BAB 1 : Pengasingan yang Kelam

117 43 11
                                    

Indonesian Version :

Amelia menatap lembayung senja yang berpendar di langit, menenggelamkan warna-warna lembutnya di balik cakrawala. Di depan mata, hamparan hutan yang lebat dan liar menjadi saksi bisu akan takdir yang kini menggantungkan nasibnya pada tempat yang tak pernah ia kenal sebelumnya. Sejak kematian ayahandanya, ia sudah tak lagi merasakan kehangatan rumah, apalagi dekapan penuh kasih dari sang ibu. Ratu Victoria tak berdaya melawan tuduhan yang dijatuhkan pada putrinya oleh Raja Richard—saudara tiri yang dulu pernah ia anggap sebagai pelindung dan sahabat.

Sebelum malam itu tiba, kehidupan Amelia hanya dipenuhi oleh tawa dan harapan akan masa depan yang bahagia di bawah bimbingan Raja Edward. Ia tak pernah membayangkan bahwa sosok yang dulu bersamanya dalam suka dan duka kini adalah orang yang tega menciptakan kisah tragis ini. Tuduhan bahwa ia adalah dalang kematian ayahnya terasa seperti pisau yang merobek jiwanya. Tidak ada kesempatan untuk membela diri, tidak ada yang mau mendengar keterangannya—semua orang memilih percaya pada Raja Richard yang baru saja menduduki takhta.

Amelia berjalan tanpa arah, mengenakan jubah lusuh yang memberatkan langkahnya. Dulu, ia tak pernah keluar tanpa pengawalan ketat, tanpa kereta kerajaan atau pelayan setia. Namun, hari itu ia hanya ditemani bayang-bayang nya sendiri, tenggelam dalam kesunyian yang menyiksa. Hawa dingin mulai merasuk ke tulang, namun ia terus melangkah, meski jiwanya bergelayut antara ketakutan dan kehancuran.

Di tengah perjalanan yang tak berujung itu, Amelia dikejutkan oleh suara dari balik pepohonan. Ia berhenti sejenak, waspada pada segala kemungkinan. Dari antara semak-semak, muncul seorang pria dengan wajah yang tertutup sebagian oleh topi lebar dan jubah gelap. Amelia mundur beberapa langkah, jantungnya berdegup kencang. Ia meraba pinggangnya, mencari apa saja yang bisa dijadikan senjata.

“Jangan takut, aku bukan musuhmu,” ucap pria itu dengan nada yang dalam dan tenang. “Namaku Sebastian, dan aku tahu siapa dirimu.”

Amelia terperanjat. Pria di hadapannya tampak berusia sekitar dua puluh lima tahun, dengan mata yang tajam dan penuh misteri. Meskipun tak mengenakan pakaian mewah, ia membawa aura yang berbeda dari orang-orang biasa yang pernah ia temui. Ada kekuatan dan kedalaman dalam tatapannya, seolah-olah ia mengerti betapa rapuhnya jiwa Amelia saat itu.

“Bagaimana kau tahu siapa aku?” suara Amelia terdengar serak, matanya meneliti setiap gerakan pria di hadapannya.

“Dunia ini bukan lagi tempat yang aman untukmu, Tuan Putri,” jawab Sebastian tanpa ragu. “Aku telah mendengar tentang konspirasi yang menjatuhkan mu. Dan aku di sini untuk membantumu.”

Amelia terdiam, memandang Sebastian dengan penuh rasa ingin tahu bercampur ketidakpercayaan. Bagaimana pria ini bisa tahu segalanya? Di saat seluruh dunia menganggapnya pengkhianat, seorang asing muncul menawarkan bantuan. Amelia merasakan desakan untuk menolak tawaran itu, namun kata-kata Sebastian seakan memberikan harapan yang telah lama hilang darinya.

“Aku tidak tahu siapa yang bisa ku percayai,” bisiknya, hampir terdengar seperti dirinya berbicara kepada diri sendiri.

“Percayalah, Tuan Putri. Aku bukan sekadar seorang pria biasa. Kami memiliki tujuan yang sama—untuk mengakhiri kekuasaan keji Raja Richard dan mengembalikan hakmu sebagai pewaris sah kerajaan,” Sebastian berbicara dengan keyakinan yang tak tergoyahkan.

Setelah beberapa saat hening, Amelia akhirnya mengangguk. Mungkin inilah kesempatan terakhirnya. Dengan hati-hati, ia mengikuti langkah Sebastian yang membawa mereka lebih dalam ke dalam hutan. Malam semakin pekat, dan di tengah gelapnya pohon-pohon yang menjulang, Amelia merasa ketegangan bergulir dalam pikirannya. Setiap detik bersama Sebastian terasa seperti perjudian, namun ia tak punya pilihan lain. Ia hanya bisa mengandalkan naluri yang mengisyaratkan bahwa pria ini adalah satu-satunya jalan yang bisa membawanya pada kebenaran.

Dalam Bayang-Bayang Mahkota Versi Indonesia and English [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang