untuk menyatakan cintanya pada Xiao Zhan, sahabat masa kecilnya itu.

Benda kecil yang berbentuk seperti lonceng tadi, berisikan potongan kertas putih yang telah ia gunting sendiri hingga berukuran sangat kecil. Dan saat ia akan menyatakan cintanya nanti, ia akan menarik tali yang menjuntai ke bawah itu untuk membuat loncengnya terbuka. Hingga semua potongan kertas kecil tadi akan jatuh berhamburan ke bawah.

Benar. Seperti turunnya hujan salju yang diinginkan oleh Xiao Zhan.

Namun, di luar prediksinya. Secara tak sengaja ia malah menginjak ranting yang salah. Ternyata ranting itu rapuh dan tak cukup kuat untuk menahan berat tubuhnya. Hingga akhirnya membuat anak lelaki itupun terjatuh dan terjun bebas ke tanah. Cukup keras, terlihat darah segar yang kini mulai mengalir keluar dari kepalanya karena menghantam tanah terlebih dulu.

Xiao Zhan yang baru saja tiba dan menyaksikan hal itu langsung berlari dengan cepat. Ia benar-benar ketakutan dan tak percaya dengan apa yang telah dilihatnya.
"Yibo, bangun! Cepat bangun! Yibo! Aku mohon. Jangan seperti ini! Jangan tinggalkan aku!" Wajah sendu dan suara Xiao Zhan yang menangis terisak memanggil namanya adalah wajah terakhir yang ia lihat dan juga menjadi suara terakhir yang ia dengar. Sebelum akhirnya semua berubah menjadi hening, kabur dan menggelap.

✼  ҉  ✼  ҉  ✼ ✼  ҉  ✼  ҉  

- TO BE CONTINUED -

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 22, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

FALLEN SNOW FOR YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang