Chapter 1

20 5 4
                                    

"Kok kaget, sih?" tanya gadis itu lagi dengan penuh kebingungan. "Kata mbak cantik yang disana, lo emang bisa lihat makhluk tak kasat mata. Dari gelagat lo lebih kayak orang yang baru dibukain mata batinnya."

Juan mengarahkan pandangan ke arah gadis itu menunjuk. Terlihat wanita dengan rambut yang sangat panjang dan sedang duduk di salah satu dahan pohon, mata mereka saling berpandangan lalu ia melambai ke arah Juan. Tidak ada reaksi apapun dari Juan, hingga ia pergi tanpa sepatah katapun.

"Heh, kok cabut gitu aja!?" gadis itu berkata sambil mengikuti Juan dari belakang. Sang pemilik nama tetap tidak menjawab dan berjalan menaiki tangga menuju rooftop sekolah. "Juan?"

"Lo siapa? Sejak kapan ngikutin gue?"

"Nanyanya satu-satu, dong," kata gadis itu lalu mengerucutkan bibirnya, menunjukkan wajah kesalnya. "Kalo kepo sama gue tuh bilang, daripada diem-diem doang daritadi."

Juan memutar bolanya malas. Makhluk astral ini terlalu percaya diri, batinnya.

"Lo sadar kan, lo itu gak punya wujud?" tanya Juan yang dibalas anggukan oleh si gadis. "Gue ngeladenin lo sama aja gue dikira orang gila sama masyarakat."

Gadis itu mengangguk mengerti, "Tapi, lo udah kayak orang gila kok?"

"Hah?"

"Iya, mana ada manusia normal ngikutin cewek orang?"

Ingin rasanya Juan marah, tapi ada benarnya. Tapi tetap saja, maksud awal Juan tidak begitu. Sebelum Juan berbicara lebih lanjut, gadis itu melanjutkan ucapannya, "Sorry banget, tapi gue ngga berniat gangguin lo karena iseng dan kebetulan karena lo bisa lihat gue.."

"Please, gue butuh bantuan lo, Juan Abinawa."

Juan masih belum menjawab, "Oh iya, gue Camellia dan gue ngikutin pas lo dari toilet―"

"Lo ngikutin gue dari toilet?" Juan buru-buru memotong kalimat Camellia, membuat gadis itu panik dan segera menimpali, "Dikira gue cewek apaan!?"

"Terus, maksud lo?"

"Bukan dari toiletnya, maksudnya depan toilet!"

"Hantu mesum!" seru Juan lalu segera pergi dari rooftop menuju ke kelasnya, meninggalkan Camellia yang merasa tidak adil dengan tuduhan tadi.

Se-hantu-hantunya gue, gue juga cewek yang punya harga diri, kali, begitu pikirnya sepeninggal Juan.


















"Juan―"

Hampir saja jantung Juan melompat keluar saat menyadari lengannya digenggam oleh seseorang, mengira itu adalah Camellia. Tetapi, ia berbalik dan menemukan bahwa yang dihadapan dirinya kali ini adalah manusia tulen.

"Tumben ke rooftop," ucapnya. "Disini tuh udah ditutup, gaboleh ada yang masuk lagi."

"Lo sendiri kenapa disini, Na?"

"Ngeliat lo kesini," jawab gadis itu sekenanya. "Kalo orang lain atau guru ngeliat, bisa kena masalah loh."

"Yuk, balik ke kelas," katanya sambil tersenyum, lalu menggandeng tangan Juan. Sementara Juan yang tidak bisa menyembunyikan semburat kemerahan diwajahnya hanya menuruti perkataan gadis berambut pendek itu.



"Suka sama orang itu bisa bikin bego, ya," kata Camellia yang melihat semua adegan barusan.


Lee Nakyung as Kannaya Audree

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lee Nakyung as Kannaya Audree

CamelliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang