01

18 3 2
                                    

Enjoyyy

𓆝𓆞𓆟𓆞𓆞𓆟𓆝𓆞𓆟

Apakah kalian percaya dengan makhluk mitologi itu? Seperti siren atau mermaid? Ya setengah manusia dan setengah ikan, aku sungguh penasaran apakah mereka itu nyata atau tidak,aku mencari tahu semua tentang mereka dari membaca buku dan internet. Aku mulai mencari keberadaan mereka dari ujung samudera ke ujung samudera lainnya menggunakan kapal pesiar ku, dengan teliti aku mencari di setiap sudut, ah aku sudah di buat bodoh dengan mahkluk mitologi itu. Kami beristirahat sebentar di tepian sebuah pulau. Saat aku sedang melihat lihat sekitar mataku tak sengaja melihat seseorang tengah duduk di bebatuan besar dan memainkan air menggunakan ekornya, tunggu apa? Ekor? Apakah itu.. Mermaid?! Dengan cepat aku mengambil teleskop ku dan melihat sosok itu dengan jelas.

Aku melongo,terkejut dan diam di tempat beberapa detik, setelah itu aku mengambil kameraku yang tergeletak di dalam,aku berlari menuju ujung kapal ku untuk memotret sosok itu.
Sosok itu memiliki ekor yang indah berwarna biru keunguan dan memiliki rambut pendek yang berwarna biru gelap,aku rasa dia sedang melihat senja. Saat hendak memotret ia melihat ke arahku dengan mimik wajah terkejut dengan cepat aku memotret sebelum ia kembali masuk ke dalam air. Dan benar saja setelah aku memotret nya ia kembali ke dalam lautan yang luas.

"Aku berhasil.. AKU BERHASIL!! MAHKLUK ITU NYATA! " teriak ku kegirangan.

"Apa? Apa? Kau berhasil apa? " tanya temanku yang bernama Niell.

"Bikin kaget saja.. " ujar temanku yang kedua Ted.

"Aku.. Aku menemukannya, mahkluk itu nyata! "

"Langsung ke intinya saja" ucap Ted.

"Mahkluk itu, mermaid! Aku menemukannya! " ucapku kegirangan.

Entah kenapa Ted dan Niell malah saling memandang lalu tertawa terbahak-bahak, ada apa dengan mereka? Apa ada yang lucu?

"Pfftt.. Ahahhaha hahahhahahahaha"
"Hahahahahahahahaha, pasti kau sudah gila sampai sampai kau berkhayal bahwa mahkluk itu nyata.. Ahahahahahaha" ucap Niell kepadaku.

"Kau sudah di buat gila dengan makhluk itu Marven" ucap Ted.

"Aku tidak bohong, baru saja dia masuk ke dalam air, aku punya buktinya" aku melihatkan hasil fotoku kepada Ted dan Niell.

"Apa? Dimana? " tanya Niell.

"Apa kau tidak bisa melihat? " ucap ku.

"Jelas kami tidak bisa melihat, kau memotret nya tapi hasilnya blur" ucap Ted jelas kepadaku.
Aku pun melihat dan benar saja hasil fotoku itu blur.

"Tidak!! " teriak ku, sungguh aku menyesal memotret nya saat aku kegirangan dan tanganku agak tremor.

"Hei tenanglah, lebih baik kita pulang ini sudah hampir larut, aku tak mau terjadi apa apa" ucap Niell.

"Hah.. Baiklah.. " jawabku lemas tak berdaya, rasanya aku ingin menangis.. Huhuuu..
Kami masuk ke dalam ruangan kapal dan mulai melajukan kapal.

𓆝𓆞𓆟𓆜

Keesokan harinya Marven masih merenung di dalam kamarnya, kamarnya begitu kotor seperti kapal pecah, kertas berserakan dimana mana.

"Apa yng harus aku lakukan? Apakah aku harus kembali lagi ke pulau itu? Tapi pulau itu sangat jauhh, aku harus bagaimana?!! " gerutu Marven.
Semalaman ia tak bisa tidur nyenyak, kepalanya penuh dengan makhluk mitologi itu.

Ceklek
Noell membuka pintu kamar Marven dengan perlahan.

"Marven, apa kau masih memikirkan makhluk itu? " tanya Noell.

"Ya, aku masih memikirkan nya" jawab Marven ia mulai frustasi.

"Sudahlah aku rasa kau hanya salah lihat, apa hari ini kau tidak ada kelas? " kali ini Ted bertanya.

"Tidak, aku tidak ada kelas hari ini"

"Bagaimana kalau kita pergi ke pantai? Yaa mencari udara segar, dan menjernihkan pikiran kita hahaha" ujar Noell.

"Hah.. Boleh juga"

"Lihatlah tidak ada semangat hidup di wajahnya" ucap Noell kepada Ted, benar saja wajah Marven begitu murung seakan ada hawa keputusasaan.

"Sudah lah aku ingin bersiap siap" Marven bangkit dari tempat duduknya dan pergi ke kamar mandi guna mempersiapkan diri.

𓆛𓆛𓆛𓆛𓆛𓆛

Kini mereka bertiga telah sampai di pantai, tempat nya begitu indah tak salah jika Noell mengajak Marven kemari. Lautan yang luas dan indah, angin bertiup menyapa kulit mereka bertiga, tak lupa ada beberapa anak anak yang berlarian bermain.

"Ayoo kita main air! " Noell berlari ke bibir pantai.

"Hei jangan lari, kau bisa terjatuh! " tegur Ted.

Ada banyak orang yng melihat ke arah mereka bertiga, kebanyakan wanita yang melihat ke arah mereka bahkan ada yang menggosipi mereka bertiga. Bagaimana tidak, bentuk tubuh Marven dan Ted yang sangat bagus dan wajah yang tampan bak artis itu berjalan santai sambil membawa papan seluncur nya.

Noell sudah duduk di tepian pantai dan bermain air, Ted dan Marven menyusul Noell yang sedang bermain.

"Ombaknya bagus, mau berseluncur? " ajak Marven.

"Ayo, Noell kau jangan berkeliaran mencari janda pirang. Diam disini" ucap Ted, pasalnya Noell suka sekali berkeliaran di mana pun mereka berada, bahkan sampai ada yang mengumumkan di temukan Noell yang sedang jongkok menahan mulas di perutnya.

"Iya iya bawell, sana sana hus" usir Noell.

Marven dan Ted mulai bersiap untuk berselancar,saat ombak datang saatnya mereka untuk berselancar. Sangat menyenangkan dan menyegarkan badan di saat teriknya matahari.
Ted dan Marven menyudahi berselancar mereka dan memutuskan untuk duduk di samping Noell.

Jam berganti jam kini hari telah berganti sore, mereka bertiga masih di pantai untuk melihat indahnya pemandangan itu. Marven duduk di sekitar bebatuan besar, ia kembali teringat oleh makhluk itu, ia yakin bahwa ia tak salah lihat. Ia ingat wajah makhluk itu begitu cantik dan indah, sama cantiknya dengan matahari tenggelam itu.

"Aku tak mungkin salah lihat.. " gumam Marven.
Saat asyik melamun lamunannya dibuat buyar karena ia melihat seperti kepala yang muncul di laut melihat ke arah matahari terbenam.

"Apa itu? " gumam Marven.

"Ahh aku pasti salah lihat.. "
Tapi dilihat lebih jelas ia jadi yakin kalau dia tidak salah lihat. Saat ia menggelengkan kepalanya mahkluk itu menghilang.

"Benar aku salah lihat.. Sebaiknya aku kembali ke apartemen ku" marven beranjak dari duduknya dan mulai meninggalkan pantai itu bersama kedua sahabatnya.

Tbc.

See you in the next chp

I found itTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang